Konflik Palestina Vs Israel
Turki hingga Spanyol Kecam Serangan terhadap RS Al-Shifa, Erdogan: Biadab Bom Warga Sipil
Berikut ini daftar sejumlah negara yang mengecam serangan Israel terhadap Rumah Sakit Al-Shifa.
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini daftar sejumlah negara yang mengecam serangan Israel terhadap Rumah Sakit Al-Shifa.
Israel menghadapi gelombang kecaman internasional setelah pasukannya menggerebek komplek Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza pada Rabu (15/11/2023).
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan badan-badan bantuan menyatakan keprihatinan tentang dampak serangan tersebut terhadap staf dan pasien.
Dilansir The Guardian, ini daftar negara-negara yang mengecam serangan Israel terhadap Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza.
Baca juga: IDF Serang RS Al-Shifa dengan Buldoser, Kemenkes Palestina: Pintu Masuk Hancur
1. Turki
Pada Rabu (15/11/2023), Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyerukan kritik paling keras terhadap Israel.
Ia menyatakan agar Israel diadili atas kejahatan perang di Pengadilan Internasional di Den Haag.
"Dengan kebiadaban mengebom warga sipil, memaksa mereka keluar dari rumah mereka dan merelokasi mereka, ini benar-benar bentuk terorisme," kata Erdogan di parlemen Turki.
"Saya sekarang mengatakan bahwa Israel adalah negara teror," ucap Erdogan.
Turki sudah menarik diplomatnya dari Israel di tengah tanggapan Ankara atas perang yang meletus sejak 7 Oktober 2023 kemarin.
Baca juga: Israel Serbu RS Al-Shifa Gaza, WHO Murka: Tak Bisa Diterima, RS Bukan Medan Tempur

2. Amerika Serikat
Washington tidak menyinggung soal pengambilalihan militer atas Rumah Sakit Al-Shifa.
Gedung Putih mengatakan bahwa mereka mengizinkan keputusan yang dilakukan Israel.
Dikenal sebagai negara pro-Israel, menurut jajak pendapat dari Reuters/Ipsos yang dihimpun pada 12-13 Oktober, dukungan publik AS terhadap perang Israel semakin terkikis.
Sebagian besar warga Amerika berpikir Israel harus setuju melakukan gencatan senjata.

32 persen responden menyatakan AS harus mendukung Israel, angka ini turun dari 41 persen.
Lalu, 68 persen responden menyatakan setuju bahwa Israel harus menyerukan gencatan senjata dan mencoba bernegosiasi.
3. Kanada
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau sebelumnya mengritik keras Perdana Meneteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Trudeau menyerukan agar Israel berhenti membunuh warga sipil.
"Pembunuhan (terhadap) perempuan, anak-anak, dan bayi di Jalur Gaza yang terkepung harus diakhiri," kata Trudeau pada konferensi pers di provinsi barat British Columbia, Selasa (14/11/2023).
"Saya mendesak pemerintah Israel untuk menahan diri secara maksimal," lanjutnya.
Baca juga: IDF Serbu RS Al-Shifa, Dokter Ahmed El Mokhallalati: Kami Sembunyi di Dekat Jendela

Sejak perang Israel-Hamas pecah, ini adalah kritikan paling tajam dari Trudeau.
"Dunia menyaksikannya, di TV, media sosial. Kami mendengarkan kesaksian para dokter, anggota keluarga, penyintas, anak-anak yang kehilangan orang tuanya," ucap Trudeua.
Meski mengeluarkan kritikan tajam ke Netanyahu, Kanada mengakui bahwa Tel Aviv punya hak untuk mempertahankan diri melawan Hamas.
Namun, Kanada menyatakan keprihatinan atas semakin meningkatnya jumlah korban tewas di Gaza.
4. Prancis
Presiden Perancis, Emmanuel Macron, menegaskan bahwa negara-negara barat tidak dapat menggunakan standar ganda atas perang Israel-Hamas.
"Kami mengutuk dengan tegas semua pemboman terhadap warga sipil," tegas Macron.
"Khususnya infrastruktur sipil yang harus dilindungi berdasarkan hukum internasional dan hukum kemanusiaan kami," tambahnya.
Baca juga: Tentara Israel Geledah Rumah Sakit Al-Shifa Gaza dan Interogasi Pasien hingga Pegawai

5. Spanyol
Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sánchez, mendesak Israel untuk mengakhiri "pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga Palestina" di Gaza.
"Kami menuntut gencatan senjata segera dari pihak Israel di Gaza dan kepatuhan yang ketat terhadap hukum kemanusiaan internasional, yang jelas-jelas tidak dihormati saat ini," katanya dalam debat di parlemen.
6. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)
PBB berbicara tentang pembantaian di Gaza.
Ketika tekanan meningkat, Israel mengumumkan akan mengizinkan konvoi bantuan dalam jumlah tidak terbatas melalui penyeberangan Rafah di Mesir.
Konvoi bantuan dibatasi hanya 30 truk per hari ketika PBB mengatakan dibutuhkan ratusan truk untuk mengurangi kelaparan.

7. Organisasi Kesehatan Dunia
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan badan tersebut kembali kehilangan kontak dengan staf di rumah sakit.
"Kami sangat mengkhawatirkan keselamatan mereka dan pasien mereka," katanya.
Baca juga: Benarkah Israel Bangun Benteng Rahasia di Bawah Al-Shifa, RS Terbesar di Gaza?
8. Komite Palang Merah Internasional
Komite Palang Merah Internasional mengatakan mereka "sangat prihatin dengan dampaknya terhadap orang-orang yang sakit dan terluka, staf medis, dan warga sipil".
9. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB
Kepala Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina, Philippe Lazzarini mengatakan operasi badan tersebut di Gaza berada di ambang kehancuran
"Pada akhir hari ini, sekitar 70 persen penduduk di Gaza tidak memiliki akses terhadap air bersih," katanya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.