Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Perang Terbuka Hizbullah Vs Israel Diprediksi Bakal Pecah dalam Waktu Dekat

Iran pada hari Minggu (15/10/2023) memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Jalur Gaza dapat meningkatkan konflik di tempat lain di Timur Tengah.

AFP/-
Tentara Hizbullah Lebanon dan Israel saling baku tembak mematikan di perbatasan pada hari Minggu (15/10/2023). Perang terbuka antara Israel dengan Hizbullah diprediksi akan terjadi dalam waktu dekat. 

TRIBUNNEWS.COM, DOHA - Perang terbuka antara Israel dengan Hizbullah diprediksi akan terjadi dalam waktu dekat.

Iran pada hari Minggu (15/10/2023) memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Jalur Gaza dapat meningkatkan konflik di tempat lain di Timur Tengah.

Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian mengadakan pembicaraan dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, ketika pasukan Israel berkumpul di perbatasan.

“Tidak ada yang bisa menjamin pengendalian situasi dan tidak meluasnya konflik,” katanya, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran.

“Mereka yang berkepentingan untuk mencegah meluasnya cakupan perang dan krisis, perlu mencegah serangan saat ini… terhadap warga negara dan warga sipil di Gaza,” tambahnya.

Amir-Abdollahian juga mengkritik Amerika Serikat, yang memberikan dukungan tegas kepada Israel sejak serangan pejuang Hamas pada 7 Oktober yang menyebabkan 1.300 orang tewas di Israel.

Serangan udara Israel yang ditujukan kepada para pemimpin Hamas di balik serangan mematikan itu telah menewaskan lebih dari 2.300 orang.

Di kedua belah pihak, korban jiwa sebagian besar adalah warga sipil.

Dia mengatakan perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas akan meluas ke negara-negara lain di Timur Tengah jika Hizbullah memutuskan terlibat.

Dalam interaksinya dengan wartawan di Beirut, Amirabdollahian meminta Israel menghentikan serangannya terhadap Gaza, dan menambahkan kelompok Hizbullah yang berbasis di Lebanon telah mempertimbangkan semua skenario perang.

Hizbullah tetap menjadi ancaman paling serius bagi Israel, dengan 150.000 roket dan rudalnya, termasuk rudal berpemandu presisi.

Dia lebih lanjut mengatakan dia bertemu dengan Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah yang memberi pengarahan kepadanya tentang kondisi kelompok tersebut di Lebanon.

Selama ini Hizbullah terlihat masih menahan diri, dan hanya melakukan serangan-serangan kecil terhadap pos militer Israel di perbatasan Lebanon.

Kelompok muslim Syiah itu telah menyatakan mereka akan masuk total dalam peperangan jika Israel melakukan serangan darat ke Gaza.

Sementara Israel sendiri telah memutuskan menunda serangan darat ke Gaza dengan alasan cuaca buruk di daerah tersebut.

Di Washington, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan Amerika Serikat mengkhawatirkan eskalasi perang, dan kemungkinan Iran – yang merupakan musuh lama Israel dan pendukung Hamas – akan “terlibat secara langsung”.

Diplomat utama Iran berada di Qatar pada hari Minggu sebagai bagian dari tur regional yang juga mencakup kunjungan ke Irak, Lebanon dan Suriah.

Israel telah menempatkan pasukan dan tank di perbatasan utara yang dipatroli PBB dengan Lebanon dan menutup zona selebar empat kilometer (2,5 mil) bagi warga sipil setelah terjadi baku tembak mematikan di perbatasan dengan kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran.

Negara-negara Barat yang mendukung Israel telah memperingatkan terhadap dampak konflik regional.

Amerika Serikat telah mengerahkan kapal induk kedua ke wilayah tersebut dalam upaya untuk “mencegah tindakan permusuhan terhadap Israel”, kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin.

Israel: Kami tidak tertarik perang dengan Hizbullah

Menteri Pertahanan Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa Israel tidak tertarik melancarkan perang di wilayah utara dan jika kelompok Hizbullah Lebanon menahan diri maka Israel akan menjaga situasi di sepanjang perbatasan sebagaimana adanya.

Tembakan sporadis di perbatasan Israel-Lebanon selama seminggu terakhir telah menimbulkan kekhawatiran bahwa pertempuran dengan militan Hamas di Gaza dapat meningkat menjadi konflik yang lebih luas.

Pada Minggu sore, sirene terdengar di seluruh Israel utara, membuat penduduk berlarian mencari perlindungan, dan militer mengatakan pihaknya mencegat lima dari sembilan roket yang ditembakkan dari Lebanon.

Mereka kemudian membalas dengan tembakan artileri ke daerah tempat roket diluncurkan.

“Kami tidak tertarik pada perang di utara. Kami tidak ingin memperburuk situasi,” kata Menteri Pertahanan Yoav Gallant kepada wartawan.

“Jika Hizbullah memilih jalur perang, maka konsekuensinya akan sangat berat. Sangat berat. Namun jika mereka menahan diri, kami akan menghormatinya dan menjaga situasi seperti apa adanya,” kata Gallant, seraya mencatat bahwa telah terjadi baku tembak di seberang perbatasan.

Di sisi lain, pasukan Pertahanan Israel mengatakan mereka baru saja menyerang “infrastruktur militer” Hizbullah di Lebanon.

Sebuah video yang dirilis oleh militer menunjukkan dua bangunan ditembaki, setidaknya satu dari langit.

Dikatakan bahwa serangan yang terlihat dalam video itu dilakukan pada hari Minggu dan Senin pagi.

Serangan itu terjadi sebagai respons terhadap tembakan yang ditujukan ke Israel dari Lebanon pada hari Minggu.

Enam rudal anti-tank Hizbullah di kota Israel dan posisi militer di perbatasan Lebanon pada Minggu pagi, menewaskan sedikitnya satu warga sipil.

Sembilan roket lainnya juga diluncurkan ke kota Nahariya di utara dan kota-kota sekitarnya, tidak menyebabkan kerusakan atau cedera.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved