Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Siapa Pemukim Israel yang Serang dan Usir Warga Palestina di Tepi Barat?

Pemukim Israel menyerang dan mengusir warga Palestina di Tepi Barat, menyusul pertempuran Hamas Palestina dan militer Israel di Jalur Gaza.

JAAFAR ASHTIYEH / AFP
Tentara Israel bentrok dengan pemukim Yahudi dari pemukiman Einav di dekatnya, mencoba menyerbu kota Deir Sharaf di provinsi Nablus di Tepi Barat yang diduduki pada 2 November 2023, setelah seorang Israel terbunuh ketika mobilnya diserang. -- Pemukim Israel meningkatkan serangan di Tepi Barat dan mengusir warga Palestina dari rumahnya. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemukim Israel di Tepi Barat meningkatkan serangan dan teror terhadap warga Palestina, sejak memanasnya pertempuran militan Hamas Palestina dan Israel pada Sabtu (7/10/2023).

Pemukim Israel adalah warga negara Israel yang tinggal di tanah pribadi warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki Israel.

Sejak terjadi pertempuran terbaru Hamas dan Israel di Gaza, kekerasan meluas di Yerusalem Timur dan Tepi Barat.

Kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Israel telah mengusir 828 warga Palestina dari 15 komunitas di Area C, Tepi Barat.

Pemukim Israel bersenjata menggunakan teror terhadap warga Palestina di Tepi Barat dengan memasuki desa mereka, menghancurkan properti, melakukan serangan fisik dan ancaman.

Baca juga: Aksi Bela Palestina di Monas Gaungkan Boikot Produk Perusahaan Multinasional yang Pro-Israel

Hanya beberapa hari setelah serangan Hamas di Israel pada Sabtu (7/10/2023), seorang pemukim Israel di desa Masafer, Tepi Barat, menembak warga Palestina Zakirah Adra yang tidak bersenjata.

“Apa yang sebenarnya terjadi di sini adalah mereka mengambil keuntungan dari perang,” kata Basel Adra, jurnalis Palestina yang merupakan sepupu Zakirah Adra, Senin (6/11/2023), dikutip dari CBC.

Pemukim Israel dan IDF Usir Warga Palestina di Tepi Barat

Tentara Israel dikerahkan menyusul bentrokan antara warga Palestina (tidak dalam gambar) dan pemukim Israel yang mendirikan tenda di tanah di desa Halhoul utara Hebron di Tepi Barat yang diduduki, pada 1 Agustus 2023.
Tentara Israel dikerahkan menyusul bentrokan antara warga Palestina (tidak dalam gambar) dan pemukim Israel yang mendirikan tenda di tanah di desa Halhoul utara Hebron di Tepi Barat yang diduduki, pada 1 Agustus 2023. (HAZEM BADER / AFP)

Baca juga: Israel Tuding RS Indonesia di Gaza Jadi Markas Hamas: Lokasi Pusat Komando dan Pasok Solar

Kasus lainnya datang dari Issa Amro, seorang aktivis HAM Palestina di kota Hebron, Tepi Barat.

Issa Amro mengatakan, ia ditahan oleh pemukim Israel yang berpakaian seperti tentara Israel bersama tentara itu sendiri dan ditahan selama 10 jam.

"Mereka terus memukuli saya, menendang saya, meludahi saya, mengancam akan menembak," kata Issa Amro kepada CBC pada Senin (6/11/2023).

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga mengusir Issa Amro dari rumahnya.

Kerabat membawa jenazah Ahmed Barhom yang berusia 8 bulan saat pemakaman anggota keluarga yang sama yang tewas dalam pemboman Israel, di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 6 November 2023. Ribuan warga sipil, baik warga Palestina maupun Israel, tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza memasuki Israel selatan dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang memicu perang yang diumumkan oleh Israel terhadap Hamas dengan pemboman balasan di Gaza. (Photo by SAID KHATIB / AFP)
Kerabat membawa jenazah Ahmed Barhom yang berusia 8 bulan saat pemakaman anggota keluarga yang sama yang tewas dalam pemboman Israel, di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 6 November 2023. (AFP/SAID KHATIB)

Menurutnya, ketika dunia fokus pada pertempuran Israel di Gaza, IDF dan pemukim Israel memanfaatkan kondisi ini untuk memperluas wilayah mereka di Tepi Barat.

"Inilah yang terjadi sekarang di Tepi Barat, militer Israel menggunakan kesempatan besar ini untuk menyingkirkan musuh-musuh mereka, termasuk saya," kata Issa Amro, seorang kritikus vokal kebijakan Israel terhadap Palestina.

Isso Amro mengatakan, padahal IDF tidak mengumumkan perang di Tepi Barat namun mereka juga melakukan kekerasan dan merampas tanah di Tepi Barat.

"Ini gila. Ini adalah perang yang tidak diumumkan di Tepi Barat, pembersihan etnis yang tidak diumumkan," katanya.

130 Warga Palestina Tewas di Tepi Barat

Anggota keluarga Palestina mengucapkan selamat tinggal kepada Mahmud al-Atrash yang berusia 22 tahun, yang dibunuh oleh pasukan keamanan Israel dalam serangan di desa Halhoul, utara kota Hebron di Tepi Barat yang diduduki pada 6 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas di Jalur Gaza.
Anggota keluarga Palestina mengucapkan selamat tinggal kepada Mahmud al-Atrash yang berusia 22 tahun, yang dibunuh oleh pasukan keamanan Israel dalam serangan di desa Halhoul, utara kota Hebron di Tepi Barat yang diduduki pada 6 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas di Jalur Gaza. (HAZEM BADER / AFP)

Baca juga: Joe Biden dan Netanyahu Bahas Potensi Jeda Serangan Israel di Jalur Gaza
Selain itu, lebih dari 130 warga Palestina di Tepi Barat, termasuk 43 anak-anak, ketika kekerasan meningkat.

Sebagian besar korban jiwa di Tepi Barat tewas karena ditembak oleh tentara Israel, delapan di antaranya ditembak oleh pemukim Israel bersenjata, dikutip dari Relief web, layanan United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA).

Israel juga memblokade Tepi Barat, selain Gaza yang saat ini dibombardir dengan alasan mengejar Hamas.

Selain meneror warga Tepi Barat, Israel melakukan kampanye penangkapan warga Palestina, hingga menahan lebih dari 1.700 orang.

Mengapa Pemukim Israel Tinggal di Tanah Warga Palestina?

Reaksi pemukim Israel menyusul penggusuran keluarga Sub Laban Palestina dari rumah mereka di Kawasan Muslim di kota tua Yerusalem untuk memberi jalan bagi pemukim Yahudi, pada 11 Juli 2023.
Reaksi pemukim Israel menyusul penggusuran keluarga Sub Laban Palestina dari rumah mereka di Kawasan Muslim di kota tua Yerusalem untuk memberi jalan bagi pemukim Yahudi, pada 11 Juli 2023. (AHMAD GHARABLI / AFP)

Baca juga: Perang Israel-Hamas, Jumlah Korban Tewas 11.582 di Kedua Belah Pihak, 1 Anak Terbunuh per 10 Menit

Israel mendirikan sebagian besar pemukiman di Yerusalem Timur dan Tepi Barat, yang dibangun di atas tanah milik warga Palestina.

Saat ini, lebih dari 700.000 pemukim Israel atau 10 persen dari hampir 7 juta penduduk Israel, tinggal di 150 pemukiman dan 128 pos terdepan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki.

Pemukiman tersebut dibangun dengan izin maupun tanpa izin dari pemerintah Israel.

Beberapa pemukim Israel pindah ke wilayah pendudukan di Tepi Barat dan Yerusalem karena alasan agama, dikutip dari Al Jazeera.

Lainnya, karena biaya hidup yang murah dan insentif keuangan yang ditawarkan pemerintah jika bersedia tinggal di sana.

Sementara itu, mayoritas warga Yahudi Israel di Tepi Barat mengatakan pemukiman itu meningkatkan keamanan negara.

Alasannya, pemukim Israel membantu IDF membatasi pergerakan warga Palestina dan melemahkan mereka.

Di sisi lain, kelompok sayap kiri Israel berpendapat perluasan pemukiman Israel di Tepi Barat merugikan solusi dua negara dan kedamaian Israel sendiri.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved