Senin, 29 September 2025
Deutsche Welle

Lupus Itu Nyata dan Dukungan Mental ke Odapus Sangat Penting

Sebagai anak tunggal, Karin tahu betul ia harus berjuang sendiri hadapi lupus. Dukungan mental bagi odapus penting agar kuat menghadapi…

Karina Lin, 40, sangat terkejut ketika mendengar dirinya didiagnosis penyakit autoimun tipe Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau dikenal dengan lupus pada 2015. Berawal dari gatal-gatal dan masalah kulit pada 2014, ia mengaku mengalami perjuangan jatuh bangun menghadapi penyakit yang belum ditemukan obatnya ini.

Lupus adalah salah satu jenis penyakit autoimun yang terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan sel sehat. Lupus menyebabkan sel-sel tubuh rusak dan meradang.

Awal pengobatan, Karin bercerita dirinya masih berdomisili di Bandar Lampung. Selama setahun, dia mencoba berobat dari satu klinik sampai rumah sakit lainnya. Belasan dokter ia datangi, kondisinya tak kunjung membaik.

"Saya memutuskan untuk mencari opsi pengobatan yang lebih baik. Pasalnya selama setahun itu, saya mengevaluasi dan tidak ada perubahan signifikan terhadap kondisi saya," kata perempuan yang akrab dipanggil Karin kepada DW Indonesia.

"Semua saya jalani sendiri. Dalam masa-masa itu tentu saja ada fase up and down. Cuma karena yang ada dipikiran saya adalah ingin sehat sehingga saya terus berjuang," kata dia.

Di Jakarta, ia ditangani salah satu pakar lupus terkemuka Prof. dr. Zubairi Djoerban, yang membalas pesan singkatnya di FB untuk diperkenankan berobat ke Jakarta dan mengajarinya prosedur untuk berobat di RS di Jakarta.

Setelah diperiksa ulang, jenis autoimun Karin bertambah satu jenis lagi yaitu aiha (autoimun hemolitik anemia). "Hb saya selalu rendah. Aiha ini sekunder bawaan dari lupusnya. Walau sudah mendapatkan penanganan yang baik tapi secara pribadi khususnya menghadapi lupusnya tidaklah mudah," kata dia.

Saat lupus yang ia derita kambuh, penyakitnya bisa menjadi sangat berat sampai mengancam jiwa. Saat itu lupus yang ia idap mengalami komplikasi ke ginjal, lalu Karin mengalami pneumonia, gagal nafas dan terkena TB paru. Karin kemudian kritis dan koma sekitar dua minggu.

Organ apa yang diserang Lupus?

Pakar Lupus Prof. dr. Zubairi Djoerban mengatakan kepada DW Indonesia bahwa dalam beberapa tahun terakhir semakin banyak masyarakat umum dan staf medis mengetahui penyakit lupus.

"Lupus, penyakit menahun dan bukan penyakit menular, juga bukan penyakit keturunan. Juga diketahui bahwa lupus terjadi karena tubuh diserang oleh sistem imunnya sendiri yang mestinya melindungi tubuh sendiri," ujar Prof. dr. Zubairi Djoerban.

Sistem imun adalah sebuah sistem yang kompleks dalam tubuh, ujarnya. Sistem ini didesain untuk mencari dan menghancurkan organisme asing termasuk yang menyebabkan infeksi, seperti virus, bakteri dan kuman-kuman.

Pada lupus, sistem imun seseorang tidak bisa membedakan antara organ tubuh sendiri dan organisme asing. Kondisi ini menyebabkan kerusakan, peradangan dan tentu saja nyeri.

"Juga, semakin banyak orang tahu bahwa lupus adalah kondisi kronis yang bisa berlangsung berbulan-bulan, dan bahkan bertahun-tahun. Lupus paling kerap menyerang kulit, persendian, darah, ginjal, dan jantung. Namun sedikit yang tahu bahwa lupus juga menyerang otak. Bahkan secara umum bisa dikatakan bahwa lupus otak adalah aspek yang paling sedikit diketahui dari lupus."

Bagai dapat kesempatan kedua

Setelah koma selama dua minggu, Karin terbangun. Bak mendapat kesempatan hidup kedua, ia pun berjuang untuk pulih. Ia tidak bisa berjalan karena berkurangnya massa otot lantaran diopname lebih dari sebulan. Ia menggunakan kursi roda dan harus rutin ke RS untuk suntik sebagai bagian dari terapi TB parunya.

"Saat itu benar2 masa yang sungguh berat bagi saya. Apalagi saya menjalaninya sendirian. Saat itu saya dicarikan tempat tinggal oleh teman, ditujukan untuk tempat recovery. Selama di situ, ada seorang mbak yang membantu dan menjaga saya," ungkapnya.

Halaman
123
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan