Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Rencana Israel Buat Gaza: Tiga Tahap Operasi Militer Lalu Cuci Tangan, Bikin Pemerintahan Boneka

Menteri Pertahanan mengatakan Israel akan melepaskan semua tanggung jawab atas Gaza Palestina setelah serangan darat. AS mau bikin pemerintahan boneka

AP/Abed Khaled
Seorang gadis Palestina membawa selimut saat berjalan melewati lokasi ledakan mematikan di rumah sakit al-Ahli, di Kota Gaza, Rabu, 18 Oktober 2023. (AP Photo/Abed Khaled) 

Rencana Israel Buat Gaza: Tiga Tahap Operasi Militer Lalu Cuci Tangan

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant mengatakan, Israel akan lepas tangan dari Gaza setelah mereka menyelesaikan operasi militer darat dan menaklukkan Hamas.

Laporan Financial Times, mengutip seorang pejabat Israel yang tidak mau disebutkan namanya, melaporkan kalau pendekatan baru ini berarti bahwa warga Gaza tidak akan diizinkan memasuki Israel atau bekerja di sana.

Saat berbicara di depan Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Parlemen Israel pada Jumat (20/10/2023), Gallant mengatakan kepada anggota parlemen kalau Israel tidak lagi memiliki “tanggung jawab atas kehidupan sehari-hari di Jalur Gaza” setelah perang berakhir.

Baca juga: Jerman Cemas UNIFIL Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon, Indonesia Kontingen Terbesar Pasukan PBB

Menurut menteri tersebut, operasi militer Israel akan terdiri dari tiga tahap.

Tahap pertama operasi militer Israel adalah pemboman udara besar-besaran, yang sudah berlangsung.

Tahap kedua, Israel akan melancarkan manuver serangan darat besar-besaran dengan tujuan menghancurkan operasi dan merusak infrastruktur untuk mengalahkan dan menghancurkan Hamas.

"Fase kedua akan menghasilkan pertempuran dengan intensitas lebih rendah di daerah kantong tersebut, yang bertujuan untuk menghilangkan “kantong-kantong perlawanan,” menurut Gallant.

OPerasi militer Israel akan berakhir dengan tahap “penciptaan rezim keamanan baru” di Gaza.

Financial Times mengutip seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya, mengatakan kalau Israel tidak akan menjadi bagian dari solusi dalam hal memberikan pekerjaan kepada warga Gaza.

“Tali pusarnya sudah kami cabut,” imbuhnya.

Pejabat tersebut mengatakan kepada media bahwa semua penyeberangan perbatasan antara Gaza dan Israel akan ditutup.

Baca juga: Milisi Poros Bersenjata Targetkan AS dan Israel di Semua Front: Dari Yaman, Irak, Hingga Lebanon

Warga Palestina korban diantara puing-puing bangunan Gereja Saint Porphyrius Ortodoks Yunani, gereja tertua yang masih digunakan di Gaza, yang rusak akibat serangan udara Tentara IDF Israel di Kota Gaza pada 20 Oktober 2023. Di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Ribuan orang, baik warga Israel maupun Palestina, tewas sejak 7 Oktober 2023. (Dawood NEMER / AFP)
Warga Palestina korban diantara puing-puing bangunan Gereja Saint Porphyrius Ortodoks Yunani, gereja tertua yang masih digunakan di Gaza, yang rusak akibat serangan udara Tentara IDF Israel di Kota Gaza pada 20 Oktober 2023. Di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Ribuan orang, baik warga Israel maupun Palestina, tewas sejak 7 Oktober 2023. (Dawood NEMER / AFP) (AFP/DAWOOD NEMER)

Mau Bentuk Pemerintahan Boneka di Palestina

Israel menduduki dan mempunyai permukiman di Gaza dari tahun 1967 hingga 2005.

Hingga pecahnya pertempuran terbaru melawan Hamas, Sabtu (7/10/2023) lalu, Israel memasok kebutuhan dasar seperti air dan listrik ke wilayah Palestina yang padat penduduknya.

Pergerakan orang dan barang telah sangat dibatasi oleh Israel selama bertahun-tahun.

Pada Sabtu (21/10/2023), Bloomberg mengklaim kalau para pejabat AS dan Israel sedang melakukan pembicaraan rahasia mengenai masa depan Gaza pasca-Hamas.

Menurut media tersebut, salah satu skenario yang saat ini sedang dipertimbangkan adalah pembentukan pemerintahan sementara yang didukung oleh PBB dan negara-negara Arab.

Laporan tersebut menambahkan kalau diskusi soal pembentukan pemerintahan 'boneka' tersebut masih dalam tahap awal.

"Tidak ada jaminan bahwa negara-negara tetangga akan mengikuti rencana yang diharapkan," kata laporan tersebut.

Konflik antara Hamas dan Israel meletus pada 7 Oktober setelah militan Palestina melancarkan serangan rudal besar-besaran dan serangan mendadak.

Israel membalas dengan serangan udara ke Gaza.

Menurut pejabat lokal di kedua belah pihak, kekerasan terbaru ini telah menyebabkan sedikitnya 4.100 warga Palestina dan 1.400 warga Israel tewas, dan ribuan lainnya terluka.

PBB dan kelompok hak asasi manusia telah memperingatkan akan terjadinya bencana kemanusiaan di Gaza.

(oln/RT/FT/blmbrg/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved