Kamis, 2 Oktober 2025

Pemilu Malaysia

Tak Ada Pemenang di Pemilu Malaysia, Raja Beri Waktu Tambahan bagi Partai untuk Usulkan Calon PM

Raja Malaysia beri tambahan waktu satu hari lagi bagi para pemimpin partai dan koalisi untuk berunding dan mengajukan nama calon perdana menteri.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
MOHD RASFAN / AFP
Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah (tengah) melambai setelah bertemu dengan anggota media di luar Istana Nasional di Kuala Lumpur pada 21 November 2022. Raja Malaysia beri tambahan waktu satu hari lagi bagi para pemimpin partai dan koalisi untuk berunding dan mengajukan nama calon perdana menteri. 

TRIBUNNEWS.COM - Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah memberi tambahan waktu satu hari lagi bagi pemimpin partai dan kepala koalisi untuk mengajukan nama calon perdana menteri.

Dilansir Free Malaysia Today, Istana Negara menyebut partai atau koalisi harus menyerahkan nama calon perdana menteri mereka pada hari Selasa (22/11/2022) jam 2 siang.

Sebelumnya, Raja menetapkan deadline pada hari Senin.

Pengawas Rumah Tangga Kerajaan Ahmad Fadil Syamsuddin mengatakan, ada permintaan dari pimpinan partai untuk memperpanjang tenggat waktu.

"Yang Mulia mendesak dan menasihati warga Malaysia untuk bersabar dan tetap tenang sampai proses pembentukan pemerintahan baru dan pencalonan perdana menteri ke-10 selesai," kata Ahmad dalam sebuah pernyataan.

"Yang Mulia mengimbau masyarakat untuk berdoa agar proses ini berjalan lancar demi kepentingan bangsa."

Baca juga: Mahathir Kalah di Pemilu Malaysia, Kegagalan Pertama dalam Kurun Waktu 53 Tahun

Ia mengatakan, Raja juga mengingatkan agar pemerintahan sementara yang dipimpin Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob tetap berjalan.

Tidak Ada Pemenang yang Pasti

Diberitakan sebelumnya, pemilihan umum Malaysia yang digelar pada hari Sabtu (19/11/2022) berakhir dengan kebuntuan, Aljazeera melaporkan.

Terdapat 222 kursi di parlemen.

Suatu partai atau koalisi harus mendapatkan suara mayoritas, atau setidaknya 112 kursi agar bisa membentuk pemerintahan.

Koalisi Pakatan Harapan (PH) yang dipimpin Anwar Ibrahim, memimpin dengan 82 kursi.

Koalisi Perikatan Nasional (PN) yang dipimpin mantan PM Muhyiddin Yassin berada di posisi 2 dengan 73 kursi.

Koalisi Barisan Nasional (BN) pimpinan Ahmad Zahid Hamidi – yang didominasi oleh partainya Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) – mengalami kekalahan besar, dengan hanya mendapat 30 kursi.

Baik Anwar Ibarahim dan Muhyiddin Yassin masing-masing mengklaim koalisi mereka memiliki dukungan yang cukup untuk membentuk pemerintahan.

Namun mereka tidak mengungkapkan dengan partai mana mereka bersekutu.

3 Kandidat Kuat Perdana Menteri Malaysia

DIkutip dari Aljazeera, berikut 3 calon kuat perdana menteri baru Malaysia.

1. Muhyiddin Yassin (75) - Presiden Partai Bersatu

(FILES) Dalam file foto yang diambil pada 9 Maret 2020, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin memperkenalkan kabinet barunya di Kantor Perdana Menteri di Putrajaya. Partai terbesar dalam koalisi yang berkuasa di Malaysia mengatakan pada 8 Juli 2021 pihaknya menarik dukungan untuk perdana menteri dan mendesaknya untuk mundur guna memberi jalan bagi pemimpin baru.
(FILES) Dalam file foto yang diambil pada 9 Maret 2020, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin memperkenalkan kabinet barunya di Kantor Perdana Menteri di Putrajaya. (Mohd RASFAN / AFP)

Muhyiddin Yassin mewakili daerah pemilihan Pagoh di negara bagian selatan Johor sejak 1978, pertama dengan UMNO dan baru-baru ini dengan Bersatu.

Sebagai perdana menteri dari tahun 2020 hingga 2021, Muhyiddin Yassin mempertahankan rekornya selama pandemi COVID-19.

Meski begitu, ia sempat dikritik kesulitan yang disebabkan oleh lockdown dan penutupan perbatasan yang berkepanjangan, serta upayanya untuk mengumumkan keadaan darurat untuk menangguhkan parlemen.

2. Ismail Sabri Yaakob (62) - Wakil presiden UMNO

Menteri Senior Ismail Sabri Yaakob berbicara selama konferensi pers di Parlemen di Kuala Lumpur 18 Agustus 2020
Menteri Senior Ismail Sabri Yaakob berbicara selama konferensi pers di Parlemen di Kuala Lumpur 18 Agustus 2020 (Bernama/Malay Mail)

Ismail Sabri menjadi anggota parlemen sejak 2004 ketika dia terpilih untuk mewakili kursi Bera yang baru dibentuk.

Ia menjadi perdana menteri pada 2021 setelah Muhyiddin mengundurkan diri.

Ia menyerukan pemilihan untuk memberi orang kesempatan untuk memilih pemerintah mereka dan memulihkan "stabilitas".

Namun Ismail Sabri Yaakob bukanlah presiden UMNO, melainkan wakil.

Peran presiden UMNO dipegang oleh Ahmad Zahid Hamidi yang diadili karena korupsi.

3. Anwar Ibrahim (75) - Presiden Keadilan

Pada September 2020, Anwar Ibrahim mengumumkan bahwa ia memiliki mayoritas yang 'kuat dan meyakinkan' untuk menggulingkan pemerintahan Perikatan Nasional.
Pada September 2020, Anwar Ibrahim mengumumkan bahwa ia memiliki mayoritas yang 'kuat dan meyakinkan' untuk menggulingkan pemerintahan Perikatan Nasional. (Yusof Mat Isa/Malay Mail)

Anwar Ibrahim memulai karier politiknya sebagai mahasiswa sebelum bergabung dengan UMNO.

Saat di UMNO, ia pernah menjadi wakil perdana menteri dan menteri keuangan.

Pemecatannya yang tiba-tiba pada tahun 1998 memicu protes massa jalanan dan seruan untuk reformasi.

Ia dituduh melakukan tindakan asusila dan dipenjara dua kali sebelum akhirnya diampuni.

Anwar kembali ke parlemen pada 2018.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved