Joe Biden Kirim 1.500 Tentara ke Perbatasan Meksiko, Pembatasan Imigran Era Pandemi Segera Dicabut
Antisipasi adanya lonjakan imigran dari Meksiko, Presiden AS Joe Biden kirim 1500 tentara ke perbatasan.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS Joe Biden mengirim 1.500 tentara tambahan ke perbatasan Meksiko sebagai bentuk antisipasi melonjaknya imigran karena pembatasan era pandemi Covid-19 akan dicabut bulan ini.
Mengutip The Guardian, pasukan aktif akan dikerahkan selama 90 hari mulai 10 Mei.
Mereka akan melengkapi pekerjaan patroli perbatasan AS tetapi tidak akan melakukan tugas penegakan hukum, kata Brigjen Pat Ryder, juru bicara Pentagon, dalam sebuah pernyataan.
1500 pasukan ini akan bergabung dengan 2.500 pasukan penjaga nasional yang sudah ditempatkan sebelumnya.
Pengerahan ini dilakukan setelah pembatasan Title 42, yang memungkinkan otoritas AS untuk segera mengusir migran non-Meksiko ke Meksiko tanpa memberi mereka kesempatan untuk mencari suaka, akan berakhir pada 11 Mei.
Donald Trump mengaktifkan kebijakan tersebut selama pandemi.
Baca juga: Presiden Meksiko Lopes Obrador Dinyatakan Positif Covid-19 untuk Ketiga Kalinya
Joe Biden kemudian menerapkan kembali langkah itu, meskipun ada kritik dari pendukung imigrasi.
Sekarang para pejabat pemerintah Biden bersiap untuk mengakhiri Title 42 minggu depan.
El Paso, kota perbatasan Texas, telah mengumumkan keadaan darurat sebagai persiapan untuk kemungkinan masuknya lebih dari 35.000 pencari suaka yang saat ini terjebak di kota kembar Meksiko, Juárez.
Joe Biden telah bergulat dengan rekor jumlah migran yang tertangkap secara ilegal melintasi perbatasan AS-Meksiko sejak dia menjabat pada tahun 2021.
Partai Republik mengkritik Joe Biden karena membatalkan kebijakan garis keras Donald Trump itu.
Sementara beberapa politisi Demokrat dan aktivis imigrasi juga mengecam Joe Biden karena perlahan-lahan menegaskan pandangannya terhadap keamanan perbatasan.

Baca juga: 40 Migran Tewas akibat Kebakaran di Pusat Penampungan di Kota Ciudad Juarez Meksiko
Senator Bob Menendez, seorang Demokrat sekaligus ketua komite hubungan luar negeri Senat, mengatakan keputusan Biden untuk mengirim pasukan ke perbatasan tidak dapat diterima.
“Mencoba untuk mencetak poin politik atau mengintimidasi migran dengan mengirim militer ke perbatasan akan menyenangkan xenofobia Partai Republik pada sistem suaka kita,” kata Menendez dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, ketika ditanya tentang penempatan pasukan dalam konferensi pers, Presiden MeksikoAndres Manuel Lopez Obrador mengatakan AS adalah negara berdaulat dan Meksiko menghormati keputusannya.
AS telah menggunakan pasukan militer di perbatasan selama pemerintahan presiden sebelumnya, termasuk George W Bush, Barack Obama dan Donald Trump, yang mengerahkan ribuan pasukan aktif dan pasukan penjaga nasional.
Sekretaris pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, menyebut pengerahan seperti itu adalah "praktik umum".
Para pemimpin Pentagon telah lama frustrasi tentang penempatan militer ke perbatasan.
Mereka secara pribadi berpendapat bahwa tugas-tugas imigrasi lebih cocok untuk lembaga penegak hukum.
Pengacara imigrasi mengkritik upaya sebelumnya untuk mengirim pasukan ke perbatasan.
“Orang yang mencari suaka harus bertemu dengan para profesional kemanusiaan, sukarelawan penyambutan, dan profesional medis dan kesehatan mental. Bukan tentara,” kata Bilal Askaryar, manajer kampanye sementara dari Kampanye #WelcomeWithDignity, di Twitter.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.