Senin, 6 Oktober 2025
Deutsche Welle

Kashmir: Ketakutan Warga Pashtun Kehilangan Identitas Budaya

Warga setempat meratapi ketidakmampuan mereka untuk melestarikan bahasa dan warisan budayanya. Komunitas ini juga bergulat dengan…

Deutsche Welle
Kashmir: Ketakutan Warga Pashtun Kehilangan Identitas Budaya 

Terselip 80 kilometer dari jantung kota Srinagar yang ramai, Wantrag bertahan sebagai cerminan kehidupan tradisional Afganistan, di mana hampir 1.000 keluarga yang berbahasa Pashtun dengan gigih menjunjung tinggi warisan budaya mereka.

Jalanan yang berkelok-kelok melewati sawah yang baru saja dipanen dan kebun apel yang melimpah menjadi pemandangan indah saat memasuki Wantrag, yang terletak dengan megah di atas bukit di distrik Anantnag, Kashmir yang dikelola India.

Ketika memasuki desa ini, sebuah pemandangan menakjubkan terbentang. Banyak rumah berderet di tepi saluran irigasi air, pohon-pohon kenari yang tersebar di sekitar telah beralih ke pakaian musim gugur, dan papan nama toko-toko banyak dihiasi dengan tulisan Pashtun.

Udara di sana beraroma musim gugur dan aroma Kabuli biryani, hidangan khas berupa nasi kukus, wortel yang dikaramelkan, kismis, dan daging domba yang diasinkan.

Meskipun aktivitas para perempuan di desa itu tidak terlihat secara langsung, para pria, baik tua maupun muda, terlihat bekerja keras di kebun apel.

Anak laki-laki terlihat asyik bermain kriket di jalan yang berkelok, sementara anak perempuan yang mengenakan jilbab bersembunyi di balik tembok.

Ketakutan akan kehilangan identitas

Keengganan komunitas Pashtun untuk berbaur dengan penduduk lokal Kashmir mencerminkan pola-pola yang terlihat dalam diaspora global.

"Pelestarian identitas komunitas mana pun bergantung pada pelestarian bahasa dan budayanya, dan sayangnya, kami kehilangan keduanya," kata Bashir Ahmad Khan, seorang pensiunan guru sekolah negeri dan aktivis Pashtun, yang mengenakan pakaian tradisional Pathani, kepada DW.

Pada awal 1920-an, kakek Khan, Noor Khaliq, berkelana ke Kashmir dari wilayah Allai di Khyber Pakhtunkhwa, sebuah provinsi yang sekarang bernama Pakistan.

Khaliq awalnya datang untuk berbisnis tetapi kemudian memilih untuk menetap, dan kini keturunannya merupakan bagian utama dari Wantrag.

Khaliq merupakan salah satu dari ratusan orang Pashtun yang datang ke Kashmir untuk berbisnis pada awal abad ke-20 dan memilih untuk menetap.

Keturunan dari para imigran ini telah berhasil menata kehidupan mereka di sini, sekaligus menolak adanya asimilasi budaya.

Pengasingan komunitas Pashtun di Kashmir

Komunitas ini terus bergulat dengan berbagai macam perasaan keterasingan politik dan pengucilan sosial, yang masih terus membara di antara kalangan penduduk pria lansia, yang secara terbuka mengutuk perlakuan yang mereka anggap diskriminatif oleh pemerintah Kashmir yang dikelola oleh India.

"Bahasa Pashtun hanya sebatas bahasa lisan di sini, tidak ada teks-teks yang diproduksi secara lokal atau dukungan untuk memajukannya," ungkap Khan dengan kepedulian yang mengakar terhadap pelestarian identitas komunitasnya.

Pada tahun 1953, para imigran Pashtun diberikan kewarganegaraan dengan pengakuan resmi sebagai salah satu komunitas tertinggal di Kashmir India, sebuah langkah untuk mengangkat komunitas ini secara ekonomi dan sosial.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved