Minggu, 5 Oktober 2025
Deutsche Welle

Rilis Peta Baru, Cina Provokasi India

Beberapa negara di Asia menerbitkan peta resmi dengan versi mereka sendiri. Cina mengeluarkan peta baru yang memicu kegemparan di…

Deutsche Welle
Rilis Peta Baru, Cina Provokasi India 

Dalam sengketa Laut Cina Selatan, misalnya, semakin banyaknya perselisihan mengenai peta wilayah tersebut, yang digambarkan pada beberapa film. Baru-baru ini, film Hollywood berjudul "Barbie", bahkan dilarang tayang di Vietnam karena diduga menunjukkan apa yang dianggap Hanoi sebagai peta ilegal Laut Cina Selatan.

Pada tahun 2019, beberapa negara di Asia Tenggara juga telah mengkritik keras film "Abominable" karena adanya adegan di mana peta yang menggambarkan interpretasi kontroversial Tiongkok atas Laut Cina Selatan terlihat jelas di latar belakang. Peta tersebut menunjukkan "sembilan garis putus-putus", yang menggambarkan seluruh Taiwan dan seluruh Laut Cina Selatan sebagai wilayah Cina.

Cina mengklaim kedaulatan secara sejarah, tetapi Taiwan dan negara-negara tetangga menolak klaim teritorial Beijing di wilayah tersebut. Pada tahun 2016, pengadilan internasional memutuskan bahwa klaim Beijing terhadap Laut Cina Selatan tidak sah menurut hukum maritim internasional.

Menafsirkan Google Earth

PBB menyadari sensitivitas politik pada peta. Departemen PBB yang secara resmi bertanggung jawab atas peta, "Badan Informasi Geospasial", menerbitkan sebuah peta dengan catatan bahwa, "batas-batas dan nama-nama yang ditampilkan dan sebutan yang digunakan pada peta ini tidak menyiratkan pengesahan atau penerimaan resmi oleh PBB."

Selama beberapa tahun, Google Maps sejauh ini merupakan alat navigasi berbasis web yang paling banyak digunakan. Google Maps merupakan sumber geografis bagi pengguna individu dan juga merupakan dasar untuk penelitian ilmiah, bahkan jurnalistik.

Namun, peta versi daringnya juga dipengaruhi oleh politik. Pada tahun 2014, proyek Knight-Mozilla OpenNews membuktikan bahwa Google mengadaptasi petanya sesuai dengan lokasi pengguna. Ini berarti bahwa seorang pengguna di India melihat dunia secara berbeda dengan pengguna di Cina atau Pakistan.

Ketika ditanya oleh DW bagaimana pendekatan Google dalam menggambarkan perbatasan yang disengketakan, perusahaan tersebut mengatakan bahwa peta-peta mereka sebisa mungkin merefleksikan sengketa perbatasan.

"Jika kami memiliki versi lokal dari peta-peta itu, kami mengikuti peraturan lokal untuk batas-batas wilayah. Kami tidak membuat peta normatif, kami menggambarkan kebenaran dasar," kata Google dalam sebuah pernyataan kepada DW. "Kami tidak membuat atau mengubah batas-batas wilayah, tetapi kami bekerja sama dengan penyedia data untuk mendapatkan definisi terbaik tentang di mana batas wilayah itu seharusnya berada," tambah Google.

Menggunakan peta secara kritis

Banyak peta di seluruh dunia menunjukkan perbatasan yang tidak akurat, berat sebelah, atau sengaja dibuat salah. Dalam sengketa yang masih berlangsung, antara Korea Utara dan Korea Selatan misalnya, masing-masing negara sama-sama mengklaim kepemilikan seluruh Semenanjung Korea.

Bahkan, selama bertahun-tahun, masih ada ketidaksepakatan antara Thailand dan Kamboja tentang perbatasan di dekat Kuil Preah Vihear. Sementara di Jepang, yang kehilangan sebagian Kepulauan Kuril kepada Uni Soviet (yang kini Rusia) setelah Perang Dunia II, menggambarkan kepulauan itu sebagai wilayah Jepang di peta mereka.

Pada versi peta Jepang yang benar, Kepulauan Kuril akan diindikasikan sebagai wilayah Rusia atau setidaknya sebagai wilayah yang disengketakan.

Untuk menghindari biasnya kartografi, Ahli Peta Tim Trainor mengatakan bahwa peta harus dibuat secara kritis dan bertanggung jawab. Pertama-tama, harus jelas bagi semua orang bahwa kartografer tidak menentukan perbatasan. Itu adalah tugas negara melalui kontrak dan perjanjian.

"Tidak ada satu otoritas untuk semua perbatasan di seluruh dunia," kata Trainor, seraya menambahkan bahwa orang harus melihat peta dengan mengingat bahwa, "siapa yang membuat peta tersebut dan untuk tujuan apa?"

Peta yang baik harus menyertakan sumber-sumber yang digunakan untuk menggambar batas-batas dan mencantumkan tanggal pembuatannya. Contoh pembuatan peta yang baik seperti yang dirilis oleh Survei Geologikal Amerika Serikat, di mana sudut kiri bawah, pembuat peta dicantumkan bersama dengan data untuk semua isi peta, termasuk jalan, nama, dan batas-batas.

(kp/yf)

Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved