Selasa, 7 Oktober 2025

Turki Ancam Blokir Swedia Menjadi Anggota NATO Buntut Insiden Pembakaran Alquran

Presiden Turki mengancam tak akan memberikan persetujuannya kepada Swedia untuk bergabung dengan NATO buntut insiden pembakaran Al-Quran.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: bunga pradipta p
JOHANNA GERON / POOL / AFP
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berpose dengan dokumen pendaftaran yang diserahkan oleh Duta Besar Finlandia untuk NATO Klaus Korhonen dan Duta Besar Swedia untuk NATO Axel Wernhoff selama upacara untuk menandai permohonan Swedia dan Finlandia untuk keanggotaan NATO di Brussels, pada 18 Mei 2022. Presiden Turki mengancam tak akan memberikan persetujuannya kepada Swedia untuk bergabung dengan NATO buntut insiden pembakaran Al-Quran. 

Menurut AP, dia mengatakan Swedia "membiarkan organisasi teror menjadi liar di jalan mereka."

Presiden Turki dan pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) Recep Tayyip Erdogan menyampaikan pidato selama pertemuan kelompok parlemen partainya di Majelis Nasional Besar Turki di Ankara pada 1 Juni 2022.
Presiden Turki dan pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) Recep Tayyip Erdogan menyampaikan pidato selama pertemuan kelompok parlemen partainya di Majelis Nasional Besar Turki di Ankara pada 1 Juni 2022. (Adem ALTAN / AFP)

Baca juga: Awal Mula Pembakaran Al Quran di Swedia: Demonstran Anti Turki Tak Ingin Swedia Gabung NATO

Pada hari Sabtu, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson menulis di Twitter untuk menyatakan simpati kepada semua Muslim yang tersinggung dengan apa yang terjadi di Stockholm hari itu.

"Kebebasan berekspresi adalah bagian mendasar dari demokrasi."

"Tapi yang legal belum tentu sesuai."

"Membakar buku-buku suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat tidak sopan," katanya.

Namun, pemerintah Swedia menolak untuk menghentikan protes, dengan alasan perlindungan kebebasan berbicara di negara itu.

Pernah Terjadi Sebelumnya

Denmark juga mengalami dilema yang sama dalam beberapa tahun terakhir.

Tetangga Swedia di Skandinavia itu juga mengalami kerusuhan setelah Paludan berdemonstrasi pada 2019, ketika dia membakar Alquran di kawasan multietnis Nørrebro di Kopenhagen.

Setelah itu, penduduk setempat turun ke jalan yang akhirnya menjadi bentrokan kekerasan sepanjang hari dengan otoritas polisi.

Ada kebakaran jalanan, gas air mata, lemparan batu, dan barikade.

Saat itu, politisi Denmark mengacu pada hak konstitusional yang sama untuk mengungkapkan pendapat secara terbuka, selama tidak ada kekerasan.

Denmark mengutuk tindakan Paludan saat itu.

Kini, Menteri Luar Negeri Denmark Lars Løkke Rasmussen kembali mengutuk tindakan Paludan pada Senin.

“Sangat memalukan kita memiliki orang Denmark-Swedia, yaitu Paludan, yang bertindak seperti ini."

"Kami telah mengalaminya sendiri dan telah beralih darinya."

"Sekarang, dia melakukan tur di Swedia," katanya kepada penyiar Denmark DR.

Menteri pertahanan Swedia dan Turki dijadwalkan bertemu dan membahas kerja sama di NATO pada hari Jumat.

Pertemuan telah dibatalkan.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved