Sabtu, 4 Oktober 2025

Hijab: Polisi moral Iran dituduh pukuli remaja perempuan hingga koma, kasus Mahsa Amini terulang?

Sejumlah aktivis menuduh polisi moral Iran memukuli seorang remaja perempuan karena tidak mengenakan jilbab. Hal ini mengingatkan…

BBC Indonesia
Hijab: Polisi moral Iran dituduh pukuli remaja perempuan hingga koma, kasus Mahsa Amini terulang? 

"Saya pikir tekanan darah putri saya turun, saya tidak terlalu yakin, saya pikir mereka mengatakan tekanan darahnya turun," kata ibunya dalam video yang banyak diedit dan diunggah oleh Irna.

Direktur pelaksana kereta bawah tanah Teheran, Masood Dorosti, membantah adanya "konflik verbal atau fisik" antara Armita dan "penumpang atau petugas kereta bawah tanah".

"Beberapa rumor tentang konfrontasi dengan petugas metro… tidak benar dan rekaman CCTV membantah klaim tersebut," katanya kepada Irna.

Rekaman tersebut menunjukkan Armita, dengan rambut terbuka, berjalan ke kereta di peron bersama dua perempuan lainnya.

Beberapa saat kemudian, salah satu perempuan itu keluar dari kereta dan membungkuk.

Perempuan itu dan beberapa penumpang lainnya kemudian terlihat menggendong Armita yang tidak sadarkan diri lalu membaringkannya di peron.


Beberapa pengguna media sosial Iran mencatat bahwa video yang dirilis oleh pihak berwenang hanya menunjukkan peron dan bukan bagian dalam kereta. Rekaman pintu masuk stasiun, tempat pemeriksaan hijab, juga tidak dirilis.

Kasus tersebut mirip dengan kasus Mahsa Amini, seorang perempuan Kurdi berusia 22 tahun yang meninggal dalam tahanan pada September 2022 setelah ditahan oleh polisi moral di Teheran karena diduga mengenakan jilbabnya secara "tidak layak".

Saksi mata mengatakan Mahsa Amini dipukuli oleh petugas, namun pihak berwenang menghubungkan kematiannya dengan kondisi medis Mahsa Amini sebelum kejadian.

Video CCTV yang memperlihatkan Amini pingsan di pusat penahanan dan foto dirinya di rumah sakit membuat marah banyak warga Iran. Gelombang protes anti-pemerintah meletus di seluruh negeri ketika dia meninggal setelah tiga hari dalam keadaan koma.

Ratusan orang tewas dan ribuan lainnya ditahan dalam aksi represif yang dilakukan pasukan keamanan.

Setahun setelah kematian Mahsa Amini, sebagian besar protes telah mereda. Namun demonstrasi sporadis masih terjadi dan banyak anak perempuan dan perempuan dewasa berhenti menutupi rambut mereka di depan umum dengan sengaja untuk memperlihatkan sikap protes terhadap aturan berpakaian.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved