Korea Utara Tembakkan Senjata Era Soviet seperti yang Digunakan Rusia untuk Serang Ukraina
Korea Selatan mengatakan Korea Utara menembakkan senjata anti-pesawat era Soviet sama seperti yang digunakan Rusia untuk menyerang Ukraina.
Beberapa ahli mengatakan ada kemungkinan Korea Utara memasukkan inventaris beberapa senjata lamanya untuk mendukung skala yang diperluas dari penembakan rudal minggu lalu.
Penembakan itu menambah rekor kecepatan Korea Utara dalam pengujian senjata tahun ini ketika pemimpin Kim Jong Un mengeksploitasi gangguan yang diciptakan oleh perang Rusia di Ukraina untuk mempercepat pengembangan senjata dan meningkatkan tekanan pada AS dan sekutu regionalnya.
"Korea Utara ingin menunjukkan jangkauan teknologi rudal mereka melalui tes ini, tetapi tidak semua peluncuran harus mengungkapkan kemajuan teknologi terbaru," kata Soo Kim, seorang analis keamanan dari RAND Corporation yang berbasis di California.
"Mungkin kepentingan Korea Utara untuk menyimpan beberapa kemampuan modernnya sebagai cadangan dan mengujinya pada kesempatan yang tepat."
"Kim, sekali lagi, memainkan permainan yang lebih lama, jadi untuk mengungkapkan semua kartunya, tidak akan menguntungkannya," lanjutnya.

Baca juga: Korea Utara: Uji Coba Rudal adalah Latihan Serang Korea Selatan dan AS Tanpa Ampun
Korea Utara: Uji Coba Rudal adalah Latihan Serang Korea Selatan dan AS
Militer Korea Utara mengatakan rentetan uji coba misilnya baru-baru ini adalah praktik untuk menyerang target utama Korea Selatan dan AS, Senin (7/11/2022).
Mereka akan melakukan serangan tanpa ampun ke pangkalan udara dan sistem komando operasi Korea Selatan dan AS dengan berbagai rudal yang kemungkinan besar berkekuatan nuklir.
"Operasi militer yang sesuai baru-baru ini oleh Tentara Rakyat Korea adalah jawaban yang jelas dari (Korea Utara) bahwa semakin gigih gerakan militer provokatif musuh berlanjut, semakin teliti dan tanpa ampun KPA akan melawan mereka," kata Staf Umum Korea Utara sebagaimana dikutip AP News.
Pengumuman Korea Utara menggarisbawahi tekad pemimpin Kim Jong Un untuk tidak mundur dalam menghadapi dorongan Korea Selatan untuk memperluas latihan militer mereka.
Namun beberapa ahli mengatakan Kim Jong Un juga menggunakan latihan mereka sebagai alasan untuk memodernisasi persenjataan nuklirnya dan meningkatkan pengaruhnya dalam urusan masa depan dengan Seoul dan Washington.
Sementara itu, pejabat Korea Selatan dan AS menanggapi bahwa mereka akan lebih meningkatkan acara pelatihan bersama mereka.
Seoul dan Washington juga memperingatkan bahwa penggunaan senjata nuklir akan mengakibatkan berakhirnya rezim Kim Jong Un.
Latihan angkatan udara "Vigilant Storm" tahun ini antara Korea Selatan dan AS adalah yang terbesar untuk manuver musim gugur tahunan.
Latihan tersebut melibatkan 240 pesawat tempur termasuk jet tempur canggih F-35 dari kedua negara.