Babak belur Pasar Tanah Abang dihajar pasar digital - 'Sebulan tidak ada pemasukan satu rupiah pun'
Pemerintah Indonesia resmi melarang social commerce seperti TikTok Shop melakukan transaksi jual beli barang demi menciptakan fair…
Sekarang, kala situasinya benar-benar sudah pulih, ia tak habis pikir penjualannya malah melorot sampai 70%.
"Langganan saya dari daerah enggak ada yang belanja, padahal saya sering kirim foto-foto baju model baru. Bahkan produk saya upgrade, tetap enggak menarik pelanggan," ujar Lingga kepada BBC News Indonesia.
"Kalau dulu sebelum pandemi, saya bikin baju enggak mikir. Mereka berani pesan 100 potong selang beberapa hari sudah pesan lagi. Saya sampai kewalahan."
Lingga sudah sembilan tahun berdagang di Tanah Abang khusus busana muslim seperti kaftan.
Ia punya langganan di seluruh Indonesia.
Biasanya tiga bulan jelang hari raya Idulfitri adalah ramai-ramainya pedagang dari berbagai pelosok daerah memborong ke Tanah Abang.
Tapi di tahun ini, hal itu tak terjadi.
Yang mengherankan lagi, pembeli dari Jakarta juga sama sepinya.
Dalam sebulan pembeli yang datang ke tokonya cuma 10 orang. Padahal letak kiosnya di lantai bawah Blok B sangat strategis.
"Saya sampai enggak percaya, masak lebaran orang enggak beli baju baru? Tapi itu yang terjadi. Malah habis lebaran Idul Adha, pasar masih sepi."
Tutup toko karena berbulan-bulan tak ada pembeli
Pedagang lainnya di Tanah Abang, Syamsul, juga senasib dengan Lingga.
Kiosnya di lantai lima Blok B jarang dilewati orang.
"Dari pagi belum laris sampai sekarang jam 13.00," celetuknya.
Pria yang sudah berdagang di Tanah Abang sejak tahun 1997 ini bercerita lantai lima sebetulnya dialokasikan khusus penjual busana muslim dengan harga butik.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.