Minggu, 5 Oktober 2025

Ribuan warga tinggalkan Khartoum, Indonesia siapkan evakuasi WNI dari Sudan

Pemerintah Indonesia terus mempersiapkan proses evakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Sudan, akibat konflik militer…

Pemerintah Indonesia terus mempersiapkan proses evakuasi para WNI yang tinggal di Sudan, akibat konflik militer bersenjata yang terus berlangsung sejak Sabtu (15/04) lalu.

Berdasarkan data Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Khartoum, terdapat 1.209 WNI yang tinggal di Sudan, sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa.

“Persiapan evakuasi terus dimatangkan sambil menunggu saat yang tepat untuk bisa melakukan evakuasi dengan tetap mempertimbangkan keselamatan WNI,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Kamis (20/04), dikutip dari kantor berita Antara.

Sejauh ini terdapat ribuan warga sipil yang telah meninggalkan ibu kota Sudan, Khartoum. Negara-negara lain juga mencoba untuk mengevakuasi warganya, di tengah pertempuran sengit yang telah berlangsung lima hari.

Tim perlindungan WNI dari KBRI Khartoum telah mengevakuasi 43 WNI yang terjebak di lokasi pertempuran ke tempat perlindungan KBRI.

Namun, Menlu Retno menambahkan, proses evakuasi tersebut dapat berlangsung jika kedua pihak yang berkonflik, yaitu tentara Sudan (SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) menyetujui jeda kemanusiaan.

“Jeda kemanusiaan akan menjadi kunci bagi pelaksanaan evakuasi dan keberlanjutan bantuan kemanusiaan,” kata Retno,

Kementerian Luar Negeri dan KBRI Khartoum telah mengadakan pertemuan virtual dengan para WNI serta organisasi masyarakat Indonesia di Sudan, sehari usai pertempuran terjadi, pada Minggu (16/04).

Bagaimana situasi di Khartoum?

Sejumlah saksi mata melaporkan bahwa warga berbondong-bong meninggalkan Khartoum dengan menggunakan mobil maupun berjalan kaki ketika suara tembakan dan ledakan yang keras mengguncang kota itu.

Selain Indonesia, pejabat Jepang dan Tanzania mengatakan tengah mempertimbangkan misi untuk mengevakuasi warganya.

Jepang mengatakan pasukannya sedang mempertimbangkan cara mengevakuasi sekitar 60 warga Jepang dari Sudan, dengan pesawat militer yang disiagakan.

Menteri Luar Negeri Tanzania Stergomena Tax mengatakan kepada parlemen bahwa pemerintahnya juga sedang mengevaluasi apakah mungkin mengevakuasi 210 warganya.

Namun, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Khartoum mengatakan "situasi keamanan yang tidak pasti" di ibu kota berarti tidak ada rencana untuk "evakuasi yang dikoordinasi pemerintah AS".

Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah mengatakan kepada BBC bahwa mereka menyarankan penduduk setempat untuk tetap tinggal di tempat yang aman dan menghindari wilayah perang.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved