Kamis, 2 Oktober 2025

Rusia Vs Pasukan Wagner

Dampak Pemberontakan Yevgeny Prigozhin di Moskow terhadap Nasib Wagner di Afrika

Belum ada informasi yang pasti apakah bos Wagner Yevgeny Prigozhin akan tetap menjalankan tentara bayarannya di Republik Afrika Tengah (CAR) dan Mali.

Editor: Arif Fajar Nasucha
Selebaran / TELEGRAM/ @concordgroup_official / AFP
Tangkapan video ini diambil dari rekaman selebaran yang diposting pada 24 Juni 2023 di akun Telegram layanan pers Concord -- sebuah perusahaan yang terkait dengan kepala kelompok tentara bayaran Rusia Wagner, Yevgeny Prigozhin -- memperlihatkan Yevgeny Prigozhin berbicara di dalam markas besar Distrik militer selatan Rusia di kota Rostov-on-Don. Kepala kelompok tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin mengumumkan pada 24 Juni 2023 bahwa dia berada di dalam markas tentara di Rostov-on-Don di Rusia selatan, dan para pejuangnya menguasai situs militer kota. 

Lanjut, di Libya, Wagner diperkirakan tidak memiliki jumlah pejuang di negara itu.

Baca juga: Di Mana Keberadaan Para Jenderal Utama Rusia Saat Kelompok Wagner Memberontak ke Kremlin?

Pengunjung mengenakan kamuflase militer berpose di pintu masuk 'Pusat PMC Wagner', terkait dengan pendiri kelompok militer swasta (PMC) Wagner Yevgeny Prigozhin, selama pembukaan resmi blok kantor pada Hari Persatuan Nasional, di Saint Petersburg, pada 4 November 2022.
Pengunjung mengenakan kamuflase militer berpose di pintu masuk 'Pusat PMC Wagner', terkait dengan pendiri kelompok militer swasta (PMC) Wagner Yevgeny Prigozhin, selama pembukaan resmi blok kantor pada Hari Persatuan Nasional, di Saint Petersburg, pada 4 November 2022. (Olga MALTSEVA / AFP)

Namun secara strategis, Libya menciptakan pintu gerbang bagi RUsia ke Afrika, dan memperkuat kehadirannya di Mediterania.

Sedangkan untuk kepentingan Wagner di Mali mungkin terkait dengan cadangan emasnya yang kaya, tapi belum ada bukti tentang perusahaan Prigozhin di sana.

Pengaruh Wagner di lapangan

Tentara bayaran Wagner dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas di beberapa negara.

Pada 2021, penyelidikan BBC menemukan bukti yang melibatkan anggota kelompok di Libya dalam eksekusi warga sipil.

Penyelidikan itu juga menemukan penggunaan ranjau anti-personil dan jebakan yang melanggar hukum di rumah keluarga di sekitar Tripoli.

Di Mali, angka dari Proyek Data Peristiwa dan Lokasi Konflik Bersenjata (Acled) menunjukkan bahwa kekerasan militan meningkat lebih dari dua kali lipat antara tahun 2021 dan 2022, dengan jumlah korban terbanyak adalah warga sipil.

Operasi yang melibatkan kelompok Wagner sejauh ini menyebabkan kematian warga sipil yang lebih tinggi.

Insiden terburuk adalah pembunuhan sekira 500 warga sipil dalam operasi di pusat kota Moura.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengaitkan kehadiran pasukan asing dan tentara Mali atas pembunuhan tersebut.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-491: Lukashenko Puji Upayanya Akhiri Pemberontakan Wagner

Nasib Wagner di Afrika

Analis mengatakan saat ini Wagner sangat berguna bagi Rusia di Afrika, terutama karena mencari dukungan diplomatik di tengah konflik Ukraina - kelompok tentara bayaran tidak dapat berada di tempatnya tanpa Kremlin.

Keduanya sangat terkait.

Misalnya di Libya, unit Wagner sangat bergantung pada dukungan dari kementerian pertahanan Rusia.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved