Konflik Palestina Vs Israel
Israel Klaim Komandan Hamas Terbunuh saat Lakukan Serangan di Kamp Jabalia Gaza
Kamp pengungsi Jabalia di Gaza dibombardir oleh pasukan udara Israel. Dalam serangannya, Israel mengklaim telah membunuh komandan Hamas.
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeklaim telah membunuh seorang komandan Hamas bernama Ibrahim Biari saat melakukan serangan udara di Kamp Jabalia, Gaza, Selasa (31/10/2023).
Dalam serangan di Kamp Jabalia tersebut, setidaknya 50 warga Palestina tewas dan 150 lainnya mengalami luka-luka.
Selain itu, Israel juga menyebut, sebanyak 11 tentaranya tewas dalam pertempuran di Gaza pada hari Selasa.
Dikutip dari Reuters, Radio Angkatan Darat Israel mengatakan, sebagian besar korban tewas adalah prajurit infanteri yang kendaraannya terkena rudal anti-lapis baja.
Penembakan dan serangan udara berlanjut di Gaza semalaman, kata para saksi mata.
Israel mengirimkan pasukannya ke Gaza setelah berminggu-minggu pemboman udara sebagai pembalasan atas serangan Hamas yang didukung Iran.
Baca juga: Serang Kamp Pengungsian di Jabalia, Israel Mengaku Targetkan Pemimpin Hamas
IDF mengatakan serangan udara di Jabalia, kamp pengungsi terbesar di Gaza, telah menewaskan Ibrahim Biari, seorang komandan Hamas.
Lusinan pejuang Hamas berada di kompleks terowongan bawah tanah yang sama dengan Biari juga tewas.
"Saya akan melakukan apa saja untuk menghancurkan Hamas sepenuhnya. Saya berkomitmen untuk itu. Itu adalah perang (untuk) masa depan Israel - tidak kurang dari itu," kata Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant.
"Hamas punya dua pilihan – dibunuh atau menyerah tanpa syarat," lanjutnya.
Sementara itu, Juru Bicara Hamas, Hazem Qassem membantah ada komandan senior yang berada di kamp tersebut.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Menguat di Tengah Berkecamuknya Konflik Hamas-Israel
Qassem mengatakan, klaim tersebut sebagai dalih Israel untuk membunuh warga sipil.
Hamas mengatakan ada 400 orang tewas dan terluka di Jabalia, yang menampung keluarga pengungsi akibat perang dengan Israel sejak tahun 1948.
Ledakan itu meninggalkan kawah besar yang dikelilingi reruntuhan bangunan.
Israel berulang kali memperingatkan warga Gaza untuk mengungsi dari wilayah utara dan meski banyak yang pergi ke selatan, banyak yang tetap tinggal.
Pejabat Kesehatan Gaza Keluarkan Permintaan Darurat

Baca juga: Bolivia, Chile, dan Kolombia Kecam Serangan Israel ke Gaza, Bolivia Israel Putus Hubungan Diplomatik
Kementerian Kesehatan di Gaza telah menyerukan untuk pengiriman bahan bakar ke kompleks al-Shifa dan Rumah Sakit Indonesia.
Al-Shifa, di Kota Gaza, adalah kompleks medis terbesar di Jalur Gaza, sedangkan Rumah Sakit Indonesia terletak di wilayah utara yang dibombardir dengan ketat.
Dikutip dari Al Jazeera, Direktur Rumah Sakit Indonesia, Atef al-Kahlout mengatakan, layanan di fasilitas tersebut dapat dihentikan dalam waktu 24 jam karena kekurangan bahan bakar.
"Kemampuan penyerapan kami menjadi sangat terbatas karena perang yang sedang berlangsung dan kami tidak mempunyai tempat tidur," katanya.
"Kami melakukan operasi di lapangan dan tanpa anestesi," tambahnya.
Al-Kahlout juga mengatakan, rumah sakit tersebut menerima lebih dari 400 orang yang terluka dalam pemboman Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia pada Selasa sore.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.