Sabtu, 4 Oktober 2025

Sekelompok Gadis di Iran Diburu Polisi karena Ikuti Tren Menari Lagu Selena Gomez

Polisi Iran memburu sekelompok gadis yang menari di depan umum tanpa jilbab.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Daryono
Twitter @NahayatT
Gadis Iran menari di depan umum. Kelima gadis tersebut kini diburu polisi. 

TRIBUNNEWS.COM - Polisi Iran memburu sekelompok gadis yang melakukan dance viral lagu Selena Gomez.

Dilansir The Telegraph, video tersebut memperlihatkan 5 gadis Iran yang menari tarian lagu Calm Down oleh Rema dan Selena Gomez.

Kelima gadis itu menari tanpa jilbab di depan komplek bangunan di Shahrak Ekbatan, Teheran.

Kawasan itu sudah dikenal sebagai titik awal protes anti-pemerintah.

Sehari setelah video itu mulai beredar, akun Twitter populer yang berbagi berita dari Ekbatan mengatakan polisi sudah berkunjung untuk mencari gadis-gadis itu.

"Mereka mencari rekaman CCTV Blok 13 untuk mengidentifikasi gadis-gadis itu, yang hanya menari dan tidak terlibat dalam aktivitas politik apa pun."

Baca juga: Pemerintah Iran Akhirnya Tanggapi Kasus Keracunan Ribuan Murid Perempuan, Sejumlah Orang Ditangkap

"Polisi terlihat memeriksa rekaman tersebut dan menanyai para penjaga," katanya.

Sejak itu, wanita Iran di seluruh negeri menanggapi dengan memposting video tentang diri mereka yang sedang menari.

"Saya ingin tahu apakah @heisrema tahu bahwa lagunya #CalmDown dijadikan lagu latar dari tindakan pembangkangan yang sangat berani oleh wanita muda Iran?," tulis jurnalis Kanada Nahayat Tizhoosh di Twitter-nya.

"Ini dimulai ketika 5 gadis menari mengikuti musiknya di @shahrak_ekbatan - mempertaruhkan nyawanya di rezim yang telah membunuh perempuan hanya karena memprotes."

Sementara itu, para aktivis memuji keberanian wanita dalam video berdurasi 41 detik itu karena sudah menentang larangan pemerintah untuk menari di depan umum, dan aturan berpakaian publik yang ketat yang mewajibkan pemakaian jilbab di depan umum.

Baca juga: VIDEO Iran Bersikap Terkait Kasus Keracunan Ribuan Murid Perempuan: Sejumlah Orang Ditangkap

Oposisi terhadap aturan berpakaian publik memicu gerakan protes nasional yang dimulai September lalu.

Saat itu, Mahsa Amini, seorang wanita Kurdi berusia 22 tewas dalam tahanan poliis.

Ia ditahan karena dianggap tidak memakai jilbab dengan benar.

Para wanita muda kemudian beramai-ramai melepas jilbab mereka sebagai inti dari gerakan protes yang bertujuan menggulingkan pemerintahan.

Pasukan keamanan Iran tidak tinggal diam.

Lebih dari 500 tewas dan ribuan ditangkap karena aksi protes, menurut kelompok-kelompok Iran.

Di samping itu, setidaknya empat pengunjuk rasa telah dieksekusi.

Gelombang kasus keracunan pada murid-murid perempuan

Murid perempuan di sekolah-sekolah juga dilanda ketakutan.

Hingga ribuan siswi di seluruh negeri diracun diduga menjadi sasaran pasukan keamanan.

Pasangan dipenjara 10 tahun karena menari di depan umum

pasangan Iran menari di depan umum
pasangan Iran menari di depan umum (via Sky News)

Baca juga: Pemerintah Iran Akhirnya Tanggapi Kasus Keracunan Ribuan Murid Perempuan, Sejumlah Orang Ditangkap

Pada bulan Januari lalu, sepasang remaja Iran dipenjara 10 tahun karena menari di depan umum.

Astiaj Haghighi dan tunangannya Amir Mohammad Ahmadi juga dilarang melakukan aktivitas sosial di internet dan dilarang meninggalkan negara selama dua tahun.

Pasangan berusia 20-an tahun itu, ditangkap pada 1 November setelah video mereka menari di Menara Azadi menjadi viral.

Kantor berita Aktivis Hak Asasi Manusia (HRANA) mengatakan mereka berdua dipenjara selama 10 tahun dan enam bulan karena mempromosikan kenajisan dan ketidaksenonohan, berkumpul dan berkolusi melawan keamanan nasional, dan propaganda melawan rezim.

Menentang aturan ketat negara, Haghighi tidak mengenakan jilbab.

Seorang wanita juga dilarang menari di depan umum.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved