Serangan Terbaru ISIS Tewaskan 30 Tentara di Suriah, Benarkah Difasilitasi AS?
Serangan terhadap tentara Suriah terjadi dalam jarak 55 km dari pangkalan pendudukan AS di Suriah tengah
Serangan ISIS Tewaskan 30 Tentara di Suriah, Benarkah Difasilitasi AS?
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah laporan dari narasumber lokal menyebut setidaknya 30 personel tentara Suriah tewas dalam serangan ISIS pada Rabu (8/11/2023).
Serangan itu dilakukan milisi bersenjata dengan melepaskan tembakan ke Tentara Arab Suriah (SAA) dan sekutunya yang tergabung dalam Pasukan Pertahanan Nasional (NDF) di wilayah segitiga, Homs-Hama-Raqqa, Suriah.
“Beberapa militan menyerang saat fajar hari ini, Rabu, secara bersamaan, titik-titik tentara Suriah dan pasukan tambahan di daerah Al-Koum dan poros Taybeya Sukhna di gurun timur Homs, yang menyebabkan kematian 21 elemen dan pasukan, melukai 9 orang lainnya, serta terbunuh dan cedera pada beberapa militan yang menyerang,” kata sumber lokal dilansir Al-Mayadeen.
Baca juga: Diserang Tiap Hari, Pangkalan-Pangkalan Militer AS di Suriah Diguyur Bala Bantuan
Serangan terbaru ini memunculkan kembali tudingan lama yang menjadi perdebatan luas kalau ISIS difasilitasi oleh pasukan Amerika Serikat (AS).
"Serangan terhadap tentara Suriah terjadi dalam jarak 55 km dari pangkalan pendudukan AS di Suriah tengah," kata sumber dari laporan tersebut.
Menurut sumber tersebut, pangkalan AS tersebut merupakan bagian dari rencana untuk mengubah pos pendudukan AS menjadi "pusat dukungan terorisme dan memberikan dukungan militer dan intelijen.”
AS dituding berusaha membalas serangan-serangan yang mengincar pangkalan militer pendudukannya di wilayah tersebut dengan menggunakan proksi.
Baca juga: Serangan Rudal Hujani Pangkalan Militer AS di Ladang Minyak dan Gas Terbesar Suriah
“Pendudukan AS berusaha membalas serangan milisi perlawanan yang sah (untuk mengusir pasukan pendudukan AS dari wilayah Suriah) dengan memfasilitasi serangan teroris ISIS di wilayah yang dikuasai tentara (Suriah) dan pasukan sekutu di gurun, bala bantuan militer dikirim untuk menyisir wilayah yang diserang dan untuk mengejar dan melenyapkan teroris yang melakukan serangan itu,” tulis laporan Al-Mayadeen mengutip sumber tersebut.
Tudingan AS membekingi ISIS memang sudah lama terdengar.
Mengutip sejumlah sumber literatur, secara luas, tudingan menyebut AS lah yang menyeponsori terbentuknya ISIS di Suriah untuk menjalankan kepentingannya menguasai ladang-ladang minyak dan gas, penguasaan Jalur Sutera.
Kedua kepentingan ini disebut-sebut bertemu dalam misi menggulingkan Presiden Bashar al-Assad dan menghilangkan pengaruh Iran.
Belakangan, AS diisukan juga ingin mengalahkan pengaruh proksi Rusia yang ikut bermain di Suriah.
Adapun pihak AS sudah lama dan berulang kali membantah tuduhan terkait ISIS ini.
Baca juga: Kelompok Bersenjata ISIS Sergap Bus Tentara Suriah, 20 Orang Tewas

ISIS Disebut Bangkit Lagi
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan serangan Rabu pagi tersebut menambah jumlah korban tewas dalam operasi militer menjadi 514 orang.
Ulasan jurnalis TC, Mohammed Alloush mengklaim kalau ISIS telah bangkit kembali dan kelompok tersebut menjadi lebih aktif tahun ini.
“Katalis utamanya adalah berkurangnya operasi militer internasional terhadap organisasi tersebut, yang sebagian besar didorong oleh keasyikan global dengan konflik di Ukraina,” tulis Alloush.
“Pergeseran fokus ini mengalihkan perhatian dan sumber daya dari upaya melawan ISIS, sehingga memungkinkan kelompok tersebut untuk mengeksploitasi kekosongan keamanan yang diakibatkannya,” tambah ulasan tersebut
Selama beberapa bulan terakhir, SAA – dengan dukungan udara Rusia – meluncurkan operasi darat baru yang berupaya menghancurkan sisa sel ISIS yang tersembunyi di gurun Suriah.
Beberapa minggu setelah dimulainya operasi ini, ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark Milley, mengatakan kalau pasukan AS yang menduduki ladang minyak di timur laut Suriah akan tetap berada di sana di masa mendatang, justru untuk “melawan ISIS.”
(oln/almydn/TC/*)
Eskalator Macet hingga Teleprompter Bermasalah, Trump Tuding Ada Sabotase, Minta PBB Selidiki |
![]() |
---|
UEFA 'Menyelamatkan' Israel dari Pengusiran, Ada Tekanan dan Lobi dari AS |
![]() |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.310: Zelensky Muak, PBB Obral Kecaman tapi Aksinya Nol |
![]() |
---|
Beasiswa Cendekia Baznas Rusia 2025 untuk Mahasiswa Aktif S1-S3, Beri Uang Saku Bulanan |
![]() |
---|
10 Negara Tolak Akui Palestina dan 157 Mendukung, Mengapa Jepang Pilih Menunda? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.