Senin, 29 September 2025

Cuaca Ekstrem

Suhu di Afghanistan Turun hingga Minus 28 Derajat Celcius, Taliban Ungkap 78 Orang Tewas Membeku

Setidaknya 78 orang tewas dalam kondisi beku di Afghanistan dalam sembilan hari terakhir, suhu minus 28 derajat Celcius.

Editor: Daryono
Atif ARYAN / AFP
Anak-anak pengungsi internal Afghanistan menyekop salju di dekat tenda mereka selama hari musim dingin di Nahr-e Shah-e-distrik Provinsi Balkh, dekat Mazar-i-Sharif pada 17 Januari 2023. Sedikitnya 70 orang tewas dalam gelombang suhu beku melanda Afghanistan, kata para pejabat pada 18 Januari, saat cuaca ekstrem menambah krisis kemanusiaan di negara yang dilanda kemiskinan itu. 

TRIBUNNEWS.COM - Krisis kemanusiaan di Afghanistan semakin dalam.

Sedikitnya 78 orang tewas dalam kondisi beku di Afghanistan dalam sembilan hari terakhir, kata pejabat Taliban pada Kamis (19/1/2023).

Juru bicara Kementerian Penanggulangan Bencana Taliban, Shafiullah Rahimi mengatakan kepada CNN, bahwa seiring dengan hilangnya nyawa manusia, lebih dari 77.000 ternak juga mati beku dalam beberapa hari terakhir.

Suhu turun hingga minus 28 derajat Celcius (minus 18 Fahrenheit) pada akhir pekan kemarin.

Situasi ini meningkatkan kekhawatiran bahwa kondisi bisa semakin dingin.

"Suhu jauh di bawah rata-rata sepanjang tahun ini, dengan kondisi terdingin tercatat di utara," menurut ahli meteorologi CNN.

Baca juga: Kunjungan Kerja ke AS, Menlu RI Pastikan Dukungan Pendidikan Bagi Perempuan Afghanistan

Anak-anak pengungsi internal Afghanistan menyekop salju di dekat tenda mereka selama hari musim dingin di Nahr-e Shah-e-distrik Provinsi Balkh, dekat Mazar-i-Sharif pada 17 Januari 2023. Sedikitnya 70 orang tewas dalam gelombang suhu beku melanda Afghanistan, kata para pejabat pada 18 Januari, saat cuaca ekstrem menambah krisis kemanusiaan di negara yang dilanda kemiskinan itu.
Anak-anak pengungsi internal Afghanistan menyekop salju di dekat tenda mereka selama hari musim dingin di Nahr-e Shah-e-distrik Provinsi Balkh, dekat Mazar-i-Sharif pada 17 Januari 2023. Sedikitnya 70 orang tewas dalam gelombang suhu beku melanda Afghanistan, kata para pejabat pada 18 Januari, saat cuaca ekstrem menambah krisis kemanusiaan di negara yang dilanda kemiskinan itu. (Atif ARYAN / AFP)

Krisis makanan semakin dalam

Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) di Afghanistan angkat bicara melalui sebuah unggahan Twitter, Rabu (18/1/2023).

Menurut UNOCHA, hilangnya ternak menimbulkan risiko lebih lanjut bagi keluarga dengan lebih dari 21 juta orang yang sangat membutuhkan dukungan makanan dan pertanian.

Seperti diketahui, pengambilalihan Taliban pada Agustus 2021 telah menjerumuskan Afghanistan ke dalam krisis ekonomi dan kemanusiaan.

Mitra kemanusiaan menyediakan pemanas, uang untuk bahan bakar, dan pakaian hangat untuk keluarga.

"Tetapi distribusi bantuan sangat dipengaruhi oleh larangan Taliban terhadap pekerja bantuan perempuan," kata UNOCHA di Afghanistan dalam sebuah tweet.

Baca juga: Taliban dan Perusahaan China Teken Kerjasama Eksplorasi Minyak di Afghanistan Utara

Kelompok bantuan asing terpaksa tangguhkan operasi

Setidaknya setengah lusin kelompok bantuan asing utama untuk sementara menangguhkan operasi mereka di Afghanistan sejak Desember 2022.

Situasi ini terjadi ketika Taliban memerintahkan semua organisasi non-pemerintah lokal dan internasional untuk menghentikan karyawan perempuan mereka masuk kerja, atau berisiko dicabut lisensi LSM mereka.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan