Konflik Rusia Vs Ukraina
Sekjen NATO: Jika Rusia Menang dalam Konflik di Ukraina akan Jadi Kekalahan bagi Aliansi
Sekjen NATO Jens Stoltenberg menyebut kemenangan Rusia dalam konflik di Ukraina akan menjadi kekalahan bagi aliansi.
TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO, Jens Stoltenberg menyebut kemenangan Rusia dalam konflik di Ukraina akan menjadi kekalahan bagi aliansi.
Dikutip TASS, Stoltenberg menegaskan NATO tidak boleh membiarkan hal tersebut benar-benar terjadi.
Pernyataan Stoltenberg disampaikan pada konferensi pers menjelang pertemuan para Menteri Pertahanan anggota NATO pada 12-13 Oktober 2022 di Brussel, Selasa (11/10/2022).
"Penting bagi kita semua, Ukraina memenangkan pertempuran," jelasnya.
"Karena jika (Presiden Rusia) Vladimir Putin menang, itu bukan hanya kekalahan besar bagi Ukraina," ucapnya.
"Tetapi, itu akan menjadi kekalahan dan berbahaya bagi kita semua," tuturnya.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina Hari ke-231: Serangan Moskow Kian Gencar Targetkan Infrastruktur Ukraina
"Karena itu akan membuat dunia lebih berbahaya dan akan membuat kita lebih rentan untuk agresi Rusia lebih lanjut," tambahnya.
Stoltenberg menekankan bahwa NATO harus siap menghadapi perang panjang di Ukraina.
"Saya pikir kita hanya harus bersiap untuk jangka panjang (untuk memberikan dukungan kepada Ukraina)," paparnya.
Diwartakan sebelumnya, Juru Bicara Rusia, Dmitry Peskov mengaku Kremlin terus memantau dengan cermat perkembangan soal upaya Ukraina bergabung dengan NATO.
Peskov mengatakan pada Senin (3/10/2022), sikap Moskow ini ditunjukkan mengingat aspirasi Ukraina untuk bergabung dengan aliansi merupakan satu alasan untuk invasi.
"Kami memantau keputusan ini dengan sangat cermat," tegas Peskov, seperti dikutip TASS.
Baca juga: Bikin Lukisan Jokowi Juru Damai Konflik Rusia-Ukraina, Ini Pesan yang Disampaikan Sang Kreator

Peskov juga menyoroti fakta bahwa negara-negara NATO menunjukkan reaksi berbeda terhadap pernyataan Kyiv.
"Ada negara di sana yang mendukung opsi aksesi yang dipercepat ini, ada negara yang tidak. Bagaimanapun," ucapnya.
"Semua orang mengacu pada aturan konsensus," jelasnya.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)