Sabtu, 4 Oktober 2025

Korban Meninggal Terdampak Banjir Pakistan Lampaui Angka 1.300

Banjir di Pakistan menyebabkan ribuan warga meninggal dunia, terkini dikabarkan korban meninggal melampaui angka 1.300 orang.

AFP/FIDA HUSSAIN
Pemandangan dari udara ini menunjukkan daerah pemukiman yang terendam banjir setelah hujan monsun lebat di provinsi Balochistan pada 29 Agustus 2022. Banjir di Pakistan menyebabkan ribuan warga meninggal dunia, terkini dikabarkan korban meninggal melampaui angka 1.300 orang. (Photo by Fida HUSSAIN / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Banjir di Pakistan menyebabkan ribuan warga meninggal dunia, terkini dikabarkan korban meninggal melampaui angka 1.300 orang.

Provinsi Sindh sisi selatan merupakan daerah terparah terdampak banjir.

Menurut data, 522 orang tewas, termasuk 219 anak-anak di dalamnya.

Aljazeera menuliskan, tambahan terbaru korban jiwa 25 orang tewas semalam di Pakistan saat gletser mencair dengan cepat dam menenggelamkan lebih dari sepertiga negara Asia Selatan itu.

Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional (NDMA) pada hari Senin melaporkan kematian, menambah jumlah total kematian dalam banjir dahsyat sejak Juni 1.314 orang, hampir sepertiga dari mereka, 458 di antaranya adalah anak-anak.

Rekor banjir telah menelantarkan lebih dari 33 juta orang, membuat negara tersebut kini berhadapan dengan penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air.

Baca juga: Menko PMK: Indonesia Bakal Kirimkan Bantuan Rp 7,1 Miliar untuk Bencana Banjir Pakistan

Jutaan orang tetap terdampar di tempat terbuka tanpa tempat tinggal atau makanan yang layak, dan rentan terhadap wabah penyakit, termasuk diare, infeksi pernapasan, dan penyakit kulit.

Dana Populasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA) pada akhir pekan memperkirakan bahwa setidaknya 128.000 wanita hamil membutuhkan perawatan medis mendesak di Pakistan, dengan 42.000 di antaranya diperkirakan akan melahirkan dalam tiga bulan ke depan.

Dr Azra Fazal Pechuho, menteri kesehatan provinsi Sindh yang paling parah dilanda bencana, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pemerintah sedang berusaha memberikan perawatan kebidanan kepada wanita hamil.

“Kami mendaftarkan wanita hamil di kamp-kamp bantuan. Kami bertujuan agar para wanita ini memiliki persalinan yang aman dan memastikan penyediaan vaksinasi dan perawatan nutrisi, ”katanya.

Terdampak Parah Perubahan Iklim

Diberitakan Tribunnews.com, seluruh desa kebanjiran, tanaman rusak, penyakit kini menyebar dan lebih dari 1.000 orang tewas, banjir yang memecahkan rekor di Pakistan memang telah meninggalkan jejak bencana.

Perlu diketahui, curah hujan yang ekstrem bersamaan dengan gletser yang mencair di utara negara itu, telah mempengaruhi sepertiga willayah Pakistan.

Dikutip dari laman ABC News, Selasa (6/9/2022), pola cuaca yang dikenal sebagai Monsun Asia Selatan pun turun di negara itu setiap tahun antara Juni hingga September, bahkan sering kali membawa hujan yang sangat dibutuhkan setelah musim panas.

Namun penelitian menunjukkan musim hujan tahunan kini semakin basah dan lebih berbahaya karena dampak dari perubahan iklim.

"Banjir membawa ciri-ciri perubahan iklim. Jika iklim lebih hangat, maka anda memiliki curah hujan yang lebih intens dan gletser lebih cenderung mencair serta runtuh lebih cepat, kedua hal itu datang bersamaan dalam peristiwa tragis di Pakistan ini," kata Ilmuwan Iklim CSIRO, Michael Grose.

Baca juga: PBB: Banjir yang Hancurkan Pakistan Bisa Perburuk Ketahanan Pangan di Afghanistan

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved