Iran Memanas
POPULER Internasional: 1.300 Demonstran Anti-Mobilisasi Ditangkap | Fakta-fakta Mobilisasi Parsial
Rangkuman berita populer Internasional didominasi perang Rusia Ukraina, terutama soal dampak perintah mobilisasi militer yang diumumkan Vladimir Putin
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Arif Fajar Nasucha
3. Putin Ancam Pembalasan dengan Nuklir, Sebut Rusia Punya Banyak Senjata untuk Membalas
Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi parsial dan mengancam pembalasan terhadap barat dengan senjata nuklir dalam eskalasi perang Ukraina.
Putin mengatakan: "kami akan menggunakan semua cara yang kami miliki."
Ancamannya tersebut yang akan membalas barat dengan nuklir, dirinya mengklaim Rusia memiliki 'banyak senjata untuk membalas'.
Sebelumnya Vladimir Putin telah mengumumkan adanya mobilisasi parsial di Rusia.
Sehingga rakyat dan ekonomi negara Rusia pada pijakan masa perang.
Dalam pidato, Putin mengatakan bahwa mobilisasi pertama Rusia sejak perang dunia kedua adalah tanggapan langsung terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh barat.
Baca juga: Isi Pidato Putin Soal Mobilisasi Parsial 300 Ribu Tentara Cadangan ke Medan Perang
Putin juga mengklaim barat telah mencoba untuk mengubah rakyat Ukraina menjadi menjadi umpan meriam, dikutip Tribunnews dari The Guardian, Kamis (22/9/2022).
“Layanan militer (mobilisasi parsial) hanya akan berlaku untuk warga negara yang saat ini berada di cadangan, terutama mereka yang pernah bertugas di angkatan bersenjata, memiliki profesi militer tertentu dan pengalaman yang relevan,” katanya.
Tak lama setelah pengumuman Putin, kementerian pertahanan negara itu, Sergei Shoigu, mengatakan 300.000 orang Rusia akan dipanggil sebagai bagian dari mobilisasi, dan akan berlaku untuk mereka yang memiliki pengalaman militer sebelumnya.
Menurut dekrit yang ditandatangani oleh Putin, kontrak tentara yang bertempur di Ukraina juga akan diperpanjang hingga akhir periode mobilisasi parsial.
4. Negara-negara Baltik Menolak Melindungi Warga Rusia yang Kabur dari Mobilisasi Militer
Sejumlah negara Baltik mengatakan tidak akan menawarkan perlindungan kepada warga negara Rusia yang melarikan diri dari mobilisasi militer.
Negara anggota Uni Eropa, Latvia, Lithuania dan Estonia yang berbatasan dengan Rusia, menegaskan hal tersebut pada Rabu (21/9/2022).