Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Saat Ukraina Cari Bantuan AS dan Barat, Putin: Barang Gratis akan Habis

Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bantuan Barat dan AS untuk Ukraina akan segera habis. Perang di Ukraina adalah perang saudara, kata Putin.

Gavriil GRIGOROV / POOL / AFP
Foto yang didistribusikan oleh lembaga negara Rusia Sputnik menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan konferensi pers akhir tahun di ruang pameran Gostiny Dvor di pusat kota Moskow pada 14 Desember 2023. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengklaim bantuan militer ke Ukraina dari negara-negara Barat dan Amerika Serikat (AS) semakin berkurang.

Vladimir Putin mengatakan Ukraina akan segera kehabisan senjata dari negara asing untuk melawan invasi Rusia.

“Ukraina hampir tidak menghasilkan apa-apa, semuanya datang dari Barat, tapi barang gratis suatu hari nanti akan habis, dan tampaknya hal ini sudah terjadi,” kata Vladimir Putin kepada Pavel Zarubin, pembawa acara TV Rusia, Rossiya 1, Kamis (14/12/2023).

Klaim ini menyusul kunjungan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, ke Norwegia dan AS di tengah upayanya mencari dukungan untuk melanjutkan perang mengusir Rusia dari wilayah Ukraina.

Sebelumnya, Vladimir Putin memulai konferensi pers itu dengan mengatakan kedaulatan Rusia berada di bawah ancaman ketika berbicara tentang alasannya menginvasi Ukraina.

Baca juga: Desak AS, Zelensky: Macetnya Bantuan ke Ukraina adalah Hadiah bagi Putin

“Keberadaan negara kita tanpa kedaulatan tidak mungkin terjadi… seluruh negara tidak dapat ada tanpa kedaulatan,” kata Vladimir Putin.

Pavel Zarubin kemudian bertanya, “Kapan akan ada perdamaian?”

Seperti kampanyenya sejak meluncurkan invasi, Putin mengatakan perdamaian dalam perang di Ukraina akan tercapai setelah Rusia mencapai tujuannya.

“Akan ada perdamaian ketika kita mencapai tujuan kita,” kata Putin, dikutip dari RIA Novosti.

“Mereka (tujuan Rusia) tidak berubah. Denazifikasi Ukraina, demiliterisasi Ukraina,” lanjutnya, mengulangi kampanyenya pada 24 Februari 2022.

Vladimir Putin juga ditanya apakah akan ada putaran baru mobilisasi di Rusia.

Sebelumnya, Kremlin yakin Rusia memiliki cukup personel dan bersedia wajib militer saat ini untuk meningkatkan jumlah angkatan bersenjata Rusia menjadi 500.000 pada akhir tahun 2023 ini.

“Mengapa kita perlu mobilisasi? Tidak perlu ada mobilisasi hari ini,” kata Vladimir Putin.

Foto yang didistribusikan oleh lembaga negara Rusia Sputnik ini menunjukkan pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan hakim Mahkamah Konstitusi di Moskow pada 12 Desember 2023.
Foto yang didistribusikan oleh lembaga negara Rusia Sputnik ini menunjukkan pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan hakim Mahkamah Konstitusi di Moskow pada 12 Desember 2023. (Mikhail TERESHCHENKO / POOL / AFP)

Baca juga: Netanyahu Telepon Putin, Kritik Sikap Rusia soal Perang Israel-Hamas di Gaza

Putin: Perang Rusia-Ukraina adalah Perang Saudara

Dalam wawancara dengan Pavel Zarubin pada Kamis (14/12/2023), Vladimir Putin menyebut perang Rusia-Ukraina adalah perang saudara.

"Ini adalah tragedi besar yang pada dasarnya adalah perang saudara. Terlepas dari apa yang terjadi saat ini, Rusia dan Ukraina adalah satu bangsa," kata Vladimir Putin.

Vladimir Putin mengatakan Rusia selalu memiliki hubungan baik dengan Ukraina tenggara, yang cenderung pro-Rusia.

Ia mengulangi pernyataannya tentang kudeta Euroman dan tahun 2014 di Ukraina yang ia sebut didanai oleh AS.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberi isyarat selama konferensi pers bersama dengan Presiden Dewan Eropa Charles Michel (tidak dalam gambar) dan Presiden Moldova Maia Sandu (tidak dalam gambar) setelah pembicaraan mereka di Kyiv pada tanggal 23 November 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberi isyarat selama konferensi pers bersama dengan Presiden Dewan Eropa Charles Michel (tidak dalam gambar) dan Presiden Moldova Maia Sandu (tidak dalam gambar) setelah pembicaraan mereka di Kyiv pada tanggal 23 November 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina (SERGEI SUPINSKY / AFP)

Baca juga: Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov: Rusia Amati Dukungan AS terhadap Ukraina Melemah

Presiden Ukraina saat itu, Viktor Yanukovych, yang disebut pro-Rusia, digulingkan dari kekuasaannya dan digantikan oleh Petro Poroshenko.

“Tetapi setelah kudeta tahun 2014, menjadi jelas bagi kami bahwa kami tidak lagi diizinkan, dengan paksaan, untuk membangun hubungan normal dengan Ukraina,” kata Vladimir Putin, dikutip dari Vedomosti.

Ia juga menyebut perpecahan di Donbass selama delapan tahun, wilayah yang sebagian besar dihuni oleh etnis Rusia.

Vladimir Putin mengatakan, NATO ingin menyusup ke perbatasan Rusia dengan mengundang Ukraina untuk bergabung ke dalam aliansi tersebut.

Pemimpin Rusia itu menyimpulkan negara-negara Barat yang mencari permusuhan dengan Rusia dengan melupakan semua peristiwa yang ia sebutkan, yang diduga melibatkan Barat dan AS.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved