Pemilu Malaysia
Tak Ada Pemenang di Pemilu Malaysia, Raja Beri Waktu Tambahan bagi Partai untuk Usulkan Calon PM
Raja Malaysia beri tambahan waktu satu hari lagi bagi para pemimpin partai dan koalisi untuk berunding dan mengajukan nama calon perdana menteri.
TRIBUNNEWS.COM - Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah memberi tambahan waktu satu hari lagi bagi pemimpin partai dan kepala koalisi untuk mengajukan nama calon perdana menteri.
Dilansir Free Malaysia Today, Istana Negara menyebut partai atau koalisi harus menyerahkan nama calon perdana menteri mereka pada hari Selasa (22/11/2022) jam 2 siang.
Sebelumnya, Raja menetapkan deadline pada hari Senin.
Pengawas Rumah Tangga Kerajaan Ahmad Fadil Syamsuddin mengatakan, ada permintaan dari pimpinan partai untuk memperpanjang tenggat waktu.
"Yang Mulia mendesak dan menasihati warga Malaysia untuk bersabar dan tetap tenang sampai proses pembentukan pemerintahan baru dan pencalonan perdana menteri ke-10 selesai," kata Ahmad dalam sebuah pernyataan.
"Yang Mulia mengimbau masyarakat untuk berdoa agar proses ini berjalan lancar demi kepentingan bangsa."
Baca juga: Mahathir Kalah di Pemilu Malaysia, Kegagalan Pertama dalam Kurun Waktu 53 Tahun
Ia mengatakan, Raja juga mengingatkan agar pemerintahan sementara yang dipimpin Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob tetap berjalan.
Tidak Ada Pemenang yang Pasti
Diberitakan sebelumnya, pemilihan umum Malaysia yang digelar pada hari Sabtu (19/11/2022) berakhir dengan kebuntuan, Aljazeera melaporkan.
Terdapat 222 kursi di parlemen.
Suatu partai atau koalisi harus mendapatkan suara mayoritas, atau setidaknya 112 kursi agar bisa membentuk pemerintahan.
Koalisi Pakatan Harapan (PH) yang dipimpin Anwar Ibrahim, memimpin dengan 82 kursi.
Koalisi Perikatan Nasional (PN) yang dipimpin mantan PM Muhyiddin Yassin berada di posisi 2 dengan 73 kursi.
Koalisi Barisan Nasional (BN) pimpinan Ahmad Zahid Hamidi – yang didominasi oleh partainya Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) – mengalami kekalahan besar, dengan hanya mendapat 30 kursi.
Baik Anwar Ibarahim dan Muhyiddin Yassin masing-masing mengklaim koalisi mereka memiliki dukungan yang cukup untuk membentuk pemerintahan.
Namun mereka tidak mengungkapkan dengan partai mana mereka bersekutu.
3 Kandidat Kuat Perdana Menteri Malaysia
DIkutip dari Aljazeera, berikut 3 calon kuat perdana menteri baru Malaysia.
1. Muhyiddin Yassin (75) - Presiden Partai Bersatu

Muhyiddin Yassin mewakili daerah pemilihan Pagoh di negara bagian selatan Johor sejak 1978, pertama dengan UMNO dan baru-baru ini dengan Bersatu.
Sebagai perdana menteri dari tahun 2020 hingga 2021, Muhyiddin Yassin mempertahankan rekornya selama pandemi COVID-19.
Meski begitu, ia sempat dikritik kesulitan yang disebabkan oleh lockdown dan penutupan perbatasan yang berkepanjangan, serta upayanya untuk mengumumkan keadaan darurat untuk menangguhkan parlemen.
2. Ismail Sabri Yaakob (62) - Wakil presiden UMNO

Ismail Sabri menjadi anggota parlemen sejak 2004 ketika dia terpilih untuk mewakili kursi Bera yang baru dibentuk.
Ia menjadi perdana menteri pada 2021 setelah Muhyiddin mengundurkan diri.
Ia menyerukan pemilihan untuk memberi orang kesempatan untuk memilih pemerintah mereka dan memulihkan "stabilitas".
Namun Ismail Sabri Yaakob bukanlah presiden UMNO, melainkan wakil.
Peran presiden UMNO dipegang oleh Ahmad Zahid Hamidi yang diadili karena korupsi.
3. Anwar Ibrahim (75) - Presiden Keadilan

Anwar Ibrahim memulai karier politiknya sebagai mahasiswa sebelum bergabung dengan UMNO.
Saat di UMNO, ia pernah menjadi wakil perdana menteri dan menteri keuangan.
Pemecatannya yang tiba-tiba pada tahun 1998 memicu protes massa jalanan dan seruan untuk reformasi.
Ia dituduh melakukan tindakan asusila dan dipenjara dua kali sebelum akhirnya diampuni.
Anwar kembali ke parlemen pada 2018.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)