Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Militer Israel Klaim Telah Serang 11.000 Target Milik Hamas di Jalur Gaza

Gaza dalam beberapa hari terakhir mengalami pertempuran sengit antara pasukan darat Israel dan kelompok Hamas.

Editor: Erik S
AFP/JACK GUEZ
Sebuah tank tempur Israel bergerak di dekat posisi di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza di Israel selatan pada 31 Oktober 2023 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara pasukan Israel dan gerakan Hamas Palestina. (Photo by JACK GUEZ / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, GAZA- IDF (Pasukan Pertahanan Israel)  mengklaim sudah menyerang lebih dari 11.000 target milik Hamas di Jalur Gaza sejak pecahnya perang terbaru, Rabu (1/11/2023).

Demikian pernyataan militer yang dikutip kantor berita AFP.

Gaza dalam beberapa hari terakhir mengalami pertempuran sengit antara pasukan darat Israel dan kelompok Hamas.

Baca juga: Hamas Bantah Komandan Senior Mereka Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza

Israel menekankan misinya untuk menghancurkan Hamas setelah serangan kelompok itu sejak 7 Oktober 2023 menewaskan 1.400 orang di Israel, sebagian besar warga sipil termasuk wanita, anak-anak, dan orangtua.

Kemudian, Israel membalasnya dengan serangan udara tanpa henti. Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, korban tewas mencapai 8.500 warga Palestina yang dua pertiganya adalah wanita dan anak-anak.

Israel juga menghadapi rentetan serangan udara setiap hari dari Hamas dan kelompok-kelompok lain yang didukung Iran di Timur Tengah.

Kelompok Houthi di Yaman pada Selasa (31/10/2023) menembakkan sejumlah besar rudal balistik dan banyak drone bersenjata ke arah Israel.

Militer Israel mengatakan, intrusi pesawat musuh membunyikan sirene peringatan di Eilat dan sebuah rudal darat-ke-darat berhasil dicegat.

Sementara itu di utara, Israel hampir setiap hari saling serang dengan gerakan Hezbollah di Lebanon yang didukung Iran.

Perempuan konsumsi pil penunda haid

Serangan Israel ke Gaza menyebabkan banyak perempuan Palestina terpaksa mengonsumsi pil penunda menstruasi.

Baca juga: Israel gempur kamp pengungsi Jabalia di Gaza, Netanyahu sebut Ini waktunya berperang

Hal itu disebabkan keadaan yang tidak sehat akibat serangan Israel di Gaza.

Perempuan-perempuan di Gaza menghadapi pengungsian, tempat tinggal yang terlalu padat, kurangnya akses terhadap air bersih dan produk kesehatan untuk menstruasi seperti pembalut, tampon.

Para perempuan tersebut mengonsumsi tablet norethisterone. Tablet itu biasanya diresepkan untuk pasien kasus pendarahan saat menstruasi, endometriosis, nyeri haid untuk mencegah ketidaknyamanan akibat sakit saat menstruasi.

Berdasarkan keterangan Dr Walid Abu Hatab, konsultan obstetri dan ginekologi di Nasser Medical Complex di Southern City of Khan Younis, tablet norethisterone menjaga level hormon progesteron tetap tinggi guna menghentikan rahim melepaskan lapisannya, sehingga menunda menstruasi. 

Baca juga: Israel Serang Kamp Pengungsi Jabalia, 50 Orang Tewas, 150 Lainnya Luka-luka

Pil tersebut mungkin memiliki efek samping seperti pendarahan vagina yang tidak teratur, mual,  mengubah siklus menstruasi, pusing dan perubahan perasaan.

Namun perempuan-perempuan tersebut tidak memiliki pilihan lain, misalnya saja Salma Khaled (41).

Salma mengatakan mereka tidak punya pilihan dan harus mengambil risiko di tengah pemboman tanpa henti dan blokade Gaza yang dilakukan Israel. (Kompas.com/Tribunnews/Aljazeera)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved