Sepanjang Tahun 2021 Sedikitnya 7.000 Pemagang Asing Kabur dari Tempat Kerjanya di Jepang
Sepanjang tahun 2021 lalu sedikitnya 7.000 pemagang asing telah kabur dari tempat kerjanya di berbagai perusahaan Jepang.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sepanjang tahun 2021 lalu sedikitnya 7.000 pemagang asing telah kabur dari tempat kerjanya di berbagai perusahaan Jepang.
Sejak pembentukan program pelatihan praktik kerja yang disponsori pemerintah Jepang pada tahun 1993, banyak masalah telah dilaporkan di banyak perusahaan yang mempekerjakan peserta pelatihan asing, seperti upah di bawah standar minimum, pelanggaran peraturan keselamatan, dan lembur yang tidak dibayar.
Sejak awal Desember 2022, panel pemerintah Jepang telah mengkaji ulang program magang teknis asing untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan pelanggaran hak asasi manusia.
Menurut Badan Layanan Imigrasi, sedikitnya 7.000 peserta pelatihan melarikan diri per tahun dari tempat kerja yang telah ditentukan pada tahun 2021.
Baca juga: Survei Imigrasi Jepang: Satu dari 4 Pemagang Asing Diminta Berhenti Bekerja Saat Hamil
"Termasuk dari Indonesia juga tidak sedikit yang melarikan diri lagi menjadi overstay di Jepang yang kini jumlah mencapai sekitar 3.000 orang," ungkap sumber Tribunnews.com, Jumat (6/1/2023).
Kritikus Jepang telah menunjukkan bahwa menghilangkan atau mempersempit kesenjangan antara ekspektasi peserta pelatihan asing dan kondisi kerja aktual di Jepang akan menjadi fokus bagi upaya pencegahan peserta pelatihan agar tidak melarikan diri dan bisa menghadapi masalah lainnya dengan baik.
Jepang akan membutuhkan 6,74 juta pekerja asing pada tahun 2040 untuk mempertahankan target pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 1,24 persen, menurut perkiraan Badan Kerjasama Internasional Jepang, sebuah lembaga bantuan terkait pemerintah.
Menurut survei yang dilakukan oleh Badan Layanan Imigrasi Jepang pada tahun 2022, orang Vietnam membayar jumlah tertinggi kepada agen tenaga kerja dan kelompok perantara untuk melakukan perjalanan ke Jepang dengan rata-rata 688.143 yen.
Sementara orang Indonesia membayar 235.343 yen.
Bayaran rata-rata dilakukan pemagang asing kepada agen tenaga kerja adalah 542.311 yen.
"Kami telah mulai mendengar organisasi pengawas mengklaim semakin sulit untuk menarik kandidat Vietnam," kata Kosuke Yamazaki, asisten manajer departemen penjualan dan pemasaran di Unidos Co. yang berbasis di Tokyo, operator layanan pengiriman uang Kyodai Remittance.
Baca juga: Pemagang Indonesia Latihan Sepeda di Yamaga Kumamoto Jepang Ikuti Kelas Keselamatan Lalu Lintas
Sementara Vietnam masih merupakan segmen terbesar dari populasi pemagang asing pada akhir Juni, dengan jumlah mereka mencapai 181.957, naik 13,3 persen dari akhir 2021, trainee Indonesia melonjak 56,7 persen menjadi 39.177, menurut agensi tersebut.
Akibat melemahnya nilai yen baru-baru ini menyebabkan peserta magang tidak dapat mengirimkan uang kepada keluarganya sebanyak yang mereka harapkan.
Depresiasi mata uang Jepang juga menambah beban keuangan bagi technical pemagang asing yang terlilit utang akibat biaya migrasi ke Jepang.
Sanae Takaichi Berpeluang Jadi Perdana Menteri Perempuan Pertama Jepang |
![]() |
---|
Menelan Rekor Rossi, Marquez Tulis Ulang Sejarah Sisa Balapan saat Juara Dunia MotoGP 2025 di Motegi |
![]() |
---|
Daftar Tim Lolos 16 Besar Kejuaraan Dunia Voli Putra 2025: Turki Perintis, Kejutan Jepang Tersingkir |
![]() |
---|
700 Poin Marc Marquez di MotoGP 2025 Bukan Mission Impossible, Pecahkan Rekor Pribadi 11 Tahun |
![]() |
---|
Jadwal MotoGP Jepang 2025: Panggung Marc Marquez Segel Gelar Juara Dunia MotoGP ke-7 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.