Kasus TBC Meningkat Setelah Pandemi, WHO Tawarkan Pengobatan Singkat
Menurut Kementerian Kesehatan, jumlah penderita TBC terus meningkat akibat penyebaran yang masif saat pandemi. Hingga kini, penderitanya…
Penyintas TB RO lainnya, Aryudiht, 29, menceritakan ia kali pertama menderita TBC tahun 2021. Namun dirinya tak menjalankan pengobatan secara tuntas, hanya 5 bulan dari 6 bulan yang dianjurkan.
Pada Mei 2022, Aryudiht kembali mengidap penyakit yang sama dan setelah menjalani cek darah, rontgen, ia kembali didiagnosis menderita TB RO.
"Saya sempat dirawat di RS Persahabatan selama 1 minggu karena mengalami batuk darah dan disarankan menjalani pengobatan BPaL. Awalnya takut karena dari beberapa informasi efeknya berat. Namun BPaL tidak berat, efek samping yang saya alami hanya mual di awal dan kaki kebas di akhir pengobatan," kata dia.
Setelah 2 minggu mengonsumsi, batuk dan dahak berkurang jauh dan akhirnya dia dinyatakan sembuh setelah 6 bulan menjalani pengobatan.
Pengobatan dalam waktu lebih singkat
Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Erlina Burhan, menjelaskan Bedaquiline, Pretomanid dan Linezolid (BPaL) menjadi regimen pengobatan baru untuk TB RO yang ditemukan pada 2018 yang diharapkan menjadi jalan singkat untuk penderita TB RO.
"Sebelumnya, banyak yang menangis, sedih, obat banyak, berbulan-bulan, efek samping banyak dan ga kuat ini jawaban untuk semua itu. Ini inovasi untuk pengobatan TB," menurut Erlina Burhan.
Ia menjelaskan, pengobatan BPaL ini mempersingkat terapi menjadi hanya 6 bulan dengan semua regimen oral. Jumlah obatnya hanya 4 butir saja dengan efikasi 90%. Berbeda dengan STR dan LTR yang obatnya bisa mencapai 7 hingga 15 butir obat.
"Dengan ini menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan pasien lebih tinggi, tingkat kambuh lebih rendah dan keberhasilan yang tinggi," kata dia.
BPaL diluncurkan pada April 2022, dan mulai digunakan pada Juni 2022 pada pasien di RS Persahabatan. Hingga 31 Maret 2023, terdapat 87 pasien telah diikutsertakan dalam operational riset pengobatan dengan BPaL ini.
Saat ini, sudah ada 15 rumah sakit di 4 provinsi yang sudah menerapkan pengobatan dengan regimen BPaL ini. Beberapa diantaranya adalah RSUP Persahabatan, RSPI Sulianti Saroso, RSU Islam Cempaka Putih, dan RSUD Cilincing.
Kriteria pasien yang bisa mendapatkan BPaL antara lain yaitu pasien TB RO yang mengalami intoleransi terhadap pengobatan sebelumnya atau tidak respon terhadap pengobatan, berusia 18 tahun ke atas, dan punya berat badan lebih dari 35 kg.
Ini tentunya menjadi harapan baru bagi penderita TBC karena seperti yang dikatakan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin: Penyakit TBC merupakan pandemi terlama dan programnya sudah berjalan lama dengan biaya yang sangat tinggi. (ae)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.