Pria Chechnya Tikam Guru di Prancis hingga Tewas, 2 Siswa Terluka, Macron Bergegas ke Lokasi
Seorang pria berdarah Chechnya melakukan serangan penikaman di sebuah sekolah di Prancis, seorang guru laki-laki tewas.
Mereka lantas membuat barikade di sekeliling sekolah.
Baca juga: Prancis Dihantui Kutu Busuk Jelang Olimpiade Musim Panas 2024, Pemerintah Minta Masyarakat Tenang

Macron melakukan perjalanan ke Arras bersama dengan menteri dalam negeri dan menteri pendidikan.
Ia mengatakan korban telah membantu menyelamatkan banyak nyawa.
Selain itu, Macron memuji aparat kepolisian yang telah menggagalkan percobaan serangan di Prancis.
Presiden Prancis itu tampak berhenti sejenak di hadapan jasad sang guru yang ditutupi kain.
Macron kemudian pergi menemui siswa dari sekolah tersebut di gedung yang berdekatan.
Kematian Samuel Paty
Serangan Arras terjadi hampir tepat tiga tahun setelah kematian Samuel Paty.
Paty adalah seorang guru sejarah dan geografi berusia 47 tahun.
Ia terbunuh dalam serangan yang dilakukan oleh seorang pengungsi Chechnya berusia 18 tahun di luar sekolahnya di Conflan.
Baca juga: Siswi Prancis Mengaku Berbohong Setelah Menuduh Samuel Paty Menunjukkan Karikatur Nabi Muhammad

Tindakan Sekolah
Berdasarkan penuturan para orang tua, siswa di sekolah itu dilarang meninggalkan gedung.
Mereka dikunci lebih dari tiga jam setelah serangan tersebut.
Selang dua jam, setelah situasi terkendali dan aman, siswa dan guru diizinkan pergi.
Prancis telah dilanda serangkaian serangan oleh ekstremis Islam sejak tahun 2015.
Saudara laki-laki tersangka ditangkap pada musim panas 2019 oleh DGSI – badan intelijen kontra-terorisme Prancis.
Ia dicurigai terlibat dalam perencanaan serangan yang digagalkan dan dipenjarakan, kata intelijen Prancis.
Sebenarnya, serangan di sekolah jarang terjadi di Perancis.
Pemerintah meminta pihak berwenang untuk meningkatkan kewaspadaan di semua sekolah di seluruh negeri.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.