Minggu, 5 Oktober 2025

Iran Memanas

Kerusuhan di Iran Meluas ke 80 Kota, 17 Orang Tewas, Pasukan Elite Garda Revolusi Diturunkan

Aksi protes pada Kamis (22/09/2022) sudah memasuki hari keenam dan meluas ke setidaknya 80 kota.

Editor: Hasanudin Aco
ATTA KENARE / AFP
Sebuah gambar yang diambil di Teheran pada 18 September 2022 menunjukkan halaman depan surat kabar Iran Hafteh Sobh yang menampilkan foto Mahsa Amini, seorang wanita yang meninggal setelah ditangkap oleh "polisi moral" Iran. Amini, 22 tahun, sedang dalam kunjungan bersama keluarganya ke ibukota Iran ketika dia ditahan pada 13 September oleh unit polisi yang bertanggung jawab untuk menegakkan aturan berpakaian ketat Iran untuk wanita, termasuk mengenakan jilbab di depan umum. Amini dinyatakan meninggal pada 16 September oleh televisi pemerintah setelah menghabiskan tiga hari dalam keadaan koma di rumah sakit. 

Para demonstran perempuan membakar hijab atau memotong rambut mereka di depan umum.

Di wilayah Sari, di utara Teheran, kerumunan besar demonstran bersorak ketika para perempuan membakar hijab mereka dalam aksi protes yang menantang.

Wartawan BBC, Kasra Naji, mengatakan beberapa kawasan di Teheran utara dan tengah, penuh dengan gas air mata pada Rabu malam ketika polisi antihuru-hara, dengan dukungan aparat keamanan tak berseragam, menyerang para pemrotes di sejumlah lokasi.

Di beberapa ruas jalan, demonstran membakar sampah dan melakukan pemblokiran seraya meneriakkan slogan-slogan yang mengecam pemimpin terrtinggi Iran.

Aksi protes yang meluas ini dipicu oleh tewasnya perempuan bernama Mahsa Amini di tahanan polisi.

Televisi pemerintah Iran mengatakan 17 orang tewas sejauh ini, tiga di antaranya adalah anggota aparat keamanan.

Ayah Amini mengatakan putrinya memar-memar saat berada di kantor polisi dan sebelumnya tak punya masalah kesehatan.

Dalam wawancara dengan BBC Persian, ayah Amini, Amjad, mengatakan dirinya dilarang memeriksa jenazah putrinya sebelum dimakamkan.

Ia mengatakan dirinya hanya dibolehkan melihat jenazah di bagian wajah, namun dilarang melihat kepala bagian belakang.

Dibolehkan juga melihat kedua kaki, yang ia katakan memar.

Mahsa Amini meninggal di rumah sakit pada hari Jumat (16/09), setelah sebelumnya dirawat tiga hari dalam keadaan koma.

Amini ditangkap di ibu kota pekan lalu oleh polisi moral Iran.

Ia dituduh melanggar hukum yang mewajibkan perempuan untuk menutupi rambut mereka dengan hijab, dan lengan dan kaki mereka dengan pakaian longgar.

Amini mengalami koma tak lama setelah pingsan di pusat penahanan.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved