Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ribuan Pasukan Rusia Hasil Mobilisasi Dikirim Pulang karena Tak Layak Perang

Ribuan orang yang dimobilisasi oleh Rusia untuk berperang dengan Ukraina dikirim pulang ke rumah mereka.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Arif Fajar Nasucha
AFP/STRINGER
Pasukan cadangan yang direkrut selama mobilisasi parsial menghadiri upacara keberangkatan di Sevastopol, Krimea, pada 27 September 2022. - Setengah dari pasukan mobilisasi yang direncanakan Presiden Rusia Vladimir Putin, dikirim pulang ke rumah mereka karena tak layak untuk berperang di Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM - Setengah dari pasukan mobilisasi yang direncanakan Rusia, dikirim pulang ke rumah masing-masing.

Hal tersebut dikarenakan ribuan orang tersebut tidak layak untuk berperang di Ukraina.

Tak hanya itu, komisaris militer di wilayah Khabarovsk Rusia diberhentikan karena muncul kemunduran baru.

Dikutip dari SCMP, Presiden Rusia Vladimir Putin mengalami kemunduran yang signifikan pada Minggu (2/10/2022).

Dalam peperangan tersebut, pasukan Ukraina mengklaim mengendalikan penuh atas pusat logistik Lyman yang berada di timur Rusia.

Hal tersebut menjadi keuntungan paling signifikan dari pasukan Ukraina dalam beberapa minggu.

Baca juga: Tentara Rusia yang Dimobilisasi Dipulangkan karena Tak Penuhi Syarat, Komisaris Militer Dipecat

Mobilisasi pertama Rusia sejak Perang Dunia II, setelah pasukannya menderita kekalahan besar di medan perang di Ukraina, telah menyebabkan ketidakpuasan yang meluas.

Banyak warga Rusia yang memilih melarikan diri ke luar negeri atas pengumuman mobilisasi yang diumumkan oleh Putin.

Gubernur wilayah Khabarovsk, Mikhail Degtyarev mengatakan, beberapa ribu pria telah melapor untuk mendaftar dalam 10 hari, tetapi banyak yang tidak memenuhi syarat.

"Sekitar setengah dari mereka kami kembalikan ke rumah karena mereka tidak memenuhi kriteria seleksi untuk memasuki dinas militer," kata Degtyarev dalam sebuah posting video di Telegram.

Dia mengatakan komisaris militer wilayah itu telah dicopot, tetapi pemecatannya tidak akan mempengaruhi mobilisasi.

Mobilisasi itu disebut-sebut sebagai pendaftaran mereka yang memiliki pengalaman militer tetapi sering kali tampak tidak memperhatikan catatan dinas, kesehatan, status pelajar, dan bahkan usia.

Baca juga: 9 Anggota NATO Dukung Ukraina Masuk Aliansi, Takut Jadi Sasaran Rusia Selanjutnya

Perebutan Lyman jadi Kunci

Sebuah video menunjukkan pasukan Ukraina mengibarkan bendera nasional berwarna biru dan kuning di kota Lyman. Sesaat kemudian, mereka juga melakukan tarian kemenangan.
Sebuah video menunjukkan pasukan Ukraina mengibarkan bendera nasional berwarna biru dan kuning di kota Lyman. Sesaat kemudian, mereka juga melakukan tarian kemenangan. (Twitter/kolase tribunnews)

Pengambilan Lyman oleh pasukan Ukraina menjadi kemajuan lebih lanjut yang bertujuan untuk memotong jalur pasokan Rusia.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan, perebutan kota itu menunjukkan bahwa Ukraina mampu mengusir pasukan Rusia dan menunjukkan dampak penyebaran senjata canggih Barat oleh Ukraina terhadap konflik tersebut.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan, keberhasilan tentaranya tidak terbatas pada Lyman.

Tidak disebutkan Lyman dalam pembaruan hariannya pada hari Minggu, meskipun dikatakan pasukan Rusia telah menghancurkan tujuh depot artileri dan rudal di wilayah Kharkiv, Zaporizhzhia, Mykolaiv, dan Donetsk.

Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina Hari ke-222, Ex CIA: AS akan Bertindak Jika Moskow Pakai Senjata Nuklir

Perebutan kembali Lyman oleh pasukan Ukraina adalah kekalahan terbesar Rusia di medan perang sejak serangan balasan kilat Ukraina di wilayah timur laut Kharkiv pada bulan September.

Kontrol atas Lyman dapat membuktikan "faktor kunci" dalam membantu Ukraina merebut kembali wilayah yang hilang di wilayah Luhansk, kata gubernurnya, Serhiy Gaidai.

Lyman memimpin penyeberangan Sungai Donets Siverskyi, di mana Rusia telah berusaha untuk mengkonsolidasikan pertahanannya, kata Kementerian Pertahanan Inggris.

"Berkat operasi yang sukses di Lyman, kami bergerak menuju rute utara-selatan kedua. Dan itu berarti jalur pasokan kedua akan terganggu," kata kolonel cadangan, Viktor Kevlyuk di lembaga pemikir Pusat Strategi Pertahanan Ukraina.

"Dalam hal ini, kelompok Rusia di Luhansk dan Donetsk hanya dapat dipasok secara ketat melalui wilayah Rostov (Rusia)," lanjut Kevlyuk kepada outlet media Espreso TV.

Baca juga: Pengiriman Gas Rusia ke Italia Lewat Austria Ditangguhkan, Gazprom Masih Cari Jalan Keluar

Dikutip dari Reuters, militer Ukraina mengatakan pada Senin pagi bahwa pasukan Rusia telah menggunakan rudal, serangan udara, dan artileri terhadap 35 pemukiman dalam 24 jam sebelumnya.

Angkatan udara Ukraina telah menyerang sebuah pos komando, gudang senjata, dan kompleks rudal anti-pesawat, serta menjatuhkan satu helikopter, satu pesawat serang, dan delapan pesawat tak berawak.

Gubernur wilayah Zaporizhzhia, mengatakan pasukan Rusia telah menyerang kota Zaporizhzhia dan desa-desa terdekat semalam, dengan sedikitnya 10 rudal.

Wilayah yang diklaim Putin sebagai aneksasi lebih dari tujuh bulan setelah invasi Rusia terhadap tetangganya – Donetsk dan Luhansk ditambah Kherson dan Zaporizhzhia di selatan – sama dengan sekitar 18 persen dari total luas permukaan Ukraina.

Parlemen Rusia pada Senin akan mempertimbangkan RUU dan perjanjian ratifikasi untuk menyerap wilayah tersebut, kata ketua majelis rendah parlemen.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved