Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Turki hingga Spanyol Kecam Serangan terhadap RS Al-Shifa, Erdogan: Biadab Bom Warga Sipil

Berikut ini daftar sejumlah negara yang mengecam serangan Israel terhadap Rumah Sakit Al-Shifa.

ISRAELI ARMY / AFP
Gambar selebaran yang dirilis oleh tentara Israel pada 15 November 2023 ini dilaporkan menunjukkan tentara Israel melakukan operasi di dalam rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza, 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini daftar sejumlah negara yang mengecam serangan Israel terhadap Rumah Sakit Al-Shifa.

Israel menghadapi gelombang kecaman internasional setelah pasukannya menggerebek komplek Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza pada Rabu (15/11/2023).

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan badan-badan bantuan menyatakan keprihatinan tentang dampak serangan tersebut terhadap staf dan pasien.

Dilansir The Guardian, ini daftar negara-negara yang mengecam serangan Israel terhadap Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza.

Baca juga: IDF Serang RS Al-Shifa dengan Buldoser, Kemenkes Palestina: Pintu Masuk Hancur

1. Turki

Pada Rabu (15/11/2023), Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyerukan kritik paling keras terhadap Israel.

Ia menyatakan agar Israel diadili atas kejahatan perang di Pengadilan Internasional di Den Haag.

"Dengan kebiadaban mengebom warga sipil, memaksa mereka keluar dari rumah mereka dan merelokasi mereka, ini benar-benar bentuk terorisme," kata Erdogan di parlemen Turki.

"Saya sekarang mengatakan bahwa Israel adalah negara teror," ucap Erdogan.

Turki sudah menarik diplomatnya dari Israel di tengah tanggapan Ankara atas perang yang meletus sejak 7 Oktober 2023 kemarin.

Baca juga: Israel Serbu RS Al-Shifa Gaza, WHO Murka: Tak Bisa Diterima, RS Bukan Medan Tempur

Gambar selebaran yang disediakan oleh Saudi Press Agency (SPA) pada 11 November 2023 ini menunjukkan presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara dalam pertemuan darurat Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI), di Riyadh.
Gambar selebaran yang disediakan oleh Saudi Press Agency (SPA) pada 11 November 2023 ini menunjukkan presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara dalam pertemuan darurat Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI), di Riyadh. (BADAN PERS SAUDI / AFP)

2. Amerika Serikat

Washington tidak menyinggung soal pengambilalihan militer atas Rumah Sakit Al-Shifa.

Gedung Putih mengatakan bahwa mereka mengizinkan keputusan yang dilakukan Israel.

Dikenal sebagai negara pro-Israel, menurut jajak pendapat dari Reuters/Ipsos yang dihimpun pada 12-13 Oktober, dukungan publik AS terhadap perang Israel semakin terkikis.

Sebagian besar warga Amerika berpikir Israel harus setuju melakukan gencatan senjata.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, pada Senin, (13/11/2023).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, pada Senin, (13/11/2023). (Sekretariat Presiden)

32 persen responden menyatakan AS harus mendukung Israel, angka ini turun dari 41 persen.

Lalu, 68 persen responden menyatakan setuju bahwa Israel harus menyerukan gencatan senjata dan mencoba bernegosiasi.

3. Kanada

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau sebelumnya mengritik keras Perdana Meneteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Trudeau menyerukan agar Israel berhenti membunuh warga sipil.

"Pembunuhan (terhadap) perempuan, anak-anak, dan bayi di Jalur Gaza yang terkepung harus diakhiri," kata Trudeau pada konferensi pers di provinsi barat British Columbia, Selasa (14/11/2023).

"Saya mendesak pemerintah Israel untuk menahan diri secara maksimal," lanjutnya.

Baca juga: IDF Serbu RS Al-Shifa, Dokter Ahmed El Mokhallalati: Kami Sembunyi di Dekat Jendela

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau (kanan) menghadiri upacara di Arc de Triomphe di Paris pada 11 November 2018 sebagai bagian dari peringatan 100 tahun gencatan senjata 11 November 1918, yang mengakhiri Perang Dunia I.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau (kanan) menghadiri upacara di Arc de Triomphe di Paris pada 11 November 2018 sebagai bagian dari peringatan 100 tahun gencatan senjata 11 November 1918, yang mengakhiri Perang Dunia I. (Francois Mori / KOLAM RENANG / AP / AFP)

Sejak perang Israel-Hamas pecah, ini adalah kritikan paling tajam dari Trudeau.

"Dunia menyaksikannya, di TV, media sosial. Kami mendengarkan kesaksian para dokter, anggota keluarga, penyintas, anak-anak yang kehilangan orang tuanya," ucap Trudeua.

Meski mengeluarkan kritikan tajam ke Netanyahu, Kanada mengakui bahwa Tel Aviv punya hak untuk mempertahankan diri melawan Hamas.

Namun, Kanada menyatakan keprihatinan atas semakin meningkatnya jumlah korban tewas di Gaza.

4. Prancis

Presiden Perancis, Emmanuel Macron, menegaskan bahwa negara-negara barat tidak dapat menggunakan standar ganda atas perang Israel-Hamas.

"Kami mengutuk dengan tegas semua pemboman terhadap warga sipil," tegas Macron.

"Khususnya infrastruktur sipil yang harus dilindungi berdasarkan hukum internasional dan hukum kemanusiaan kami," tambahnya.

Baca juga: Tentara Israel Geledah Rumah Sakit Al-Shifa Gaza dan Interogasi Pasien hingga Pegawai

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyaksikan saat dia menunggu kedatangan anggota Kepresidenan tripartit Bosnia dan Herzegovina, di Istana Kepresidenan Elysee, di Paris, pada 9 November 2023.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyaksikan saat dia menunggu kedatangan anggota Kepresidenan tripartit Bosnia dan Herzegovina, di Istana Kepresidenan Elysee, di Paris, pada 9 November 2023. (Ludovic MARIN / AFP)

5. Spanyol

Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sánchez, mendesak Israel untuk mengakhiri "pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga Palestina" di Gaza.

"Kami menuntut gencatan senjata segera dari pihak Israel di Gaza dan kepatuhan yang ketat terhadap hukum kemanusiaan internasional, yang jelas-jelas tidak dihormati saat ini," katanya dalam debat di parlemen.

6. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)

PBB berbicara tentang pembantaian di Gaza.

Ketika tekanan meningkat, Israel mengumumkan akan mengizinkan konvoi bantuan dalam jumlah tidak terbatas melalui penyeberangan Rafah di Mesir.

Konvoi bantuan dibatasi hanya 30 truk per hari ketika PBB mengatakan dibutuhkan ratusan truk untuk mengurangi kelaparan.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus (CBS)

7. Organisasi Kesehatan Dunia

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan badan tersebut kembali kehilangan kontak dengan staf di rumah sakit.

"Kami sangat mengkhawatirkan keselamatan mereka dan pasien mereka," katanya.

Baca juga: Benarkah Israel Bangun Benteng Rahasia di Bawah Al-Shifa, RS Terbesar di Gaza?

8. Komite Palang Merah Internasional

Komite Palang Merah Internasional mengatakan mereka "sangat prihatin dengan dampaknya terhadap orang-orang yang sakit dan terluka, staf medis, dan warga sipil".

9. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB

Kepala Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina, Philippe Lazzarini mengatakan operasi badan tersebut di Gaza berada di ambang kehancuran

"Pada akhir hari ini, sekitar 70 persen penduduk di Gaza tidak memiliki akses terhadap air bersih," katanya.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved