Minggu, 5 Oktober 2025

Cerita WNI di Gaza bertahan di tengah saling serang Hamas-Israel: ‘Menakutkan, sangat mencekam, di luar sana masih dihujani rudal'

Warga negara Indonesia (WNI) yang menetap di Gaza, menceritakan kepada BBC News Indonesia betapa mencekamnya situasi di kota itu di…

BBC Indonesia
Cerita WNI di Gaza bertahan di tengah saling serang Hamas-Israel: ‘Menakutkan, sangat mencekam, di luar sana masih dihujani rudal' 

WNI yang menjadi relawan medis MER-C di Rumah Sakit Indonesia itu kemudian bangun dari tidurnya. Dia mendengar azan berkumandang dan bersiap untuk salat Subuh.

Awalnya, Fikri mengaku tidak mengetahui dengan jelas situasi yang terjadi.

“Tapi ketika melihat ke jendela, terlihat jelas roket-roket yang meluncur ke daratan. Artinya, ini jelas serangan dari pihak pejuang Gaza,” kata Fikri.

Beberapa jam kemudian, tembakan roket dari pesawat tempur Israel jatuh di dekat Wisma dr Joserizal Jurnalis dan menghancurkan mobil operasional MER-C.

Seorang staf lokal bernama Abu Romzi, yang saat itu berada di dekat mobil tersebut, meninggal dunia.

Saat itulah Fikri menyadari bahwa Israel telah melancarkan serangan balasan.

"Ketika bom mengenai mobil MER-C, membuat suara ledakan yang besar, sehingga kami panik, langsung berlari dan berlindung di Wisma dr Joserizal," tuturnya.

Hingga Minggu Malam, Fikri mengatakan suasana di Gaza masih mencekam.

Sementara itu, jalanan sepi dan gelap akibat aliran listrik yang padam.

"Rumah-rumah masyarakat gelap gulita, jalan juga sudah banyak yang tidak mendapatkan penerangan lampu," jelasnya.

‘Di luar sana masih dihujani rudal’

Abdillah Onim mengatakan eskalasi situasi ini membuat warga sipil kaget karena terjadi secara “mendadak” dan “tidak diprediksi oleh siapa pun”.

Onim bersama istrinya yang merupakan warga Palestina serta tiga anak mereka hanya bisa berlindung di rumah sejak serangan dimulai pada Sabtu.

Ketika eskalasi konflik pecah, dia langsung meminta saudara iparnya untuk membeli bahan makanan seperti roti, beras, telur, tomat, timun dan lain-lain. Banyak warga mengantre untuk membeli bahan-bahan makanan.

“Untuk bahan makanan [kami menyetok] untuk empat hari, kalau lewat empat hari nanti masih terjadi peperangan, ya kami tawakal saja, mudah-mudahan ada jalan,” kata Onim.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved