Kamis, 2 Oktober 2025

China Sebut akan Selidiki Laporan Balon Mata-mata yang Terbang di AS

Dituduh kirim balon mata-mata ke AS, China sebut akan menyelidiki laporan tersebut. China juga meminta semua pihak untuk tenang.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
Twitter Mike Glover
Balon udara terbang di atas Montana, AS, diduga dikirim oleh China. Dituduh kirim balon mata-mata ke AS, China sebut akan menyelidiki laporan tersebut. China juga meminta semua pihak untuk tenang. 

TRIBUNNWES.COM - China menyebut akan menyelidiki laporan balon mata-mata yang disebut terbang di wilayah AS, Jumat (3/2/2022).

Dilansir AP News, juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning meminta semua pihak untuk tenang, karena China tidak bermaksud melanggar wilayah dan ruang udara negara mana pun.

Mao Ning juga mengatakan dia tidak memiliki informasi tentang apakah perjalanan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke China yang direncanakan bulan ini akan berjalan sesuai jadwal.

Pada pengarahan harian, Mao meminta politisi dan masyarakat untuk tidak berspekulasi apapun sebelum mengetahui fakta sebenarnya mengenai balon mata-mata yang diduga terbang di AS.

"China adalah negara yang bertanggung jawab dan selalu mematuhi hukum internasional dengan ketat, dan China tidak berniat melanggar wilayah dan wilayah udara negara berdaulat mana pun," ujar Mao.

"Adapun balon, seperti yang saya sebutkan tadi, kami sedang melihat dan memverifikasi situasi dan berharap kedua belah pihak dapat menangani ini bersama dengan tenang dan hati-hati."

Baca juga: Penjelasan Balon Mata-mata yang Diduga Dikirim China untuk Memantau AS

“Mengenai kunjungan Blinken ke China, saya tidak punya informasi,” katanya.

Blinken akan menjadi pejabat tertinggi pemerintahan Presiden Joe Biden yang mengunjungi China.

Kunjungan AS ke China sebagai upaya memperbaiki hubungan Beijing dan Washington terkait perdagangan, Taiwan, hak asasi manusia, dan klaim China di Laut China Selatan.

Seorang pejabat senior pertahanan mengatakan bahwa AS memiliki "kepercayaan yang sangat tinggi" bahwa balon itu adalah balon mata-mata China yang terbang untuk mengumpulkan informasi.

Salah satu tempat balon itu terlihat adalah di Montana, yang merupakan rumah bagi salah satu dari tiga ladang silo rudal nuklir di Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom.

Balon yang diduga mata-mata China, diambil oleh jurnalis/fotografer AS Alejandro Alvarez
Balon yang diduga mata-mata China, diambil oleh jurnalis/fotografer AS Alejandro Alvarez (Twitter Alejandro Alvarez)

Apa itu balon mata-mata?

Mengutip The Guardian, balon mata-mata adalah peralatan mata-mata, misalnya kamera, yang digantung di bawah balon yang terbang di atas area tertentu, yang kemudian dibawa oleh arus angin.

Selain kamera, peralatan yang terpasang pada balon mungkin termasuk radar.

Balon itu mungkin bertenaga surya.

Balon biasanya beroperasi pada ketinggian 24.000 meter – 37.000 meter, jauh di atas lalu lintas udara komersial terbang.

Pesawat hampir tidak pernah terbang lebih tinggi dari 12.000 meter.

Mengapa menggunakan balon dan bukan satelit?

“Selama beberapa dekade terakhir, satelit adalah keharusan. Satelit adalah jawabannya,” kata John Blaxland, profesor studi keamanan dan intelijen internasional di Australian National University dan penulis buku, Revealing Secrets.

Tapi sekarang setelah ada laser atau senjata kinetik untuk menargetkan satelit, minat pada balon mata-mata meningkat.

Balon mata-mata tidak memberikan tingkat pengawasan yang sama seperti satelit, tetapi lebih mudah diambil, dan jauh lebih murah untuk diluncurkan.

Untuk mengirim satelit ke luar angkasa, badan atau suatu negara memerlukan peluncur luar angkasa – peralatan yang biasanya berharga ratusan juta dolar.

Selain itu, balon mata-mata dapat memindai lebih banyak wilayah dari ketinggian yang lebih rendah.

Balon juga dapat menghabiskan lebih banyak waktu di area tertentu karena bergerak lebih lambat daripada satelit, menurut laporan tahun 2009 ke Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara AS.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved