Minggu, 5 Oktober 2025

Cerita WNI di Gaza bertahan di tengah saling serang Hamas-Israel: ‘Menakutkan, sangat mencekam, di luar sana masih dihujani rudal'

Warga negara Indonesia (WNI) yang menetap di Gaza, menceritakan kepada BBC News Indonesia betapa mencekamnya situasi di kota itu di…

BBC Indonesia
Cerita WNI di Gaza bertahan di tengah saling serang Hamas-Israel: ‘Menakutkan, sangat mencekam, di luar sana masih dihujani rudal' 

Ketiga anaknya yang berusia 11 tahun, sembilan tahun, dan lima tahun, dibuat menangis dan ketakutan oleh suara ledakan bom dan rudal yang terjadi.

“Walaupun mereka sudah terbiasa dengar dentuman bom, suara pesawat, mereka pasti bertanya. Kemarin, saya ditanya oleh Bahari [anak bungsu Onim], ‘Abi apakah besok ada suara bom lagi?’ Saya jawab, ‘Insya Allah besok aman, Allah selalu bersama kita’,” jelas Onim meskipun di dalam hatinya, dia tidak tidak tahu sampai kapan situasi ini akan bertahan.

“Sampai detik ini, tanggal 8 Oktober 2023 jam 7.20 pagi [waktu Palestina], suara dentuman bom, eskalasi itu semakin meningkat. Pejuang Gaza melontarkan rudal, kemudian dibalas Israel dengan melontarkan rudal juga ke titik-titik tertentu,” katanya.

Melalui grup-grup di media sosial dan pesan singkat yang dia ikuti, Onim mengatakan bahwa berseliweran kabar soal jatuhnya ratusan korban jiwa dan runtuhnya bangunan akibat serangan rudal.

Listrik di wilayah Gaza juga mati. Onim bertahan memanfaatkan sumber listrik dari panel surya yang dia miliki.

Sampai situasi dirasa cukup aman, Onim dan keluarganya tidak berani beraktivitas di luar rumah.

“Kami benar-benar tidak bisa ke luar rumah, kami khawatir terkena serpihan bom,” tuturnya.

“Di luar sana masih dihujani rudal.”

Situasi ini telah menghambat kegiatan Onim, yang semestinya menyerahkan bantuan pangan dan obat-obatan ke rumah sakit di Gaza.

Dia juga khawatir situasi ini akan memperburuk krisis pangan, air bersih, dan obat-obatan yang selama ini juga telah terjadi di wilayah Gaza.

Obat-obatan di RS Indonesia Gaza 'menipis'

Sementara itu, Ketua Presidium MER-C, Sarbini Abdul Murad mengatakan Rumah Sakit Indonesia disibukkan oleh korban luka yang terus berdatangan.

Menurut Sarbini, diputusnya akses distribusi barang ke Gaza oleh Israel membuat stok obat-obatan di Rumah Sakit Indonesia menipis.

"[Obat-obatan] maksimal bertahan dua minggu karena masih banyak korban," kata Sarbini melalui pesan singkat kepada BBC News Indonesia.

MER-C mengutuk serangan Israel yang turut mengenai rumah sakit tersebut. Namun dia mengatakan bahwa Rumah Sakit Indonesia tidak mengalami kerusakan serius, dan masih bisa melayani pasien.

Ke mana eskalasi situasi ini mengarah?

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved