Minggu, 5 Oktober 2025

Gempa dan tsunami Jepang – Cara masyarakat belajar dari gempa satu abad lalu

Walau sejumlah bangunan rusak akibat gempa terkini, mayoritas masih tegak berdiri. Bagaimana mungkin? Jika ditarik ke belakang, keberhasilan…

BBC Indonesia
Gempa dan tsunami Jepang – Cara masyarakat belajar dari gempa satu abad lalu 

Ketika kami akhirnya pindah ke rumah yang dibangun pada 1985, kami mulai memasok makanan dan minuman. Di bawah wastafel kamar mandi kami, berdesakan kotak-kotak karton yang sudah dikemas sebelumnya dengan umur simpan lima tahun.

Ketakutan dan kengerian yang terjadi pada 2011 kembali pada Senin silam.

Namun gempa terbaru ini juga merupakan kisah sukses Jepang yang luar biasa.

Jepang tidak melaporkan kekuatan gempa berdasar magnitudo, namun seberapa kuat tanah bergetar. Skala gempa berkisar 1 hingga 7. Gempa yang terjadi pada Senin di Ishikawa menyentuh skala maksimum, 7.

Kerusakan jalan dan jembatan dilaporkan terjadi di mana-mana. Gempa itu juga memicu tanah longsor di sejumlah wilayah. Namun mayoritas bangunan masih tegak berdiri.

Di kota-kota besar seperti Toyama dan Kanazawa, kehidupan telah kembali seperti sedia kala.

Saya berbicara dengan seorang teman yang tinggal di kota terdekat, Kashiwazaki. “Itu sangat menakutkan,” ujarnya kepada saya.

“Sejauh ini itu adalah gempa terbesar yang pernah saya rasakan. Dan kami harus evakuasi dari pinggir pantai. Tapi kami sudah kembali ke rumah dan semuanya baik-baik saja.”

Pembelajaran dari gempa satu abad lalu

Walau sejumlah bangunan rusak akibat gempa terkini, mayoritas masih tegak berdiri. Bagaimana mungkin?

Jika ditarik ke belakang, keberhasilan teknik konstruksi Jepang sejatinya telah dimulai seabad lalu pada 1923, kala sebuah gempa besar mengguncang Tokyo.

Gempa Besar Kanto, begitu gempa itu dikenal oleh masyarakat Jepang, meluluhlantakkan sejumlah kota di negara tersebut. Bangunan yang terbuat dari bata modern yang dibangun menurut standar Eropa runtuh.

Imbas dari gempa besar itu, pemerintah Jepang untuk pertama kalinya membuat peraturan tentang bangunan tahan gempa. Sejak saat itu, bangunan baru perlu diperkuat dengan baja dan beton. Bangunan kayu diharuskan memiliki balok yang lebih tebal.

Tiap kali negara ini dilanda gempa besar, pemerintah Jepang mempelajari kerusakan yang ditimbulkan dan memperbarui peraturan. Salah satu perubahan besar dilakukan pada 1981 ketika semua bangunan baru diharuskan memiliki tindakan isolasi seismik.

Dan berikutnya, setelah gempa Kobe pada 1995, lebih banyak pelajaran telah dipetik.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved