Konflik Rusia Vs Ukraina
AS Tuduh Tentara Wagner Rusia Terima Roket dan Rudal Korea Utara, Berpotensi Saingi Militer Rusia
AS tuduh Tentara Wagner Rusia terima roket dan rudal Korea Utara. AS menilai kekuatan Wagner berpotensi menyaingi kekuatan militer Rusia.
“Dalam kasus tertentu, pejabat militer Rusia sebenarnya berada di bawah komando Wagner,” kata John Kirby, koordinator komunikasi strategis di Dewan Keamanan Nasional.
“Sangat jelas bagi kami bahwa Wagner muncul sebagai pusat kekuatan saingan militer Rusia dan kementerian Rusia lainnya.”
AS telah menerapkan pembatasan baru pada Wagner terkait akses ekspor teknologi.
Kirby meyakini pendiri Wagner, Yevgeny Prigozhin, telah melakukan perjalanan untuk merekrut tentara Wagner yang ia ambil dari penjara.
“Sepertinya Tuan Prigozhin rela membuang mayat Rusia ke penggiling daging di Bakhmut. Faktanya, sekitar 1.000 pejuang Wagner telah tewas dalam pertempuran hanya dalam beberapa minggu terakhir, dan kami percaya bahwa 90 persen dari 1.000 pejuang itu sebenarnya adalah narapidana,” kata Kirby, seperti diberitakan CNN Internasional.
Baca juga: AS akan Kirim Sistem Rudal Patriot ke Ukraina, Termasuk Peluru Artileri, Roket dan Amunisi Tank
Hubungan Wagner dan Presiden Vladimir Putin

John Kirby mengatakan pemilik Wagner sudah memiliki hubungan yang dekat dengan Vladimir Putin.
Ia kemudian bekerja keras untuk memperkuat ikatan itu dengan cara bergabung dengan pasukan Rusia.
“Ini semua tentang seberapa bagus dia terlihat di mata Tuan Putin, dan seberapa baik dia dianggap di Kremlin (Pemerintah Rusia),” katanya.
“Faktanya, kami akan melangkah lebih jauh dengan mengatakan bahwa pengaruhnya berkembang.”
Wagner dan Korea Utara bantah tuduhan AS

Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly, mengatakan Inggris setuju dengan penilaian AS.
"Fakta bahwa Presiden Vladimir Putin meminta bantuan Korea Utara adalah tanda keputusasaan dan isolasi Rusia," kata Cleverly dalam sebuah pernyataan, dikutip dari BBC Internasional.
Namun, pemilik Wagner, Yevgeny Prigozhin, membantah pernyataan tersebut.
Ia menyebut tuduhan AS sebagai gosip dan spekulasi.
Sementara Kementerian Luar Negeri Korea Utara menyebut laporan tersebut tidak berdasar.
Seorang juru bicara Korea Utara mengatakan posisinya tetap tidak berubah dan transaksi senjata antara Korea Utara dan Rusia tidak pernah terjadi.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina