Tiko dan Ibu Eny, kisah keluarga yang mencoba bertahan hidup di dalam rumah besar di Jakarta
Fenomena Tiko dan Eny yang muncul menjadi bukti adanya kekuatan solidaritas sosial meski di kota besar, kata seorang sosiolog.
"Kalau itu nggak tahu saya," kata Tito sambil mengangkat kedua tangannya, enggan bercerita lebih jauh tentang soal ini.
Ia pun mengomentari kerumunan warga yang datang memadati sekitar rumahnya. "Senang, cuma agak risih juga, terlalu ramai, nggak ada ruang gerak saya," katanya sambil berlalu.
Apa kata teman-teman Tiko?
Di luar kerumunan dengan kebisingannya, BBC News Indonesia mendapat cerita lebih lengkap dari Ahmad Saihu, teman kongko Tiko.
Saihu mengatakan mulai mengenal Tiko sejak awal pandemi atau saat ia mulai bekerja sebagai penjaga penitipan mobil yang dikelola oleh pengurus RT setempat.
"Saya kenal dia, pas jaga parkir saja. Dua tahun lalu. Dulu (sebelum itu), jual gorengan. Ibunya masak, dia yang dagangin," kata Saihu.
Upah menjaga mobil Rp1,1 juta per bulan. "Cuma dia ambilnya harian karena buat biayai ibunya. Buat membantu ibunya beli nasi.
"Kadang kalau nongkrong di sini bilang, 'ntar dulu bang, mau beli nasi dulu buat ibu'," tambah Saihu.
Saihu juga berkata, Tiko orang yang tertutup untuk membicarakan masalah keluarganya ketika kongko.
Baca juga:
Meski demikian, semua warga sudah tahu kondisi rumah Tiko yang sudah 12 tahun tidak dialiri listrik dan air bersih, termasuk ibunya yang hidup dengan gangguan jiwa. Semua orang sekitar berusaha memberi air bersih dan makanan, kata Saihu.
"Tapi mereka takut karena ibunya galak. Marah-marah gitu. Seakan-akan orang lain itu musuh. Mungkin trauma masa lalunya," kata Saihu.
Selama ini, kata Saihu, untuk kebutuhan sehari-hari Tiko menampung air hujan atau menenteng ember yang berisi air dari tetangga. Sementara, ibu Eny di rumah memasak menggunakan kayu bakar.
Rumah hampir disita
Tidak ada yang tahu persis apa masalah keluarga Tiko, tapi warga setempat mengatakan dulunya keluarga ini hidup makmur sampai ayahnya pergi meninggalkan rumah.
Keberadaan Tiko dan ibunya yang diperkirakan berusia 60 tahun terkuak ke publik setelah dua pembuat konten YouTube, Bang Brew TV dan Pratiwi Noviyanthi, membuat konten horor rumah kosong.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.