Konflik Palestina Vs Israel
Mengenal BLU-109, Bom Penghancur Bunker yang Dikirim AS ke Israel untuk Lawan Hamas
AS mengirimkan bom BLU-109 alias bom penghancur bunker. BLU-109 atau Bomb Live Unit 109 adalah bom penetrasi dengan berat sekitar 907 kg.
TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat (AS) mengirimkan bom BLU-109 ke Israel untuk membantu negara Zionis itu melawan Hamas.
AS diperkirakan sudah mengirimkan 15.000 bom dan 57.000 peluru artileri ke Israel sejak perang Hamas-Israel meletus tanggal 7 Oktober lalu.
Dari jumlah itu, sebanyak 100 di antaranya adalah bom BLU-109 yang kerap dikenal sebagai bom “penghancur bunker”.
Lalu, apa itu BLU-109?
Dilansir dari Sputnik Globe, BLU-109 atau Bomb Live Unit 109 adalah bom penetrasi dengan berat sekitar 907 kg.
Di dalam bom itu terdapat bahan peledak seberat kira-kira 240 kg.
BLU-109 dibungkus dengan baja tebal dan dirancang untuk bisa menembus hingga ke bawah tanah sebelum meledak.
Baca juga: Israel Telah Bangun 1,6 Km Saluran Air Besar Untuk Banjiri Terowongan Hamas
Bom itu digunakan untuk menghancurkan fasilitas bawah tanah, terowongan, dan bunker. Oleh karena itu, BLU-109 dijuluki “penghancur bunker”.
BLU-109 aslinya adalah “unguided bomb” atau bom yang tidak memiliki sistem pemandu untuk mengarahkannya.
Akan tetapi, bom itu bisa diubah menjadi bom dengan sistem pemandu dengan peralatan bernama Joint Direct Attack Munition (JDAM).
Bom lain yang dikirim oleh AS
AS juga mengirim bom lain ke Israel, termasuk 5,000 MK82, 5,400 MK84, dan 1,000 GBU-39.
5,000 MK82 dan 5,400 MK84 adalah unguided bomb, sedangkan 1,000 GBU-39 adalah precision-guided small-diameter bombs.
Bom-bom itu dikirimkan oleh AS karena Israel menyebut Hamas kini makin mengandalkan terowongan dan bunker untuk menghindari serangan Israel.
Hingga kini belum diketahui apakah bom yang dipasok AS itu bakal efektif menghancurkan fasilitas bawah tanah Hamas.
Baca juga: Israel Selidiki Investor yang Diduga Tahu Rencana Serangan Hamas 7 Oktober, Untung Jutaan Dolar
Perkembangan terbaru perang Hamas-Israel
Militer Israel telah meminta warga Palestina meninggalkan Gaza selatan, terutama Kota khan Younis.
Israel menyebut kota itu sebagai “zona perang berbahaya” setelah gencatan senjata berakhir pada hari Jumat pekan lalu.
Pada hari Minggu, Israel memerintahkan sebanyak 20 persen penduduk di Khan Younis untuk segera mengevakuasi diri.
Selain itu, Israel juga telah membuat peta daring yang memperlihatkan wilayah mana saja yang penduduknya harus segera pergi.
Akan tetapi, sejumlah warga Gaza tidak bisa mengakses peta itu karena ketiadaan akses internet dan aliran listrik.
Sebelumnya, Khan Younis dijadikan sebagai tempat pengungsian sebelum gencatan senjata berakhir. Ada 215.000 warga Palestina yang mengungsi di kota itu.
Baca juga: Wabah Menular dan Penyakit Mental Serang Tentara Israel di Gaza, Nyawa IDF Kian Terancam
Korban tewas tembus 15.890
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan Israel sudah mencapai 15.890 orang. Sebanyak 70 persen di antaranya adalah wanita dan anak-anak.
Adapun korban luka mencapai lebih dari 42.000 orang.
Ashraf al-Qidra yang menjadi juru bicara kementerian itu mengatakan sudah ada ratusan orang yang tewas atau terluka sejak gencatan senjata berakhir. Di samping itu, masih ada banyak yang terjebak dalam puing-puing.
Sementara itu, Israel mengaku menargetkan personel Hamas.
Israel menyalahkan Hamas atas banyaknya korban warga sipil. Menurut Israel, personel Hamas beroperasi di permukiman warga sipil.
Baca juga: Israel Perluas Serangan ke Gaza Selatan, PBB Singgung Skenario yang Lebih Buruk: Tak Ada Tempat Aman
(Tribunnews/Febri)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.