Konflik Palestina Vs Israel
Krisis BBM, Warga Gaza Terpaksa Pakai Kereta Kuda sebagai Alat Transportasi
Ratusan warga di Jalur Gaza terpaksa menggunakan gerobak yang ditarik kuda dan keledai sebagai alternatif trasnportasi karena krisis bahan bakar.
TRIBUNNEWS.COM - Ratusan warga Palestina di Jalur Gaza terpaksa menggunakan gerobak yang ditarik kuda dan keledai sebagai alternatif trasnportasi di tengah krisis bahan bakar.
Saed Abu Awad dari Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah setiap hari harus bangun pagi untuk merawat kudanya.
Tidak hanya itu, ia juga harus mempersiapkan diri untuk mengangkut penumpang dan barang.
Abu Awad telah memanfaatkan kesempatan ini untuk menghidupi enam anggota keluarganya sejak serangan Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober.
Warga Palestina tanpa ragu-ragu menggunakan transportasi ini untuk mendapatkan bantuan dari beberapa kesulitan yang diakibatkan oleh konflik di Gaza.
Selain digunakan untuk mengangkut para warga, kereta kuda ini juga digunakan untuk mengangkut korban luka dan tewas ke rumah sakit.
Hal tersebut karena kurangnya ambulans akibat serangan yang ditargetkan oleh Israel.
Baca juga: Desak Gencatan Senjata di Gaza, Pendemo Pro-Palestina Blokir Akses Jalan ke Bandara New York dan LA
Satu-satunya Alat Transportasi
Tidak hanya Abu Awad, warga Gaza lainnya juga mengandalkan kereta kuda sebagai alat transportasi untuk memenuhi kebutuhan sehar-hari selama agresi.
Meskipun butuh waktu lama untuk mencapai tujuan, ini dilakukan demi mendapatkan kebutuhan sehari-hari untuk mereka.
Sebuah proses yang terhambat karena menipisnya bahan bakar kendaraan konvensional.
Namun ia tahu ini menjadi beban kerja berat bagi kudanya karena tidak biasa berjalan selama berjam-jam.
Meskipun begitu, ia tetap akan berhenti ketika kudanya telah lelah.
“Saat saya merasa kudanya lelah, saya berhenti bekerja agar tidak melukainya. Saya tidak bisa hidup tanpanya; seperti tangan dan kaki saya saat ini,” katanya, Anadolu.

Meski primitif, biaya angkutan penumpang mengalami peningkatan yang signifikan selama perang.
Sehingga membebani warga yang harus menggunakannya karena kurangnya alternatif.
“Kenaikan empat kali lipat harga pakan ternak, seperti jelai dan jerami, karena agresi," jelasnya.
“Harga per pon jelai dan jerami telah berlipat ganda sekitar 3 - 4 kali lipat karena agresi tersebut, mencapai 25 shekel ($6,88) dari sebelumnya 5 shekel. Selain rasa lelah yang dialami hewan saat berpindah antar lingkungan dan kota,” ujarnya.
Sebagai informasi, dari 7 Oktober hingga 27 Desember, perang Israel di wilayah kantong tersebut telah mengakibatkan 21.110 kematian dan 55.243 luka-luka.
Sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan. Korban jiwa tentara Israel tercatat sebanyak 501 perwira dan tentara, dengan 173 kematian sejak dimulainya operasi darat pada 27 Oktober.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.