Konflik Rusia Vs Ukraina
Joe Biden Sebut Ledakan di Polandia Disebabkan Rudal Ukraina, Rusia Ungkap Hasil Identifikasi
Presiden AS, Joe Biden mengatakan ledakan di Polandia disebabkan rudal milik Ukraina.
"Sama sekali tidak ada yang menunjukkan bahwa ini adalah serangan yang disengaja ke Polandia."
"Sangat mungkin bahwa itu adalah roket yang digunakan dalam pertahanan anti-rudal, yang berarti itu digunakan oleh pasukan pertahanan Ukraina," katanya kepada wartawan.
Kremlin Memuji Biden
Pemerintahan Rusia memuji tanggapan pemerintahan AS atas insiden ledakan di Polandia.
Kremlin menilai Washington menanggapi dengan 'terukur' dan Presiden Joe Biden sendiri menyatakan bahwa tidak mungkin rudal itu berasal dari Rusia.
"Dalam hal ini, perhatian harus diberikan pada tanggapan yang terukur dan lebih profesional dari pihak Amerika," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
"Mengenai insiden di Polandia, Rusia tidak ada hubungannya dengan itu," imbuhnya.
Saat ditanya apakah rudal itu ditembakkan dari Rusia, Biden mengatakan ada "informasi awal yang membantahnya".
"Tidak mungkin itu ditembakkan dari Rusia. Tapi kita lihat saja nanti," kata Biden.
Erdogan Bela Rusia
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa Rusia tidak terlibat dalam insiden ledakan di Polandia.
"Saya harus menghormati posisi Rusia yang mengatakan bahwa itu bukan misilnya. Ini penting bagi kami," kata Erdogan menjawab pertanyaan dari media Rusia, TASS.

Baca juga: Bursa Saham Asia Rontok Diguncang Ledakan di Polandia dan Penguatan Dolar AS
Baca juga: Pasal 4 dan 5 NATO Diprediksi Aktif setelah Polandia Dihantam Rudal, Apa Isinya?
Pemimpin Turki itu juga menyerukan penyelidikan terperinci atas insiden tersebut.
Erdogan menyoroti pernyataan penting dari Presiden AS Joe Biden, yang mencatat bahwa rudal, yang mendarat di tanah Polandia, bukanlah buatan Rusia.
"Saya percaya bahwa bersikeras bahwa rudal itu buatan Rusia akan memperburuk masalah ini. Kami mencoba untuk membawa Rusia dan Ukraina ke meja perundingan sesegera mungkin."
"Dalam hal ini, kami percaya bahwa metode seperti provokasi bukanlah cara yang tepat. Jalan menuju perdamaian terletak melalui dialog," tegas pemimpin Turki itu.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)