Kisah WNI yang menanti evakuasi dari Jalur Gaza di tengah ‘pengepungan total’ Israel
Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan rencana evakuasi ratusan warga Indonesia yang berada di wilayah Gaza maupun di Israel. Namun,…
Ditambah lagi, Yon melihat ada potensi pihak eksternal yang akan terlibat dalam konflik ini. Siapa mereka?
Pertama adalah kelompok Hizbullah yang salah satunya berada di Libanon, berbatasan langsung dengan Israel.
Dilansir dari Reuters, Israel telah menembakan rudal-rudal ke wilayah selatan Lebanon yang berbatasan dengan Israel, yang menewaskan beberapa anggota Hizbullah. Pihak Hizbullah juga telah menembakan rudal sebagai respon atas terbunuhnya anggotanya itu.
Hizbullah adalah kelompok milisi Syiah yang mendapat sokongan dari Iran.
Kedua adalah Iran “karena Hamas sebagai kekuatan perlawanan mendapat banyak dukungan dari pelatihan hinggan finansial dari Iran,” kata Yon.
Sebuah laporan yang diterbitkan surat kabar Wall Street Journal mengutip anggota Hamas yang tidak disebutkan namanya dan gerakan gerilya Hizbullah di Lebanon mengatakan bahwa Iran memberi lampu hijau pada serangan Sabtu (07/10) itu.
Ghazi Ahmad, juru bicara Hamas, berkata pada BBC bahwa kelompok itu mendapat dukungan langsung dari Iran – yang berjanji untuk "berdiri bersama pejuang Palestina hingga pembebasan Palestina dan Jerusalem – untuk melakukan serangan.
“Selain Hizbullah dan Iran, ada juga milisi di Suriah hingga milisi Houthi di Yaman yang berpotensi memperluas dan memperpanjang perang ini,” kata Yon.
Selain itu, terpecahnya sikap negara-negara besar dunia juga turut mempengaruhi penyelesaian konflik ini.
“Amerika dan beberapa negara Eropa pro dengan Israel. Tapi Rusia dan China mengkritik dan menyalahkan dunia barta atas apa yang terjadi,” ujar Yon.
Jika konflik semakin luas dan berkepanjangan, Yon menilai, proses evakuasi WNI akan semakin sulit. Dia pun meminta pemerintah Indonesia untuk bergerak cepat menyelamatkan WNI tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.