Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Gegara Polemik Soal Hamas, Orang Terkaya di Israel dan Istrinya Mundur dari Dewan Direksi Harvard

Mereka mendanai beasiswa bagi siswa Israel dan Palestina untuk belajar di Havard University. Mundur gegara Israel disalahkan soal serangan Hamas

twitter
BERLARIAN KABUR - Tangkap layar video yang menunjukkan ratusan warga Israel melarikan diri dari sebuah festival keagamaan di padang pasir karena panik saat militan Palestina menyerbu tempat tersebut. 

CEO dan investor lain pun mengikuti seruannya tersebut.

Meluasnya eskalasi konflik dengan pejuang Hamas hingga Tank Merkava Israel bergerak ke posisi di utara Israel dekat perbatasan dengan Lebanon. Minggu (15/10/2023). (Jalaa MAREY/AFP)
Meluasnya eskalasi konflik dengan pejuang Hamas hingga Tank Merkava Israel bergerak ke posisi di utara Israel dekat perbatasan dengan Lebanon. Minggu (15/10/2023). (Jalaa MAREY/AFP) (AFP/JALAA MAREY)

Havard Tak Beri Sanksi

Harvard telah berupaya keras untuk mengarahkan tanggapannya terhadap pernyataan kelompok mahasiswa.

Dalam sebuah video pada hari Kamis, Presiden Harvard Christine Gay mengatakan bahwa universitas tersebut menentang tindak dan aksi terorisme.

Namun dia mengatakan, Harvard juga menolak pelecehan dan intimidasi berdasarkan kepercayaan masyarakat dan “menerima” komitmen terhadap kebebasan berekspresi, termasuk “pandangan yang banyak dari kita anggap tidak menyenangkan, bahkan keterlaluan.”

“Kami tidak menghukum atau memberikan sanksi kepada orang-orang yang mengungkapkan pandangan seperti itu,” kata Gay.

Tapi itu jauh dari kata 'mendukung para mahasiswa tersebut'.

Beberapa orang percaya, Harvard tidak mengambil tindakan yang cukup terhadap mahasiswa yang kelompoknya menandatangani pernyataan tersebut.

“Sayangnya, kepercayaan kami terhadap kepemimpinan Universitas telah hancur dan kami tidak dapat dengan itikad baik terus mendukung Harvard dan komite-komitenya,” kata Ofers dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke beberapa publikasi termasuk CNN.

Ofers mengatakan bahwa keputusan mereka untuk meninggalkan dewan tersebut "dipicu oleh kurangnya bukti yang jelas mengenai dukungan dari pimpinan Universitas terhadap rakyat Israel setelah peristiwa tragis minggu lalu.

Keputusan itu ditambah oleh keengganan kampus untuk mengakui Hamas atas apa yang mereka lakukan.

“Dengan banyaknya disinformasi yang disebarkan melalui media sosial, penting bagi lembaga-lembaga besar di dunia untuk berbicara dengan suara yang jelas dan tegas pada saat kritis ini,” tambah Ofers.

(oln/BI/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved