Senin, 6 Oktober 2025

Perang Saudara di Sudan

Sejumlah Negara Susun Rencana Evakuasi Warga Sipil dari Sudan, Mulai Spanyol, Swiss hingga Indonesia

Di tengah situasi ekstrim tersebut, sebagian negara berniat untuk mengevakuasi warga sipil dari Sudan.

AFP
Asap mengepul di atas bangunan tempat tinggal di Khartoum pada 16 April 2023, saat pertempuran di Sudan berkecamuk untuk hari kedua dalam pertempuran antara para jenderal yang bersaing. - Di tengah situasi ekstrim tersebut, sebagian negara berniat untuk mengevakuasi warga sipil dari Sudan. 

6. Inggris

Kedutaan Besar Inggris di Khartoum telah membuat jalur darurat bagi warga negara Inggris yang terperangkap oleh pertempuran di Sudan.

Baca juga: KBRI Bagikan Bantuan untuk 200 WNI terdampak Perang Saudara di Sudan

Orang-orang menyeberang jalan saat asap mengepul di atas bangunan tempat tinggal di Khartoum timur pada 16 April 2023, saat pertempuran di Sudan berkobar untuk hari kedua dalam pertempuran antara jenderal yang bersaing. - Kekerasan meletus pada awal 15 April setelah berminggu-minggu ketegangan yang semakin dalam antara panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan wakilnya, Mohamed Hamdan Daglo, komandan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter yang bersenjata lengkap, dengan masing-masing menuduh satu sama lain memulai serangan.
 (Photo by AFP)
Orang-orang menyeberang jalan saat asap mengepul di atas bangunan tempat tinggal di Khartoum timur pada 16 April 2023, saat pertempuran di Sudan berkobar untuk hari kedua dalam pertempuran antara jenderal yang bersaing. - Di tengah situasi ekstrim tersebut, sebagian negara berniat untuk mengevakuasi warga sipil dari Sudan.
(Photo by AFP)

Guardian melaporkan, pemerintah sedang mencoba menyusun daftar orang-orang yang ingin melarikan diri dari negara itu untuk dievakuasi.

Diperkirakan ada beberapa ratus warga negara Inggris di Sudan/

Tidak ada tanda-tanda bahwa warga negara asing secara sistematis menjadi sasaran atau disandera dalam kekerasan yang telah menewaskan lebih dari 400 orang itu.

7. Jepang

Jepang juga telah mengirimkan pesawat dan pasukan ke markasnya di Djibouti dalam upaya mengevakuasi sekitar 60 warga.

Menurut berita Jepang, mereka akan tetap siaga sampai pemerintah menganggap aman untuk mengirim mereka ke Sudan.

Pejabat pertahanan mengatakan mereka sedang mempertimbangkan transportasi darat untuk melakukan evakuasi jika pesawat terlalu sulit.

Baca juga: Konflik Perebutan Kekuasaan di Sudan Diwarnai Penjarahan Fasilitas Kesehatan

8. Staf IOM kena baku tembak

Paul Dillon dari Organisasi Migrasi Internasional (IOM) mengatakan pertempuran antara pihak yang bertikai di Sudan telah meningkat di El-Obeid, di mana seorang karyawan IOM terbunuh pada Jumat pagi.

“Anggota staf kami, istrinya, dan anak mereka yang baru lahir naik ke kendaraan pribadi dan menuju ke selatan untuk pindah ke tempat yang lebih aman,” kata Dillon kepada Al Jazeera dari Jenewa.

“Sekitar 50 kilometer di luar El-Obeid, mereka menemukan diri mereka dalam baku tembak antara dua faksi,” katanya.

“Anggota staf kami terluka parah tetapi dia berhasil mengemudikan mobil agak jauh ke klinik kesehatan. Sayangnya, dia meninggal karena luka-lukanya,” tambah Dillon.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved