Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Akhirnya Akui Kesalahan Mobilisasi Parsial, Jubir Putin: Akan Diperbaiki

Rusia mengakui adanya kesalahan terhadap dekrit yang dikeluarkan Presiden Vladimir Putin terkait mobilisasi parsial.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Daryono
AFP/OLGA MALTSEVA
Petugas polisi menahan demonstran di Saint Petersburg pada 21 September 2022, menyusul seruan untuk memprotes mobilisasi parsial yang diumumkan oleh Presiden Vladimir Putin. - Juru Bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov mengatakan adanya kesalahan yang dibuat dalam upaya mobilisasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Rusia telah mengakui adanya kesalahan yang dibuat dalam upaya mobilisasi.

Di tengah-tengah meningkatnya oposisi publik, Rusia menyebut akan memperbaiki kesalahan yang telah terjadi.

Seperti diketahui, Presiden Rusia, Vladimir mengumumkan mobilisasi parsial saat perang di Ukraina tengah memanas.

"Ada kasus-kasus ketika dekrit itu dilanggar," kata Juru Bicara Putin, Dmitry Peskov, dikutip dari BBC.

"Semua kesalahan akan diperbaiki," lanjutnya.

Beberapa laporan mengatakan orang-orang yang tidak memiliki pengalaman militer - atau yang terlalu tua atau cacat - dipanggil.

Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina Hari ke-215: Polisi dan Orang-orang Anti-Wajib Militer Bentrok di Moskow

Sejumlah pakar militer di Barat dan Ukraina mengatakan, keputusan Putin untuk memanggil pasukan cadangan menunjukkan bahwa pasukan Rusia gagal di medan perang.

Sejak pengumuman mobilisasi, lebih dari 2.000 orang telah ditahan dalam protes di seluruh Rusia.

Peskov mengatakan, di beberapa daerah, "gubernur secara aktif bekerja untuk memperbaiki situasi".

Peskov juga mengatakan, dia tidak mengetahui keputusan untuk menutup perbatasan Rusia dan memberlakukan darurat militer di negara itu.

Sejak mobilisasi diumumkan, banyak pemuda Rusia berusaha meninggalkan negara itu.

Baca juga: MOMEN Terakhir Xi Jinping Tampak di Publik, Satu Acara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin

Penerbangan keluar dari Rusia telah terjual habis dan mobil telah menumpuk di pos pemeriksaan perbatasan.

"Panik. Semua orang yang saya kenal panik," kata David, seorang warga Rusia, dikutip dari Al Jazeera.

"Kami lari dari rezim yang membunuh orang," lanjutnya.

Antrean panjang mobil juga terlihat di jalan-jalan menuju perbatasan dengan Kazakhstan dan Mongolia.

"Setiap orang yang dalam usia wajib militer harus dilarang bepergian ke luar negeri dalam situasi saat ini," kata Sergei Tsekov, seorang anggota parlemen senior yang mewakili Krimea yang dicaplok Rusia di majelis tinggi parlemen Rusia.

Baca juga: Pria Berpakaian Dengan Simbol Nazi Berondong Siswa Sekolah di Rusia, Setidaknya 15 Orang Tewas

Kebingungan dan Kemarahan

Petugas polisi menahan seorang wanita menyusul seruan untuk memprotes mobilisasi parsial yang diumumkan oleh Presiden Rusia, di Moskow, pada 21 September 2022. - Lebih dari 1.300 orang telah ditangkap dalam demonstrasi di seluruh Rusia menentang pengumuman Presiden Vladimir Putin tentang mobilisasi parsial warga sipil ke pertempuran di Ukraina, kata kelompok pemantau polisi pada 21 September 2022. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP)
Petugas polisi menahan seorang wanita menyusul seruan untuk memprotes mobilisasi parsial yang diumumkan oleh Presiden Rusia, di Moskow, pada 21 September 2022. - Lebih dari 1.300 orang telah ditangkap dalam demonstrasi di seluruh Rusia menentang pengumuman Presiden Vladimir Putin tentang mobilisasi parsial warga sipil ke pertempuran di Ukraina, kata kelompok pemantau polisi pada 21 September 2022. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP) (AFP/ALEXANDER NEMENOV)

Mohamed Vall dari Al Jazeera, melaporkan dari Moskow, mengatakan ada kebingungan dan kemarahan yang meluas di Rusia atas desakan Kremlin untuk meminta tentara cadangan.

"Banyak orang tidak mengerti apa yang sedang terjadi – siapa yang harus pergi dan siapa yang tidak boleh pergi," kata Vall.

"Ini situasi yang rumit. Rusia belum mengumumkan mobilisasi seperti itu sejak Perang Dunia II dan hanya ada sedikit pengalaman dalam melakukan ini, baik di pihak pemerintah maupun di pihak rakyat," lanjutnya.

Mobilisasi militer itu disertai dengan pengumuman oleh Putin bahwa Moskow akan menggelar pemungutan suara untuk mencaplok empat provinsi Ukraina yang diduduki oleh pasukannya.

Baca juga: Hari ke-4 Referendum, Pemungutan Suara Dilakukan Door to Door dan Diawasi Aparat Rusia

Barat menyebut pemungutan suara itu, yang akan berakhir pada Selasa, sebuah dalih palsu untuk merebut wilayah yang direbut secara paksa.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pada hari Senin "puluhan ribu" wajib militer telah menerima pesanan.

Mereka diharapkan dikirim dengan cepat ke garis depan di mana mereka "kemungkinan akan menderita tingkat gesekan yang tinggi", katanya.

"Kurangnya pelatih militer, dan ketergesaan Rusia dalam memulai mobilisasi, menunjukkan bahwa banyak dari pasukan yang direkrut akan dikerahkan ke garis depan dengan persiapan minimal yang relevan," ujar Kementerian Pertahanan Inggris.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved