Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Eks PM Italia Tuai Kontroversi setelah Membual Soal Kedekatannya dengan Vladimir Putin

Eks PM Italia, Silvio Berlusconi tuai kontroversi setelah rekaman suaranya membual soal kedekatan hubungan dengan Putin beredar.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Kolase Foto Tribunnews
Mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi dan Presiden Rusia Vladimir Putin - Eks PM Italia, Silvio Berlusconi tuai kontroversi setelah rekaman suaranya membual soal kedekatan hubungan dengan Putin beredar. 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi memicu kontroversi setelah rekaman suaranya sedang membual tentang kedekatan hubungan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin beredar di media.

Rekaman audio Silvio Berlusconi itu dirilis oleh kantor berita Italia, LaPresse pada Rabu (19/10/2022).

Berlusconi terekam sedang berbicara tentang hubungannya dengan Putin yang kembali dibagun.

Dilansir CNN, Berlusconi, menurut rekaman itu, mengatakan bahwa Putin mengiriminya 20 botol vodka dan "surat yang sangat manis" pada hari ulang tahunnya bulan lalu. 

Kantor Berlusconi mengkonfirmasi bahwa rekaman suara itu asli, dan diduga direkam secara diam-diam saat pertemuan Partai Forza Italia di ruang parlemen pada Selasa lalu.

"Saya mengiriminya sebotol Lambrusco (anggur bersoda Italia) dan surat yang sama manisnya," kata Berlusconi dalam klip audio yang dirilis LaPresse.

Baca juga: Turis Inggris Pose Setengah Telanjang Dada di Katedral Amalfi Italia akan Didakwa Tindakan Cabul

Politisi berusia 86 tahun itu mengaku telah membangun kembali hubungan dengan Presiden Putin.

Ia juga membual bahwa Putin mengakuinya sebagai salah satu dari lima temannya.

Seorang juru bicara partai membantah Berlusconi berhubungan dengan Putin.

Ia berdalih bahwa mantan PM Italia itu hanya menceritakan kisah lamanya yang sudah terjadi bertahun-tahun lalu.

Namun dalam audio LaPresse, Berlusconi terdengar mengatakan bahwa Putin "melawan inisiatif apa pun" untuk perang melawan Ukraina.

Menurut laporan Guardian, Berlusconi bahkan mengatakan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memprovokasi invasi dengan menggandakan serangan terhadap separatis yang didukung Rusia di Donbas. 

"Republik Donbas akhirnya mengirim delegasi ke Moskow dan mengatakan kepada Putin: 'Tolong, pertahankan kami!'," kata Berlusconi.

"Putin menentang inisiatif apa pun tetapi dia berada di bawah tekanan besar dari orang-orang Rusia sehingga dia menciptakan operasi khusus ini: rencananya adalah pasukannya harus memasuki Ukraina, menggulingkan Zelensky dan menggantikannya dengan pemerintahan yang dibentuk oleh minoritas Ukraina, dibentuk oleh orang-orang yang jujur ​​dan bijaksana."

Mantan PM ini juga mengatakan tidak bisa membayangkan bagaimana Putin dan Zelensky duduk di meja perundingan.

"Karena tidak ada cara yang mungkin. Zelensky, dalam pandangan saya, lupakan saja, saya tidak bisa mengatakannya," bunyi rekaman suara itu.

"Tidak ada pemimpin sejati di Barat," lanjut Berlusconi.

"Aku bisa membuatmu tersenyum, satu-satunya pemimpin sejati adalah aku."

Mantan PM Italia, Silvio Berlusconi
Mantan PM Italia, Silvio Berlusconi - Eks PM Italia, Silvio Berlusconi tuai kontroversi setelah rekaman suaranya membual soal kedekatan hubungan dengan Putin beredar. (richestnetworth.org)

Pernyataan itu memicu pertikaian dalam koalisi sayap kanan yang dipimpin oleh Giorgia Meloni, yang akan dilantik menjadi pemerintah minggu depan.

Meloni, yang telah berjanji untuk melanjutkan dukungan Italia terhadap Ukraina dan sanksi Uni Eropa terhadap Rusia, memberi Berlusconi ultimatum untuk mendukung sikap NATO terhadap Rusia atau keluar dari pemerintahannya yang baru.

Setelah rekaman itu dirilis, para pemimpin oposisi bertemu Presiden Sergio Mattarella pada hari Kamis (20/10/202) dan menyatakan keprihatinan atas masa depan Italia.

Menyusul hal ini, Koordinator Forza Italia (FI), Antonio Tajani, mengatakan bahwa partai dan pemimpinnya Silvio Berlusconi secara tegas berada di belakang NATO dan menentang invasi Rusia ke Ukraina.

"Saya di sini untuk mengkonfirmasi, sekali lagi, posisi partai saya, posisi pribadi saya dan posisi pemimpin partai saya sepenuhnya mendukung NATO dan hubungan transatlantik, mendukung Eropa, dan melawan invasi Rusia yang tidak dapat diterima. Ukraina," kata Tajani, Kamis lalu.

Giorgia Meloni Bentuk Pemerintahan

Pemimpin sayap kanan Italia, Giorgia Meloni dan sekutu koalisinya mengadakan pembicaraan tentang pembentukan pemerintahan dengan Presiden Sergio Mattarella, pada Jumat (21/10/2022).

Jika para pihak menyetujui persyaratan, koalisi yang dipimpin Meloni dapat dilantik pada akhir pekan ini.

Mantan Perdana Menteri Silvio Berlusconi akan bergabung dalam pembicaraan, setelah menuai kontroversi karena pernyataan pro-Putin yang bocor.

Meloni bersumpah untuk memainkan peran penting dalam NATO, lapor BBC

Presiden AC Milan dan mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi
Presiden AC Milan dan mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi - Eks PM Italia, Silvio Berlusconi tuai kontroversi setelah rekaman suaranya membual soal kedekatan hubungan dengan Putin beredar. (TELEGRAPH.CO.UK)

Baca juga: Mengapa Vladimir Putin Umumkan Darurat Militer di 4 Wilayah Pendudukan?

Baca juga: Rusia Manfaatkan Bekas Pabrik Renault untuk Produksi Mobil Moskvich Akhir Tahun Ini

Perdana Menteri Mario Draghi, yang berada di Brussel untuk menghadiri pertemuan puncak Uni Eropa, menekankan bahwa keanggotaan Italia di Uni Eropa dan NATO adalah inti dari kebijakan luar negerinya.

Sebelumnya, bocornya audio Berlusconi sedang membual tentang persahabatannya dengan Putin, menambah tekanan kepada Giorgia Meloni.

Meloni diketahui akan segera menjabat sebagai perdana menteri wanita pertama Italia dan pemimpin sayap kanan pertama sejak Perang Dunia Kedua.

Sekutu sayap kanannya yang lain, pemimpin Liga, Matteo Salvini, juga telah lama dipandang sebagai pengagum Putin.

Namun Meloni membutuhkan kedua pria tersebut dalam koalisinya untuk menjadi mayoritas.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved