Konflik Palestina Vs Israel
Maling Senjata Berkeliaran di Pangkalan Militer AS di Irak dan Suriah: Drone-Peluncur Rudal Hilang
Sebuah laporan investigasi menyebut, militer AS justru mendistribusikan peralatan militer mereka di pangkalan-pangkalan Irak dan Suriah ke ISIS
Maling Senjata Berkeliaran di Pangkalan Militer AS di Irak dan Suriah: Drone dan Peluncur Rudal Hilang
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah laporan mengabarkan kalau maling senjata berkeliaran di Pangkalan militer Ameriska Serikat (AS) yang berada di Irak dan Suriah.
Laporan The Intercept yang dilansir 26 November 2023, menyebut, selain senjata, barang-barang yang disebutkan hilang dari fasilitas militer AS tersebut adalah sejumlah peralatan militer.
Baca juga: IDF Alami Masalah Besar Saat Gencatan Senjata: Prajurit Israel Berkurang, Suporter Hamas Bertambah
Dokumen investigasi kriminal yang diperoleh The Intercept melalui Freedom of Information Act menunjukkan, di Irak, berbagai senjata dan peralatan militer 'sensitif' yang hilang dari pangkalan militer AS tersebut termasuk sistem peluncuran peluru kendali serta drone.
Kasus ini menambah serangkaian insiden pencurian peralatan militer senilai ratusan ribu dolar dari pasukan AS di Irak dan Suriah yang sudah terjadi antara tahun 2020 dan 2022, seperti yang dilaporkan sebelumnya oleh The Intercept.
Buat Dukung atau Lawan ISIS?
Para pejabat di Washington mengklaim, pangkalan AS di Irak dan Suriah diperlukan untuk melakukan “misi kontra-ISIS”.
Namun, klaim ini dibantah para pejabat Rusia dan Suriah yang mengatakan pasukan AS justru mendukung ISIS untuk terus menargetkan tentara Suriah sebagai sasaran serangan.
Sejumlah lembaga analisis seperti Amnesty International dan Conflict Armament Research juga menemukan kalau sebagian besar senjata yang digunakan ISIS selama perang Suriah antara tahun 2014 dan 2018 adalah buatan AS atau dibeli oleh AS.
"Militer AS tidak dapat menghitung 715,8 juta dolar AS peralatan militer yang didistribusikan pada tahun 2017 dan 2018 kepada kelompok bersenjata Suriah yang diduga memerangi ISIS," tulis laporan itu yang mengindikasikan adanya distribusi senjata dari AS justru ke ISIS.
Para pejabat AS belakangan menyebut, sejumlah besar persenjataan dipakai guna memperkuat pangkalan-pangkalan AS mereka di Suriah dan Irak.
Perkuatan persenjataan militer, diperlukan untuk mempertahankan pendudukan AS di sebagian besar wilayah timur laut Suriah, tempat sebagian besar minyak negara itu berada.
"Hal ini memberi para pejabat AS pengaruh terhadap pemerintah Suriah dan menghambat rekonstruksi setelah perang selama lebih dari satu dekade," tulis laporan TC.
Baca juga: Houthi Beraksi, AS Sibuk Tekel Rudal dan Drone di Laut Merah, Bidik Kapal Perang dan Wilayah Israel

Ke Mana Hilangnya?
Mengutip sebuah dokumen militer AS, The Intercept melaporkan kalau pada Februari, penyelidik militer AS diberitahu ada 13 drone komersial dicuri dari fasilitas AS di Erbil, Irak.
Agen militer AS itu dilaporkan tidak dapat mengidentifikasi tersangka, dan tidak ada petunjuk yang disebutkan dalam file.
Investigasi terpisah menemukan kalau “berbagai senjata dan peralatan sensitif” senilai 480.000 dolar AS, termasuk unit penglihatan dan peluncur rudal Javelin, dicuri di atau dalam perjalanan ke Forward Operating Base Union III di Bagdad, Irak.
Menurut penyelidik militer, “Tidak ada personel AS yang terlibat.”
Sebaliknya, penyelidik menduga pencurian dilakukan oleh penduduk setempat.
“Organisasi kriminal Irak dan kelompok milisi menargetkan konvoi dan kontainer berisi senjata dan peralatan,”.
“Lebih jauh lagi, ada masalah sistemik dengan pencurian kontainer AS oleh kelompok-kelompok ini dan warga lokal di luar Union III, karena kurangnya keamanan,” kata dokumen tersebut
Awal tahun ini, The Intercept mengungkapkan setidaknya empat pencurian signifikan dan satu kehilangan senjata dan peralatan AS di Irak dan Suriah dari tahun 2020 hingga 2022, termasuk granat berdaya ledak tinggi 40mm, peluru penusuk lapis baja, peralatan dan peralatan artileri lapangan khusus, dan 'sistem senjata' yang tidak disebutkan namanya.“
Dua dari insiden tersebut terjadi di pangkalan di Suriah, dan tiga di Irak.
Awal tahun ini, Satuan Tugas Gabungan Gabungan – Operasi Inherent Resolve AS kepada The Intercept mengaku kalau mereka tidak mengetahui soal pencurian persenjataan tersebut.
Seorang juru bicara mengatakan gugus tugas tersebut tidak memiliki catatan adanya pencurian dari pasukan AS.
“[Kami] tidak memiliki informasi yang diminta,” Kapten Kevin T. Livingston, yang saat itu menjabat sebagai direktur urusan masyarakat CJTF-OIR, mengatakan kepada The Intercept ketika ditanya apakah ada senjata, amunisi, atau peralatan yang dicuri dalam lima tahun terakhir.
Sejak pecahnya perang Israel di Gaza pada tanggal 7 Oktober, pangkalan AS di Irak dan Suriah telah diserang lebih dari 70 kali – 36 kali di Irak, 37 di Suriah, dan lebih dari 60 personel AS terluka.
(oln/TI/TC/*)
Konflik Palestina Vs Israel
Wanda Hamidah Berlayar ke Gaza Palestina, Siap Lahir Batin Jadi Relawan Perempuan Satu-satunya |
---|
Peringati Satu Tahun Serangan Pager, Hizbullah Puji Ketabahan Para Korban |
---|
Pertama Kalinya, Pimpinan Hamas Buka Suara soal Detik-detik Serangan Israel di Doha |
---|
Demi Merebut Gaza, Israel Buka Rute Baru untuk Usir Warga Palestina |
---|
Erdogan Menyerukan Persatuan Islam, Samakan Netanyahu dengan Adolf Hitler |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.