Minggu, 5 Oktober 2025

Serangan drone ke Kremlin: Ukraina bantah serang Putin atau Moskow

"Kami tidak menyerang Putin atau Moskow. Kami berperang di wilayah kami," kata presiden Ukraina.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, membantah negaranya mengirim pesawat nirawak atau drone untuk menyerang Kremlin dan membunuh Presiden Vladimir Putin, sebagaimana dituduhkan Rusia.

"Kami tidak menyerang Putin atau Moskow. Kami berperang di wilayah kami. Kami mempertahankan desa dan kota kami," kata Zelensky di sela-sela kunjungan ke Finlandia.

Kantor kepresidenan Rusia mengatakan telah menjatuhkan dua drone dalam semalam.

Rusia, menurut kantor kepresidenan, mengancam akan membalas serangan tersebut.

Rekaman video yang beredar online dan belum diverifikasi menunjukkan asap mengepul di atas Kremlin - sebuah kompleks pemerintah besar di pusat kota Moskow - Rabu (03/05) pagi.

Video kedua menunjukkan ledakan kecil di atas gedung Senat, sementara dua pria tampak memanjat kubah.

Kantor kepresidenan Rusia mengatakan Ukraina telah mencoba menyerang kediaman Putin di Kremlin dan menyebut hal itu sebagai "tindakan teroris yang direncanakan dan upaya pembunuhan terhadap presiden".

Sejumlah pejabat mengatakan dua pesawat nirawak yang menargetkan kompleks itu telah dinonaktifkan menggunakan radar elektronik. Ditambahkan pula bahwa Presiden Putin tidak berada di Kremlin saat dugaan serangan itu.

Ukraina mengatakan tuduhan Rusia hanyalah dalih untuk serangan besar-besaran di wilayahnya. Adapun Amerika Serikat mengatakan pihaknya memperlakukan klaim Rusia dengan sangat hati-hati.

Baca juga:

Selama ini Putin tampak sebagai salah satu pemimpin yang paling dijaga ketat di dunia. Setiap kali Putin menghadiri acara di Moskow yang dihadiri oleh wartawan BBC, keamanan sangat ketat telah diterapkan, termasuk pemeriksaan menyeluruh, konvoi panjang kendaraan berisi pengawal, wilayah udara ditutup, dan lalu lintas dihentikan.

Namun, jika apa yang dikatakan Kremlin itu benar, akan timbul pertanyaan tentang seberapa baik perlindungan terhadap Putin.

Kemudian akan ada pengawasan atas keefektifan pertahanan udara Rusia. Dalam beberapa bulan terakhir, sistem anti-pesawat terlihat di sekitar gedung-gedung utama Moskow.

Perangkat persenjataan itu telah ditempatkan di sana karena Kremlin khawatir bahwa Ukraina, atau mereka yang bersimpati pada Ukraina, mungkin mencoba melakukan serangan udara terhadap target penting.

Apa pun yang sebenarnya terjadi pada Rabu pagi, pertanyaannya sekarang adalah bagaimana tanggapan Rusia. Beberapa pejabat telah menyerukan tindakan keras. Sejumlah jenderal Rusia telah berkali-kali memperingatkan bahwa akan ada tanggapan keras terhadap setiap serangan di wilayah Rusia.

Tetapi tidak jelas apakah Rusia memiliki kapasitas untuk melakukan serangan balasan yang berarti, atau apakah insiden ini akan menyebabkan eskalasi signifikan di medan perang di Ukraina.

Mykhailo Podolyak, selaku penasihat presiden Ukraina, mengatakan kepada BBC bahwa insiden tersebut mengindikasikan bahwa Rusia dapat "mempersiapkan provokasi teroris skala besar" di Ukraina.

Podolyak mengatakan bahwa tidak masuk akal bagi Ukraina untuk menyerang Moskow. Serangan ke Kremlin, menurutnya, justru akan membuat Rusia membenarkan serangan terhadap warga sipil.

Pada Rabu (03/05), serangan Rusia di wilayah Kherson selatan, Ukraina, menewaskan 21 orang.

Presiden Zelensky mengatakan penembakan itu mengenai "stasiun kereta api dan persimpangan, rumah, toko perangkat keras, supermarket grosir, dan pom bensin". Para korban termasuk pelanggan supermarket dan karyawan perusahaan energi yang sedang melakukan perbaikan, kata para pejabat.

Podolyak menambahkan bahwa setiap drone yang terbang di atas lokasi di Rusia disebabkan oleh "aktivitas gerilya pasukan perlawanan lokal".

"Sesuatu sedang terjadi di RF [Federasi Rusia], tapi jelas tanpa drone Ukraina di atas Kremlin," kata Podolyak.


Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyatakan dirinya tidak dapat memvalidasi tuduhan Rusia bahwa Ukraina telah mencoba membunuh Puti. Blinken justru menegaskan dirinya akan menerima apa pun yang dikatakan kantor kepresidenan Rusia dengan sangat skeptis.

Mick Mulroy, mantan wakil asisten menteri pertahanan AS dan pejabat CIA, mengatakan kepada BBC bahwa jika laporan insiden itu akurat, serangan tersebut "tidak mungkin" didalangi Ukraina karena Ukraina melacak pergerakan Presiden Putin dengan cermat dan dia tidak berada di Moskow pada saat itu.

"Ini mungkin untuk menunjukkan kepada rakyat Rusia bahwa mereka dapat diserang di mana saja dan bahwa perang yang mereka mulai di Ukraina pada akhirnya berbalik ke Rusia, bahkan ibu kota," katanya.

Sebaliknya, jika laporan serangan itu tidak akurat, "Rusia mungkin mengarang untuk digunakan sebagai dalih untuk menargetkan Presiden Zelensky - sesuatu yang telah mereka coba lakukan di masa lalu", kata Mulroy.

Rusia mencatat dugaan insiden pesawat tak berawak terjadi sebelum parade Hari Kemenangan Rusia 9 Mei di Moskow, yang diharapkan dihadiri oleh pejabat asing.

Pawai akan berjalan sesuai rencana, kata pejabat Rusia.

Wali Kota Moskow pada hari Rabu mengumumkan larangan penerbangan drone tanpa izin di atas kota.

Aparat Rusia memberikan alasan bahwa hal itu dilakukan karena alasan keamanan dan serangan dari pasukan pro-Ukraina. Ledakan dan kebakaran telah terjadi di Rusia dalam beberapa pekan terakhir.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved