Iran Perluas Program Nuklir, AS: Kami Tak akan Biarkan Iran Produksi Senjata Nuklir
Iran perluas program nuklir dengan tingkatkan produksi uranium yang telah capai 60 persen. AS: Kami tak akan biarkan Iran produksi senjata nuklir.
TRIBUNNEWS.COM - Iran memperluas program nuklir dengan memperkaya uranium hingga 60 persen di pabrik kedua di Fordo.
Sebelumnya, Iran melalui pengembangan uranium di pabrik percontohan di Natanz selama lebih dari setahun.
"Kami telah memperingatkan sebelumnya bahwa tekanan dan resolusi politik tidak akan membuat Iran mengubah pendekatannya," kata kepala nuklir Iran Mohammad Eslami, Selasa (22/11/2022), mengacu pada pernyataan IAEA.
“Untuk alasan ini, kami mulai memperkaya uranium di Fordow.”
Seorang pakar nonprofliferasi memperingatkan bahwa Iran memiliki bahan bakar uranium yang dapat diproses ulang menjadi bahan bakar untuk setidaknya satu bom nuklir.
Baca juga: Iran Isyaratkan Bantu Rusia dalam Membuat Drone untuk Perang di Ukraina
Negara Barat Kecam Rencana Iran
Negara barat seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman mengecam Iran karena tindakannya memperluas program nuklir.
Iran selalu bersikeras bahwa program nuklirnya murni untuk tujuan damai, dikutip dari Financial Times.
Namun, para ahli mengatakan pengembangan uranium hingga 60 persen adalah selangkah lagi dari tingkat senjata 90 persen.
Iran juga mengatakan tuduhan lama atas kegiatan nuklirnya semuanya telah dibahas dalam perjanjian nuklir Iran yang ditandatangani dengan AS, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan China pada tahun 2015.
Sehingga, masalah tersebut tidak dapat dibuka kembali.
Selama Donald Trump menjabat sebagai presiden AS pada tahun 2018, AS keluar dari perjanjian itu dan menerapkan kembali sanksi pada Iran.
Semenjak itu, Iran mengembangkan produksi uranium hingga mencapai 60 persen pada April 2021.
Level tersebut mendekati batas maksimal uranium Iran dalam perjanjian nulklir tahun 2015 yaitu 90 persen, dikutip dari The Guardian.
Baca juga: Dua Aktris Terkenal Iran Ditangkap Pasukan Keamanan setelah Unggahan Lepas Jilbab
Jubir AS Ingin Hidupkan Perjanjian Nuklir Iran Tahun 2015

Dalam perjanjian nuklir Iran tahun 2015, terdapat poin-poin yang membatasi produksi uranium yang aman.
Perjanjian itu membatasi level kemurnian pengembangan uranium hexafluoride, yang menjadi isi dari centrifuges pada 3.67 persen, yang jauh di bawah level 90 persen yang dapat menjadi satu bom nuklir.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby mengatakan, AS tidak akan membiarkan Iran mengancam perdamaian dengan nuklir.
“Kami tentu tidak mengubah pandangan kami bahwa kami tidak akan membiarkan Iran mencapai kemampuan senjata nuklir," katanya, Rabu (23/11/2022).
“Kami tidak dekat untuk mendapatkan jalur diplomatik di sini. Kami masih akan sangat menyukainya. Tapi kita terlalu jauh.”
Ia ingin agar menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dengan Iran, dikutip dari Aawsat.
Komentar Kirby muncul setelah Iran mengatakan pihaknya memproduksi uranium yang diperkaya hingga 60 persen di pabrik Fordo untuk pertama kalinya.
Pabrik Fordo yang sangat terlindungi sekitar 110 mil (190 kilometer) selatan Teheran, Iran, yang dibangun jauh di bawah tanah untuk melindunginya dari serangan udara atau rudal.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Nuklir Iran