Jumat, 3 Oktober 2025

11 Orang Pakistan Meninggal Dunia setelah Berebut Makanan di Kawasan Pabrik Karachi

11 orang Pakistan meninggal dunia setelah berebut makanan di kawasan pabrik di Karachi. Mereka berdesakan dan mengakibatkan tembok di dekatnya runtuh.

Dr Arslan Khalid/Twitter
Ratusan orang berdesakan dan tumpang tindih saat berebut makanan di depan sebuah pabrik di Karachi, Pakistan pada Jumat (31/3/2023). Sebelas orang meninggal dunia akibat peristiwa ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah 11 orang meninggal dunia di selatan kota Karachi, Pakistan, karena berdesakan saat pembagian makanan di kawasan industri Sindh Industrial and Trading Estate (SITE), pada Jumat (31/3/2023).

Pemilik perusahaan itu telah mengundang keluarga karyawan untuk membagikan Zakat atau sedekah, yang biasa dilakukan pada bulan Ramadhan.

Ratusan perempuan dan anak-anak berkumpul di luar pabrik itu mengantre untuk mendapatkan makanan.

Sehari sebelumnya, pihak berwenang telah memerintahkan petugas polisi untuk dikerahkan di pusat distribusi Ramadhan untuk mencegah kepadatan, dikutip dari DW.

Saat massa berkumpul di kawasan itu, beberapa perempuan dan anak-anak jatuh ke selokan terbuka setelah massa menyerbu untuk berebut makanan.

Akibat penyerbuan ini, tembok di dekatnya juga runtuh, seperti yang dikatakan polisi dan warga.

Baca juga: Pengusaha Asal Pakistan Atta Ul Karim Berharap Negaranya Bisa Impor Rempah Langsung dari Indonesia

Aksi injak-injak itu terjadi ketika ratusan perempuan dan anak-anak panik.

Mereka mulai saling mendorong untuk mengumpulkan makanan di luar pabrik di kawasan industri ternama, SITE.

Seorang yang selamat, Baby Khursheed (35), mengatakan dia pergi ke pabrik itu untuk mengambil persediaan bersama dua kakak perempuannya, Sabira Khatoon dan Naseem Bano.

Kedua kakaknya tewas dalam insiden tersebut.

“Ada ratusan perempuan di jalan, staf pabrik hanya mengizinkan beberapa dari mereka untuk mengumpulkan ransum,” katanya, dikutip dari Khaleej Times.

"Jalan tempat orang berkumpul itu sempit," tambahnya.

Khursheed, yang memar, mengatakan saat massa membengkak, pipa air pecah.

"Teriakan minta tolong terdengar dan staf pabrik berusaha mengendalikan situasi dengan membuka gerbang di sepanjang jalan," katanya.

Pemilik pabrik yang tidak hadir pada acara tersebut dilaporkan tidak memberi tahu pejabat tentang acara tersebut dan tidak ada pengaturan yang tepat untuk menghadapi situasi darurat.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved