Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Kelompok HAM: Serangan Israel terhadap 7 Jurnalis di Lebanon Tampaknya Disengaja

Dua kelompok HAM internasional menyebut serangan Israel terhadap sekelompok jurnalis di Lebanon nampaknya disengaja.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Febri Prasetyo
AFP
Wakil direktur regional Amnesty International untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Aya Majzoub, peneliti Human Rights Watch (HRW) Lebanon Ramzi Kaiss, reporter Al-Jazeera Carmen Joukhadar dan jurnalis video AFP Dylan Collins menghadiri konferensi pers bersama oleh Amnesty International kelompok hak asasi manusia di Beirut pada 7 Desember 2023. Dua kelompok HAM internasional menyebut serangan Israel terhadap jurnalis di Lebanon nampaknya disengaja. 

M339 diproduksi oleh Sistem IMI Israel dan telah diidentifikasi dalam investigasi Amnesty International lainnya mengenai serangan yang dilakukan oleh militer Israel.

HRW mengatakan bahwa mereka telah mewawancarai tujuh saksi, termasuk tiga jurnalis yang terluka dan seorang perwakilan pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan.

Kelompok hak asasi manusia yang berbasis di New York itu juga mengatakan pihaknya menganalisis 49 video dan puluhan foto, citra satelit, dan berkonsultasi dengan pakar militer, video, dan audio.

HRW mengatakan pihaknya mengirim surat berisi temuan dan pertanyaan kepada angkatan bersenjata Lebanon dan Israel, tetapi tidak menerima tanggapan dari mereka.

Ramzi Kaiss, peneliti Lebanon di Human Rights Watch, mengatakan bahwa mereka juga telah mendokumentasikan kasus-kasus lain yang melibatkan pasukan Israel.

“Mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban, dan perlu dijelaskan bahwa jurnalis dan warga sipil lainnya bukanlah target yang sah,” katanya.

Aya Majzoub, Wakil Direktur Regional Amnesty International, mengutuk serangan terhadap sekelompok jurnalis internasional yang hanya melakukan pekerjaan mereka.

“Serangan langsung terhadap warga sipil dan serangan tanpa pandang bulu sangat dilarang oleh hukum kemanusiaan internasional dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang,” katanya.

Collins, jurnalis video AFP Amerika dari Boston, mengatakan bahwa para jurnalis berada di lokasi kejadian selama lebih dari satu jam sebelum serangan itu dan merasa “aman.”

Ia mengatakan mereka berada di sebuah bukit terbuka, terlihat oleh beberapa posisi Israel, dan mereka selalu memasang drone di udara.

Daerah perbatasan Lebanaon dan Israel. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) secara resmi merilis pernyataan maaf kepada pemerintah Lebanon usai melakukan serangan udara hingga menewaskan salah satu pasukan penjaga perdamaian Lebanon yang sedang bertugas di dekat perbatasan Israel, pada Selasa (5/12/2023).
Daerah perbatasan Lebanaon dan Israel. (AFP)

Baca juga: Peringatkan Hizbullah, Israel Sesumbar Ancam Ubah Lebanon Selatan Jadi Gaza

"Tidak ada aktivitas militer di dekat kami," ujarnya.

“Tugas kami adalah menceritakan kisahnya, bukan menjadi kisahnya,” kata Collins.

Ibu Abdallah, Fatima, mengatakan kepada The Associated Press bahwa keluarganya sejak hari pertama yakin bahwa Israel berada di balik serangan itu.

Sekarang setelah ada bukti, dia berharap Israel akan dimintai pertanggungjawaban.

“Langkah ini bukan hanya untuk Issam tapi untuk melindungi jurnalis di masa depan,” kata Abdallah.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved