Jumat, 3 Oktober 2025

Iran Perluas Program Nuklir, AS: Kami Tak akan Biarkan Iran Produksi Senjata Nuklir

Iran perluas program nuklir dengan tingkatkan produksi uranium yang telah capai 60 persen. AS: Kami tak akan biarkan Iran produksi senjata nuklir.

Twitter @Iran_GOV
Kepala nuklir Iran, Mohammad Eslami (kiri) dan Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi (kanan) saat di sela-sela Sesi Reguler Tahunan ke-66 Konferensi Umum IAEA di Wina, untuk membahas masalah yang menjadi kepentingan bersama pada 27 September 2022. Saat ini, Iran sedang mengembangkan program nuklir dengan melakukan pengayaan uranium, bahan inti bom atom. 

TRIBUNNEWS.COM - Iran memperluas program nuklir dengan memperkaya uranium hingga 60 persen di pabrik kedua di Fordo.

Sebelumnya, Iran melalui pengembangan uranium di pabrik percontohan di Natanz selama lebih dari setahun.

"Kami telah memperingatkan sebelumnya bahwa tekanan dan resolusi politik tidak akan membuat Iran mengubah pendekatannya," kata kepala nuklir Iran Mohammad Eslami, Selasa (22/11/2022), mengacu pada pernyataan IAEA.

“Untuk alasan ini, kami mulai memperkaya uranium di Fordow.”

Seorang pakar nonprofliferasi memperingatkan bahwa Iran memiliki bahan bakar uranium yang dapat diproses ulang menjadi bahan bakar untuk setidaknya satu bom nuklir.

Baca juga: Iran Isyaratkan Bantu Rusia dalam Membuat Drone untuk Perang di Ukraina

Negara Barat Kecam Rencana Iran

Negara barat seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman mengecam Iran karena tindakannya memperluas program nuklir.

Iran selalu bersikeras bahwa program nuklirnya murni untuk tujuan damai, dikutip dari Financial Times.

Namun, para ahli mengatakan pengembangan uranium hingga 60 persen adalah selangkah lagi dari tingkat senjata 90 persen.

Iran juga mengatakan tuduhan lama atas kegiatan nuklirnya semuanya telah dibahas dalam perjanjian nuklir Iran yang ditandatangani dengan AS, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan China pada tahun 2015.

Sehingga, masalah tersebut tidak dapat dibuka kembali.

Selama Donald Trump menjabat sebagai presiden AS pada tahun 2018, AS keluar dari perjanjian itu dan menerapkan kembali sanksi pada Iran.

Semenjak itu, Iran mengembangkan produksi uranium hingga mencapai 60 persen pada April 2021.

Level tersebut mendekati batas maksimal uranium Iran dalam perjanjian nulklir tahun 2015 yaitu 90 persen, dikutip dari The Guardian.

Baca juga: Dua Aktris Terkenal Iran Ditangkap Pasukan Keamanan setelah Unggahan Lepas Jilbab

Jubir AS Ingin Hidupkan Perjanjian Nuklir Iran Tahun 2015

Koordinator Dewan Keamanan Nasional untuk Komunikasi Strategis John Kirby berbicara selama pengarahan harian di Ruang Pengarahan Pers James S Brady Gedung Putih di Washington, DC, pada 19 Juli 2022.
Brendan SMIALOWSKI / AFP
Koordinator Dewan Keamanan Nasional untuk Komunikasi Strategis John Kirby berbicara selama pengarahan harian di Ruang Pengarahan Pers James S Brady Gedung Putih di Washington, DC, pada 19 Juli 2022. Brendan SMIALOWSKI / AFP (AFP)
Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved