Senin, 6 Oktober 2025

Populasi Harimau Liar di Nepal Meningkat Hampir 3 Kali Lipat sejak 2009

PM Nepal Sher Bahadur Deuba mengumumkan keberhasilan konservasi di mana populasi harimau liar di Nepal hampir tiga kali lipat dibanding tahun 2009.

Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Miftah
Pixabay/HanSolo
Ilustrasi harimau - Di 2022, populasi harimau liar di Nepal meningkat hampir 3 kali lipat sejak 2009, kata Perdana Menteri Nepal Sher Bahadur Deuba dalam pengumumannya. 

"Nepal telah menjadi pelopor dalam penghijauan daerah untuk memastikan koneksi tersebut dipulihkan dan dipelihara," jelasnya.

Saat harimau dewasa dan menjauh dari orang tua, kata Henley mereka akan menyebar, dan itu hanya mungkin terjadi jika harimau dapat bergerak dengan aman.

Faktor kunci lain dalam kebangkitan harimau Nepal menurut Henley adalah keterlibatan masyarakat dalam proyek konservasi.

"Masyarakat adalah kekuatan pendorong di balik ini."

"Mereka dipekerjakan untuk melakukan penghijauan, mempertahankan kebiasaan itu, dan terlibat langsung dalam konservasi," katanya.

Baca juga: Kapal Gandum Pertama Ukraina Berlayar ke Lebanon, Krisis Pangan Global Diharapkan Mereda

Henley mengungkapkan bahwa World Wildlife Fund (WWF) telah terlibat dalam proyek ekowisata di Nepal.

Seiring dengan pulihnya populasi harimau, taman nasional untuk melindungi harimau telah menjadi tempat wisata yang populer, dengan pendapatan dari taman membantu mendukung kebutuhan masyarakat.

Terkait hal itu, Henley mengatakan bisa menumbuhkan investasi masyarakat dalam proyek konservasi.

Menemukan cara bagi manusia dan harimau untuk hidup berdampingan dengan aman menurut Henley merupakan bahan utama lainnya dalam memulihkan populasi harimau.

"Yang benar-benar dibutuhkan adalah pendekatan holistik."

"Memantau harimau, mengetahui di mana mereka tinggal, dapat membantu masyarakat tetap aman," jelasnya.

Nepal juga sukses dengan alat-alat praktis, seperti pagar anti-pemangsa untuk ternak dan penerangan batas desa pada malam hari untuk terhindar dari harimau.

Selain itu, menurut Henley, membuat program kompensasi bagi petani yang ternaknya dimangsa harimau juga memungkinkan koeksistensi manusia-harimau yang lebih baik.

Konservasionis mengacu pada konsep yang dikenal sebagai "daya dukung sosial" untuk menggambarkan kapasitas komunitas tertentu dalam mentolerir sejumlah hewan seperti harimau.

"Memahami dinamika dan daya dukung sosial itu adalah area fokus baru bagi kami," kata Henley.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved